Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Elite Parpol Harus Setop Narasi Provokasi Pasca Pemilu

Akmal Fauzi
23/4/2019 18:24
Elite Parpol Harus Setop Narasi Provokasi Pasca Pemilu
Kelompok Cipayung Pluis(MI/Akmal Fauzi)

KELOMPOK mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus mendesak elite partai politik (parpol) untuk menghentikan narasi yang bisa memecah belah masyrakat pasca pencobolosan pemilu.

Elite diminta menunggu hasil resmi yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Rakyat sudah bosan dengan narasi kebencian, jadi harus disetop. Kami meminta parpol, caleg untuk tunggu hasil resmi KPU dan menerima hasil pilihan rakyat,” kata Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Korneles Galanjinjinay di Jakarta, Selasa (23/4).

Ia meminta agar tidak ada lagi kalimat provokatif yang berhubungan dengan hasil suara baik pemilihan presiden maupun legislatif.

Sementara itu, Ketua Presidium Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI), I Kadek Andre Nuaba menegaskan, adanya deklarasi klaim kemenangan oleh kedua pasang calon presiden dan calon wakil presiden memicu kegaduhan di masyarakat.

Baca juga : JK Optimistis Kondisi Indonesia Tetap Aman

Apalagi, kata Andre, adanya ajakan gerakan massa untuk memprotes penyelenggaraan KPU.

“Padahal masih proses perhitungan. Ini negara hukum itu lebih elegan daripada kekuatan massa yang menimbulkan kegaduhan,” jelasnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Respiratori Saddam Al Jihad menambahkan, kegaduhan yang terjadi pasca pemilu membuat pergeseran makna demokrasi yang seharusnya dari rakyat oleh raktat untuk rakyat.

“Karena ada dikotomi, maknanya berubah dari elite oleh elite untuk elite karena kepentingan politik,” ujarnya

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan. Selain itu, banyaknya korban petugas pemilu maupun aparat dari penyelenggaraan pesta demokrasti lima tahunan ini perlu jadi renungan.

”Kita apresiasi pejuang demokrasi yang gugur menjalankan tugas. Untuk itu jangan diciderai, jangan dikotori oleh kelompok yang menyebarkan narasi kebencian yang memprovokasi,” jelasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya