Suara Jeblok, Politisi Senior Tuntut KLB Partai Demokrat

Selamat Saragih
13/6/2019 17:13
Suara Jeblok, Politisi Senior Tuntut KLB Partai Demokrat
Politisi senior Partai Demokrat memberikan keterangan pers di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/6).(Antara)

POLITISI senior Partai Demokrat kecewa dengan perolehan suara partai di Pemilu 2019 yang anjlok menjadi 7,7%. Mereka meminta DPP Partai Demokrat segera menggelar kongres luar biasa (KLB) untuk mengevaluasi langkah organisasi.

Dalam konferensi pers di restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Kamis (13/6), para politikus senior yang dikomandoi oleh anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua juga mendeklarasikan Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD). Turut hadir Ahmad Mubarok dan Ahmad Yahya.

Hasil Pemilu 2019, menurut Max, menunjukkan jika Partai Demokrat ditinggalkan oleh konstituen. Hal ini, imbas sikap dari sejumlah kader yang menimbulkan kegaduhan dan dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar partai.

"Untuk itu kami menetapkan momentum puncak GMPPD dengan menyiapkan, mendorong, dan melaksanakan suksesnya Kongres Luar Biasa (KLB) selambatnya pada 9 September 2019," kata Max.

Baca juga: Sindir BPN, Andi Arief: Ujungnya Cuma Soal Bank Syariah

Menurut Max, posisi Demokrat kali ini lebih parah ketimbang saat mereka pertama kali ikut Pemilu 2004. Saat itu, Partai Demokrat meraup 7,45% dan duduk di posisi kelima. Pemilu kali ini melorot ke posisi ketujuh.

"Terkait kondisi ini, diperlukan introspeksi dan evaluasi menyeluruh untuk kemudian bersama guna membangkitkan semangat dan langkah bersama seluruh potensi dan kader mengembalikan marwah dan kejayaan Partai Demokrat," ucap Max.

Meski suara Partai Demokrat jeblok, Max tidak menyalahkan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Menurut dia, SBY sudah bekerja keras dan mau keliling daerah untuk mensosialisasikan partainya. Namun menjelang Pemilu, SBY harus menemani istrinya, Kristiani Herawati, yang sakit kanker darah. "Dosa, kalau kami salahkan pak SBY," ujarnya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya