Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Sejak Awal Iman sudah Menolak Jadi Ketua KPPS

Media Indonesia
28/4/2019 06:30
Sejak Awal Iman sudah Menolak Jadi Ketua KPPS
Ilustrasi Kecelakaan(Ilustrasi)

PAGI itu, langit seakan runtuh bagi Ahmad Saeful Rohim dan keluarganya.

Mereka mendengar kabar sang adik, Imanudin HS, 25, meninggal dunia akbat kecelakaan lalu  lintas.

Sepeda motor yang dikendarai Iman hancur tidak berbentuk.

Tidak terbayang berapa banyak dan parah luka yang dialami pria yang berprofesi sebagai guru tersebut.

Namun, akhirnya Ahmad Saeful menerima dengan ikhlas kejadian tersebut.

Apalagi, ia  mengetahui bahwa almarhum mengalami kecelakaan akibat kelelahan terkait aktivitasnya yang padat sebagai Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan juga guru.

"Saya bertemu almarhum Sabtu, 20 April. Saya datang ke rumah orangtua terus mengobrol dengannya seputar pemilu. Singkat cerita, almarhum mengeluhkan pekerjaan sebagai ketua KPPS. Ia capek dan lelah kerja sampai subuh," ujar Ahmad Saeful Rohim saat dihubungi baru-baru ini.

Dari perbincangan singkat itu, Ahmad mengetahui bahwa Iman sejak awal sesungguhnya telah menolak diberikan tanggung jawab sebagai ketua KPPS di Desa Sukamaju, Kabupaten Pandeglang, Banten.

"Dari awal, dia tidak mau menjadi penyelengara pemilu karena honornya tidak seberapa, tetapi pekerjaannya melelahkan. Namun, ia selalu dipaksa atau dimotivasi oleh ketua PPS desa," ungkapnya.

Paksaan itu membuat anak bungsu dari sebelas bersaudara itu tidak mampu mengelak. Iman pun kurang tidur dan makan tidak teratur sejak dua minggu sebelum hari pencoblosan.

"Hari Minggu (21/4) pagi, saya datang lagi ke rumah. Almarhum bangun tidur langsung minum obat. Setelah itu, ia tidur lagi. Saya perhatikan di raut wajahnya tampak kelelahan. Keesokan harinya, tidak seperti biasa, menu sarapan paginya ia bungkus buat dimakan di sekolah. Sekitar pukul 06.20 WIB, ia berangkat ke sekolah. Tepat pukul 07.50, saya mendapat telepon atau kabar, adik saya mengalami kecelakaan di daerah Muara Desa, Marga Giri," ucapnya menahan tangis.

Ahmad dan keluarga pun berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan pemilu serentak. "Jangan sampai ini terulang." (Sru/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya