Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KEBERHASILAN pemberantasan korupsi bukan hanya diukur dari jumlah kasus yang diangkat dan jumlah koruptor yang dipenjarakan. Besarnya potensi kerugian negara yang bisa diselamatkan juga menjadi ukuran keberhasilan yang tidak kalah penting.
Itulah semangat dari pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dengan pencegahan korupsi dan tata kelola dalam pidato kenegaraan di hadapan MPR, DPR, dan DPD beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyatakan sepakat dengan penekanan Presiden itu.
"Iya, sangat setuju dengan pidato Presiden kemarin. Dalam pembe-rantasan korupsi, yang harus kita dahulukan ialah pencegahan. Kalau hanya penindakan, tidak akan selesai. Toh, kita juga harus melihat di mana titik rawan dan titik lemahnya. Itu harus kita tutup peluang terjadinya korupsi itu. Itu kan ada pada aspek pencegahan," terang Alex, kemarin.
KPK, kata Alex, telah memiliki koordinasi, supervisi, dan pencegahan (korsupgah) yang telah berperan baik. "Penyelamatan dan penyerapan aset merupakan kegiatan pencegahan yang kerap dilakukan oleh KPK."
Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Yenti Garnasih mengemukakan pendapat senada. Ia menyatakan sepakat dengan pidato kenegaraan Presiden di hadapan MPR, DPR, dan DPD.
"Saya sepakat dengan pidato Presiden, pencegahan ini harus dikuatkan supaya tidak terjadi korupsi. Kalau penindakan itu kan berarti korupsi sudah terjadi. Karena sudah terjadi, apa boleh buat? Memang harus ditindak. Tetapi kalau fokus pada pencegahan, kita berbicara lebih awal, lebih preventif, jangan ada korupsi," kata Yenti saat dihubungi, kemarin.
Yenti juga sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa pemenjaraan orang dan puluhan kali operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK bukan alat ukur utama keberhasilan. Hal itu, kata Yenti, karena penafsiran yang seharusnya dipahami dalam pidato Presiden ialah semakin baik pencegahan maka semakin sedikit penindakan,
"Penindakan sedikit karena memang tidak terjadi korupsi," tuturnya. (Mir/X-6)
Berdasarkan komposisi pimpinan KPK 2024-2029 yang terdiri dari unsur kepolisian, jaksa, hakim, dan auditor BPK akan berpengaruh pada independensi KPK.
SETYO Budiyanto terpilih menjadi Ketua KPK periode 2024-2029 berdasarkan pemungutan suara yang dilakukan Komisi III DPR RI. Ia memiliki kekayaan senilai Rp9,6 miliar.
Pada Senin, 18 November, Setyo memaparkan visi misi dan pemikirannya soal lembaga antirasuah pada uji kelayakan dan kepatutan Capim dan Calon Dewas KPK yang digelar Komisi III DPR RI
KOMISARIS Jenderal Setyo Budiyanto terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie mengatakan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebaiknya tidak dihapus.
Komisi III DPR memutuskan mekanisme pemilihan voting saat menggelar rapat pleno penetapan calon pimpinan (capim) dan calon dewan pengawas (dewas) KPK.
Menurut dia, langkah itu untuk membantu Dewan Pengawas (Dewas) terhindar dari anggapan tertentu. Misalnya, dianggap melindungi terduga pelanggar etik.
Yusril menjelaskan, Prabowo tidak mengintervensi nama-nama capim KPK yang sudah diberikan Presiden RI Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) ke DPR
Feri berharap Presiden Prabowo dapat menyeleksi capim KPK atas dasar kebutuhan pemberantasan korupsi bukan untuk mengakomodir kepentingan tertentu.
Proses seleksi pansel untuk melahirkan capim dan dewas KPK adalah hal yang sangat krusial dan penting bagi penegakan tindak pidana korupsi ke depan.
DPR belum mengagendakan pembahasan soal calon presiden (capim) dan calon Dewan Pengawas (cadewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Yusril Ihza Mahendra mengatakan akan mengkaji status hukum panitia seleksi (Pansel) calon pimpinan (capim) dan dewan pengawas (dewas) KPK yang dibentuk era Presiden Joko Widodo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved