Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pegawai KPK Menaruh harapan kepada Presiden

Suryani Wandari Putri Pertiwi
29/8/2019 23:02
Pegawai KPK Menaruh harapan kepada Presiden
Yudi Purnomo(Mi/ Rommy Pujianto)


PROSES seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah usai. Wadah Pegawai (WP) KPK menyatakan dukungan terhadap kandidat tertentu tidak akan berpengaruh lantaran proses capim sudah mengerucut menjadi 10 nama. pansel akan menyerahkan nama-nama itu kepada Presiden Joko Widodo pada pekan depan.

"Sekarang kami sudah tidak Peduli dengan nama calon yang berasal dari instansi mana. Kami fokus pada prosesnya sekarang mengingat sudah detik-detik terakhir," ujar Ketua WP KPK Yudi Purnomo kepada Media Indonesia, Kamis (29/8).

Pegawai KPK, sambungnya, masih berharap Presiden Jokowi memegang komitmennya untuk terus memperkuat lembaga antirasywah itu. Menurut Yudi, suara pegawai KPK merupakan representasi dari suara publik. Ia berharap Presiden tidak memilih figur-figur yang memiliki rekam jejak kontriversial dan cacat integritas.

"Ini suara masyarakat. Masyarakat juga yang menilai. Sekarang balik lagi apakah Pak Jokowi tetap pada komitmennya. KPK kan harus punya pendirian, tidak cacat integritas, dan punya keberanian," tandasnya.

 

Baca juga: Tanggapi Undangan KPK, Pansel : Kami Sedang Sibuk

 

Terpisah, Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menduga ada motif lain di balik kritik yang dilontarkan WP KPK dan koalisi sipil terhadap calon tertentu.

Menurut Koordinator MAKI Boyamin Saiman, mayoritas pegawai KPK tidak nyaman jika dipimpin komisioner berlatar belakang polisi dan kejaksaan karena dinilai memiliki rekam jejak buruk

"Faktor itulah yang diduga menjadi pemicu kritikan terhadap pansel. WP KPK sangat tidak nyaman dengan capim yang berasal dari kepolisian,' ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dari 20 kandidat yang lolos, terbanyak berasal dari Polri, yakni 4 orang, disusul akademisi 3 orang, 3 jaksa, seorang pensiunan jaksa, seorang hakim, dan seorang pengacara. Ada pula 2 pegawai negeri sipil (PNS), satu pegawai KPK, seorang komisioner KPK, seorang karyawan BUMN, satu penasihat Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, satu auditor Badan Pemeriksa Keuangan.

Hanya dua calon dari internal KPK yang lolos yakni, Alexander Marwata dan Sujanarko. Sejumlah nama dari internal KPK sebelumnya dinyatakan gugur yakni Basaria Panjaitan, Mohammad Tsani Annafari, Pahala Nainggolan, dan Laode M Syarif. Selain itu yang juga gagal yakni, Chandra Sulistio Reksoprodjo, Dedi Haryadi, dan Giri Suprapdiono. 

Boyamin menduga WP KPK dan koalisi khawatir kalau kandidat yang mereka dukung tidak masuk 10 besar.

"Bila dilihat, hanya dua calon dari KPK yang lolos di 20 besar. Patut diduga, WP KPK dan koalisi khawatir jika calon tersisa akan tidak masuk 10 besar," imbuhnya. (Antara/OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya