Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PENGAMAT politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 secara tidak langsung dimiliki oleh Partai NasDem.
Hal itu dinilai karena Partai NasDem menjadi salah satu partai dengan peningkatan elektoral paling signifikan dari Pileg 2014 jika dibandingkan dengan partai lain.
"Suka tidak suka memang Pileg 2019 ini sebetulnya milik NasDem. Dari 2014 yang cuma 6,7% saat ini menjadi 10% berdasarkan penghitungan real sementara dari KPU," tutur Adi saat dimintai tanggapan di Jakarta, Rabu (24/4).
Berdasarkan data di laman KPU, NasDem saat ini berada di urutan partai keempat peraih suara terbanyak dengan raihan suara sebesar 10,18%. Suara NasDem mengalami peningkatan sekitar 3,3% jika dibandingkan dengan Pileg 2014. PDIP sebagai partai peraih suara terbanyak hanya mampu meningkatkan suara sebesar 1% jika dibandingkan dengan Pileg 2014.
Adi, yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, menuturkan setidaknya ada tiga faktor yang membuat NasDem mampu meraih hasil mengesankan dalam Pileg 2019. Ketiga faktor itu ialah penempatan isu politik tanpa mahar, penentuan caleg tiap dapil, serta konsistensi NasDem membangun citra sebagai partai yang konsisten mendukung pemerintahan Jokowi.
"Ini tidak terlepas dari berkah NasDem yang sejak awal menjadikan Jokowi sebagai brand yang terus dijaga oleh NasDem sejak awal. NasDem sama sekali tidak khawatir mengusung Jokowi meskipun berisiko suara pemilih disedot oleh PDIP," tuturnya.
Adi menilai NasDem memang sejak awal serius untuk memenangi Pileg 2019. Hal itu terlihat dengan pemilihan caleg-caleg berkualitas untuk bertarung di tiap-tiap dapil. NasDem pun mengusung caleg yang berpotensi besar menang di tiap dapil.
Kawal suara
Ketua DPP Partai NasDem Willy Adirtya menuturkan NasDem akan terus mengawal perolehan suara yang saat ini terus direkap secara berjenjang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berdasarkan hasil real count KPU, Rabu (24/4), NasDem berada di urutan partai ke empat peraih suara terbanyak dengan raihan suara sebesar 10,18%.
"Kami optimistis presentase suara akan terus bertambah. Kita masih tunggu betul dan kawal terus proses penghitungan suara dengan mengerahkan saksi-saksi yang mengawal setiap proses perhitungan hingga nanti ke KPU RI," tutur Willy, Rabu (24/4).
Tahun ini NasDem meraih kenaikan suara signifikan jika dibandingkan dengan Pileg 2014 dengan perolehan suara nasional saat itu hanya 6,72%. Willy menjelaskan, keberhasilan NasDem tidak terlepas pada strategi penguatan caleg di tiap-tiap daerah pemilihan.
"Hasil yang signifikan ini merupakan bentuk amanah rakyat yang diberikan kepada NasDem untuk melakukan gerakan perubahan," ujarnya.
Dengan perolehan suara minimal 10%, NasDem diproyeksikan akan mampu mengonversi minimal 70 kursi DPR RI. NasDem juga berpeluang untuk mendapatkan unsur pimpinan komisi di DPR.
"Kami juga masih terus menghitung secara internal. Setelah semua selesai nanti, para caleg terpilih nanti akan mengikuti sekolah legislatif di Kampus ABN NasDem," tutur Willy.
Pendidikan sekolah legislatif NasDem dilakukan untuk memperkuat pembekalan para caleg yang akan bertugas menjadi kepanjangan tangan parpol di fraksi. NasDem akan memperkuat sistem presidensial untuk terus mendukung pemerintahan Jokowi. (X-6)
Surat dari DPP PDIP dibutuhkan untuk menyelesaikan perbedaan tafsir terkait penetapan caleg yang sudah meninggal pada Pamilu 2019. Dia juga menjelaskan surat balasan dari MA.
Yasonna keluar dari Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Jalur pulang dia berbeda dengan saksi lainnya.
Sidang akan digelar pada hari Senin (24/2) pukul 13.30 WIB di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, NasDem selalu konsisten mendukung dirinya saat bersama Jusuf Kalla maupun kini dengan KH Ma'ruf Amin.
Revisi UU Pemilu perlu disegerakan agar penyelenggara pemilu mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan proses sosialisasi dan tahapan Pemilu 2024.
Peserta sekolah legislatif akan mendapatkan berbagai materi pelajaran tentang kedewanan sebanyak 40%, kepartaian 30%, dan pembangunan karakter 30%
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved