Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

NasDem Minta Media Asing Objektif

Bagus Suryo
21/8/2019 08:50
NasDem Minta Media Asing Objektif
Ketua Fraksi NasDem DPR, Ahmad Ali.(MI/MOHAMAD IRFAN)

KETUA Fraksi NasDem DPR, Ahmad Ali, menyesalkan pemberitaan sejumlah media asing yang terkesan membangun narasi bahwa reaksi warga Papua dalam kerusuhan yang terjadi merupakan efek dari kebijakan rasialis Indonesia. Ia meminta media asing melihat dan memberitakan secara objektif apa fakta sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

"Sangat disesalkan, banyak media asing seperti DW Jerman menggoreng isu kemarahan warga Papua atas perbuatan oknum sebagai reaksi kebijakan rasialis Indonesia," ujar Ahmad Ali.

Ahmad Ali meminta media asing objektif memandang proses dan fakta kebijakan pemerintah pusat di Papua saat ini.

"Lima tahun terakhir, transformasi besar dilakukan di Papua, dari otonomi khusus, infrastruktur, energi, dan apresiasi kebudayaan, sungguh fokus dilakukan Presiden Jokowi. Jadi kalau ada narasi kebijakan rasialisme, sungguh sangat disayangkan," terangnya.

Menurut Ahmad Ali, ulah sekelompok orang tidak bisa digeneralisasi sebagai kebijakan negara. Media asing harusnya bisa memosisikan dan menyajikan fakta secara objektif, bukan membangun narasi yang merusak citra Indonesia dalam pergaulan internasional.

Pengamat sosial budaya dari Universitas Pakuan Bogor, Jawa Barat, Agnes Setyowati, menganggap kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Papua pada Senin (19/8) justru bukan terjadi akibat rasialisme.  

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan ini mengatakan pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya yang jadi pangkal permasalahannya bukan merupakan bentuk rasialisme, melainkan tindakan arogan segelintir oknum.

Agnes menilai rasialisme ialah tindakan penguatan stereotip terhadap kelompok tertentu yang terorganisasi. Adapun apa yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya merupakan bentuk kesalahpahaman di antara berbagai pihak.  

Di lain pihak, Kontras Surabaya meminta pihak kepolisian mengungkap insiden di asrama mahasiswa Papua secara adil.

"Sikap kami, kepolisian harus serius mengungkap siapa dalang peristiwa perusakan bendera itu," kata Ketua Kontras Surabaya Fatkhul Khoir. (BN/Ant/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya