Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Polisi Pastikan 8 Korban Tewas Kena Peluru Tajam

Media Indonesia
18/6/2019 09:15
Polisi Pastikan 8 Korban Tewas Kena Peluru Tajam
Kepala Bagian Penerang­an Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra(ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

HASIL autopsi terhadap sembilan korban tewas dalam kerusuhan 21-22 Mei 2019 menunjukkan empat di antaranya meninggal karena tertembak peluru tajam. Selain itu, ada empat korban lainnya dipastikan tewas oleh peluru tajam, tanpa melalui autopsi.

Sejauh ini, polisi baru mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP) lima korban. “Yang meninggal dunia sudah lima telah diketahui di TKP temuan korban tersebut,” kata Kepala Bagian Penerang­an Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Asep Adi Saputra, di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Asep mengungkapkan, secara keseluruhan kelima korban ditemukan meninggal dunia di wilayah Petamburan, Jakarta Pusat. Adapun TKP empat korban lainnya masih didalami.

“Kemudian dari sembilan korban sudah dilakukan autopsi dan hasilnya empat orang jelas merupakan korban meninggal karena adanya peluru tajam.”

Pihak kepolisian juga telah mengamankan proyektil dan saat ini masih dilakukan uji balistik. Asep menyebut, dari lima korban (tidak diautopsi RS Polri) lainnya juga dipastikan empat meninggal karena peluru tajam dan seorang karena benda tumpul. “Kenapa yang lima tidak sempat diautopsi? Karena pada saat kejadian itu langsung diambil pihak keluarga,” terang Asep.

Polri masih memastikan asal peluru tajam melalui uji balistik dari proyektil yang ditemukan di dua tubuh korban. “Atas nama Zulkifli tertembak pahanya dan bisa diselamatkan, sekarang masih dirawat. Dia termasuk korban yang diambil proyektil dan kita lakukan upaya uji balistik,” kata Asep.

Ia menambahkan, tim investigasi gabungan terus melakukan kegiatan koor­dinasi dengan lembaga-lembaga yang memiliki fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan.

Di kesempatan terpisah, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus kerusuhan 22 Mei belum diperlukan. Bamsoet meminta seluruh pihak mempercayakan pengu­sutan penyebab meninggalnya korban kerusuhan 22 Mei kepada Polri.

 “Sebaiknya kita percayakan kepada kepolisian dan semuanya kan sebagian besar sudah diungkap ke publik ya,” kata Bamsoet di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin, seperti dikutip Medcom.id.

Bamsoet menekankan polisi harus mengungkap aktor di balik kerusuhan. Banyak hal lain yang juga harus diungkap, termasuk sumber peluru tajam.

“Harus didalami terkait juga dengan beberapa isu bahwa ada penembak gelap. Ini perlu penjelasan lebih lanjut agar publik bisa mendapat keterangan yang lugas, jelas, dan tuntas. Agar tidak jadi beban sejarah di kemudian hari,” pungkas politikus Golkar itu. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya