Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

KIP Sebut Prabowo Korban Ketertutupan Informasi

Thomas Harming Suwarta
28/5/2019 21:05
KIP Sebut Prabowo Korban Ketertutupan Informasi
Komisioner KIP, Roman Lendong,(Ist)

KOMISI Informasi Pusat menilai calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan juga Sandiaga Uno dikhawatirkan menjadi korban ketertutupan informasi yang justru muncul dari internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang notabene tim kampanye mereka sendiri.

Klaim kemenangan dan juga kecurangan yang selama ini digembar-gemborkan oleh BPN Prabowo-Sandi pada akhirnya bersumber dari data-data yang tidak akurat dan itu begitu saja dipercaya oleh Prabowo.

"Saya justru khawatir apa yang dialami Pak Prabowo adalah dia menjadi korban dari ketertutupan informasi yang pada sisi lain beliau menerima begitu saja informasi yang masuk dari orang-orang di sekitarnya yang tidak cukup akurat dan bersumber dari informasi-informasi yang keliru. Jadi ada informasi yang disuplai dan itu informasi yang salah," kata Komisioner KIP, Roman Lendong, di Jakarta, Selasa (28/5).

Dasar adanya ketertutupan informasi di internal BPN kata dia setidaknya terkonfirmasi melalui temuan Bawaslu yang tidak menemukan fakta yang cukup terkait kecurangan atau pelanggaran yang dinarasikan oleh kubu 02.

"Itu saja kalau Pak Prabowo cerdik sebenarnya sudah tahu bahwa apa yang dia terima, informasi-informasi dari orang dekatnya bersumber dari informasi yang salah. Tim di sekitar Pak Prabowo entah sengaja atau tidak memaparkan informasi keliru atau dengan kata lain tidak berani memberikan informasi sebenar-benarnya terkait kondisi aktual penyelenggaraan Pilpres 2019. Di situ menurut saya beliau jadi korban ketertutupan informasi," jelas Roman.


Baca juga: Rekonsiliasi Politik Tak Harus Menunggu Prabowo-Jokowi Bertemu


Bagi dia, gelar perkara di MK hanya akan membuang-buang waktu saja karena dari berbagai hal yang disajikan oleh BPN tidak cukup kuat menjadi argumen di persidangan MK.

"Setidaknya Bawaslu sudah menjadi gambaran betapa narasi kecurangan yang selama ini dihembuskan adalah pepesan kosong saja. Jika di Bawaslu saja tidak hadir dengan landasan yang kuat, bagaimana di MK?" gugat Roman.

Dalam konteks keterbukaan informasi kata dia, baik Prabowo dan Sandi harus memastikan betul apakah narsasi yang selama ini digembar-gemborkan muncul dari dasar-dasar yang kuat atau hanya datang dari upaya sekelompok orang yang secara sengaja menjerumuskan Prabowo-Sandi dengan informasi keliru.

"Kalau ini yang terjadi maka sangat disayangkan. Sambil kita berharap agar ada kejujuran untuk menyampaikan informasi secara terang-benderang, apa yang benar dan apa yang salah. Jika langkah ini diambil maka Prabowo akan benar juga mengambil langkah politiknya ke depan," pungkas Roman. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya