Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Manokwari, Papua Barat mencatat penemuan kasus baru Tuberkulosis (TBC) di daerah itu hingga Juli 2025 mencapai 550 kasus, bahkan ada pasien yang sudah menunjukkan resisten obat.
Plt Kepala Dinkes Manokwari Marthen Rantetampang di Manokwari, mengatakan penemuan kasus baru tersebut menjadi peringatan serius terhadap upaya eliminasi TBC di daerah itu.
"Menurut saya, TBC di Manokwari masih tergolong tinggi. Ini penyakit yang kerap dianggap biasa, padahal dampaknya luar biasa. Kami menemukan pasien TBC yang sudah menunjukkan resisten obat," ujarnya (6/8).
Ia mengatakan sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh petugas di fasilitas kesehatan memungkinkan pemantauan lebih baik terhadap pasien, di mana setiap pasien terdeteksi TBC akan dicatat dalam aplikasi, sehingga saat pasien tersebut berobat di mana saja bisa terdeteksi dan mendapatkan pelayanan lanjutan.
Namun, ia mengingatkan pasien yang menghentikan pengobatan di tengah jalan justru berisiko mengalami resistensi terhadap obat, yang membuat masa pengobatan menjadi lebih lama dan kompleks.
"Upaya eliminasi TBC, membutuhkan kolaborasi lintas sektor serta kesadaran masyarakat untuk menyelesaikan pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan," ujarnya.
Penanggung Jawab Program TBC Dinas Kesehatan Manokwari Sri Hartarti mengatakan deteksi kasus baru tersebut merupakan bagian dari strategi eliminasi TBC tahun 2030.
Strategi eliminasi TBC menekankan pentingnya mendeteksi sebanyak mungkin kasus sejak dini, untuk menghentikan rantai penularan.
"Jika kita bisa menangkap semua sumber penularan sekarang, pada tahun 2030, jumlah kasus akan menurun signifikan," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan periode yang sama, penemuan kasus baru tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2024 yang ditemukan 784 kasus baru.
Meski prevalensi TBC di Manokwari masih berada di angka 500 per 100.000 penduduk, jauh dari target nasional sebesar 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
"Sebanyak 550 penemuan kasus baru itu yang terdeteksi positif TBC. Tidak semua pasien terdeteksi TBC sempat menjalani pengobatan, ada yang sengaja tidak kembali ke fasilitas kesehatan (Faskes) untuk mendapat pengobatan, ada yang meninggal dunia lebih dulu," katanya.
Ia mengatakan dari 550 penemuan kasus baru, hanya 504 pasien yang menjalani pengobatan, yakni 479 pasien sensitif obat (TBC-SO) dan 25 pasien resisten obat (TBC-RO).
Pasien TBC-SO adalah pasien yang masih menjalani pengobatan TBC secara normal, belum terjadi resisten obat. Pasien ini harus menjalani pengobatan TBC selama enam bulan penuh agar bisa sembuh.
Sedangkan pasien TBC-RO adalah pasien yang menunjukkan bakteri TBC yang lebih resisten atau kebal terhadap obat akibat tidak teraturnya mengkonsumsi obat.
Pengobatan pasien TBC-RO membutuhkan waktu pengobatan lebih lama dibanding TBC-SO, biasanya 6-24 bulan.
"Angka ini justru menggembirakan, karena pasien-pasien itu kini dalam pengobatan. Ini juga berkat kerja keras petugas kesehatan di lapangan yang terus aktif melakukan pelacakan dan pelaporan," tambahnya. (Ant/M-3)
Indonesia kini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India.
Di Kota Tasikmalaya, kasus TBC cukup tinggi. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan sistem deteksi pelaporan hingga kasusnya bisa menurun
Akibat penyakit tersebut 15 orang meninggal dunia sebelum mendapatkan pengobatan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang jadi saksi penandatanganan 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam kunjungan resmi
Vaksin BCG, yang utamanya digunakan untuk melawan tuberkulosis (TBC), terbukti sangat efektif dalam melindungi bayi baru lahir dan anak kecil dari berbagai infeksi bakteri dan virus lainnya
Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama, termasuk penguatan promosi dan pencegahan, pemanfaatan teknologi, serta integrasi data dengan rumah sakit dan Puskesmas.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Ia juga mendesak negara-negara lain untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan serta mengadopsi inovasi untuk mencapai target eliminasi TBC.
Temuan kasus TBC di daerah itu pada tahun 2022 sebanyak 204 kasus, tahun 2023 sebanyak 190 kasus dan sepanjang tahun 2024 terdapat 143 kasus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved