SEJUMLAH fakta ditemukan saat pembacaan rekapitulasi penghitungan suara di wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur. Pengiriman surat suara untuk pemungutan suara ulang (PSU) dengan metode pos diduga dikirimkan ke alamat fiktif.
"Kami minta data without masking (dibuka semua). Namun setelah berulang kali diminta diberikan yang ada masking-nya, maka kami berinisiatif untuk cek," kata Yaza di Gedung KPU RI, Menteng, Jakarta, Minggu (19/5).
Pengecekan tersebut melalui data Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan 3 dengan penelusuran secara random ke sejumlah alamat. Namun, ternyata tidak ada WNI di seluruh alamat yang didatangi.
"Saat itu saya izin untuk cek ke gudang penyimpanan, oleh Ketua PPLN Kuala Lumpur diperbolehkan. Saya coba ambil sampel secara random sebanyak 10 surat suara. Lalu, ketika kami coba untuk cek ke lokasi lain di Sekinchan juga tidak ada nama WNI yang dimaksud," jelas Yaza.
Baca juga: Rekapitulasi PPLN Kuala Lumpur Alot, Ini Alasannya
Penelusuran tersebut dilakukan setelah PSU di Malaysia selesai dengan adanya surat suara metode pos yang sudah dikembalikan kepada PPLN Kuala Lumpur. Yaza terkejut dari sepuluh surat suara yang telah dikembalikan berasal dari alamat yang sama, yakni Jl Radin 110 Sekinchan.
"Dalam data itu ada ribuan pemilihnya yang tertulisnya di Sekinchan," sebut Yaza.
Hal itu kemudian ditanggapi oleh Ketua PPLN Kuala Lumpur, Yusron.
"Saya tadi mencoba cek di google maps, Jl Pekan Sekinchan. Di situ ada banyak perkampungan. Sebagai informasi, itu satu lokasi ada ratusan WNI di situ," ucapnya.
Menurut Yusron, alamat-alamat inilah yang ditulis WNI saat mereka mengurus paspor.
"Perputaran WNI di Malaysia itu sangat cepat. Datanya berdasarkan yang kami terima. Kami coba semaksimal mungkin penuhi hak suara WNI yang ada di Malaysia, secara lebih singkat," pungkasnya.(OL-5)