Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Mayoritas Rakyat Nilai Pemilu Jurdil

Putri Rosmalia Octaviyani
17/6/2019 06:30
Mayoritas Rakyat Nilai Pemilu Jurdil
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas.(MI/PIUS ERLANGGA)

HASIL survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan mayoritas rakyat Indonesia percaya bahwa Pemilu Serentak 2019 berlangsung jujur dan adil (jurdil). Sebanyak 69% responden menilai pilpres berlangsung jurdil dan 68% berpandangan yang sama untuk pileg.

Dalam pemaparan di Jakarta, kemarin, Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas mengatakan hasil survei nasional bertajuk Kondisi Demokrasi dan Ekonomi Politik Nasional Pascaperistiwa 21-22 Mei: Sebuah Evaluasi Publik itu mementahkan sorotan negatif dari sebagian kalangan terhadap pelaksanaan pemilu.

Salah satu pihak yang meyakini pemilu tidak jurdil ialah pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka menilai pilpres sarat kecurangan dan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mendiskualifikasi pasangan terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Jadi anggapan bahwa pemilu tidak berlangsung jurdil tidak sejalan dengan penilaian mayoritas warga Indonesia," ujar Sirojudin.

Dari responden yang memberikan penilaian baik, imbuhnya, 14% menganggap Pilpres 2019 berjalan sangat jurdil dan 55% lainnya menganggap cukup jurdil.
Penilaian itu tidak jauh berbeda dengan di Pemilu 2009 dan 2014. Pada Pemilu 2009, sebanyak 67% responden menilai pemilu berlangsung jurdil, sementara pada 2014 lebih tinggi lagi, yakni 70,7%.

Sama halnya dengan penilaian terhadap pemilu, kata Sirojudin, masyarakat yang percaya terhadap sistem demokrasi Indonesia juga masih mendominasi.

Sebanyak 82% responden menganggap demokrasi ialah pilihan terbaik untuk Indonesia.

Sebanyak 66% masyarakat juga masih menganggap positif kondisi demokrasi di Indonesia. Angka itu memang menurun bila dibandingkan dengan sebelum kerusuhan 21-22 Mei yang mencapai 74%. "Namun, angka yang ada saat ini membuktikan bahwa masyarakat secara umum masih percaya dan belum menyerah dengan sistem demokrasi yang ada."

Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, menyatakan survei tersebut membuktikan bahwa meski mengalami berbagai tantangan, demokrasi di Indonesia masih memiliki tempat strategis di masyarakat. "Itu yang harus dijaga oleh semua pihak, khususnya pemerintah," tandasnya.
Menurut sosiolog UI, Thamrin Amal Tamagola, hasil survei SMRC merupakan modal yang sangat baik bagi perkembangan kehidupan demokrasi Indonesia ke depan.

Tepis anggapan
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Jerry Sambuaga, menyatakan hasil survei SMRC secara tidak langsung menepis anggapan kubu Prabowo-Sandi bahwa Pemilu 2019 penuh kecurangan.

"Pihak yang kalah pasti mengatakan kecurangan. Itu biasa. Kami rasa isu-isu kecurangan hanya ramai di media sosial yang tidak mencerminkan suara rakyat. Faktanya, masyarakat bisa menerima apa pun hasil pemilu," tandasnya.

Di lain sisi, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi, Faldo Maldini, menyatakan hasil survei SMRC tidak fair. "Survei itu kan mau bilang yang merasa pemilu kurang jurdil hanya pendukung paslon 02."

Faldo juga meminta SMRC menjelaskan kenapa hanya 14% yang menyatakan pemilu berjalan sangat jurdil. (Pol/Mir/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya