Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pemimpin Islami Mampu Jaga Emosi

Akmal Fauzi
11/4/2019 08:10
Pemimpin Islami Mampu Jaga Emosi
Ketua DPP Golkar Bidang Keumatan Muhammad Zainul Majdi.(MI/BARY FATHAHILAH)

KETUA DPP Golkar Bidang Keumatan Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) mengajak masyarakat memilih pemimpin yang islami. Salah satu indikator pemimpin islami ialah mampu mengendalikan emosi.

"Karenanya pemimpin yang kerap mengumbar emosi bukanlah seorang pemimpin yang islami," kata TGB di Jakarta, kemarin.

Ciri lain pemimpin islami, kata TGB, ialah memiliki sikap positif dan menjauhi hal negatif. Pemimpin islami juga tak akan menebar kebencian. "Pemimpin yang islami juga tak akan bertindak emosional," ujar dia.

Ia menyatakan sisi religiositas masih menjadi faktor penting untuk memilih calon presiden di Indonesia. Sosok pemimpin yang dibutuhkan ialah mampu mengimplementasikan ajaran beragama dalam sikap dan perbuatan.

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu meyakini setiap ajaran agama di Indonesia mengajarkan umatnya untuk berbuat baik. Pemimpin dituntut pula punya hati dan pikiran yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan.

TGB pun menilai ciri pemimpin yang islami ada pada sosok calon presiden Joko Widodo. Menurut dia, Jokowi ialah pemimpin yang tak mengumbar emosi.

Kualitas sikap kepemimpinan yang islami ini juga tecermin dari praktik keseharian Jokowi yang tak pernah jauh dari ajaran agama. TGB bersaksi Jokowi ialah seorang pemimpin muslim yang taat.

"Kita bangga sebagai negara muslim dengan populasi terbesar di dunia dianugerahi Allah pemimpin yang bisa menjadi suri teladan. Bagaimana Pak Jokowi mampu menjalankan negara penuh dengan nilai-nilai luhur keislaman yang damai dan sejuk," jelas dia.

Berbahaya
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengajak masyarakat jeli dalam memilih presiden. Publik diminta tak menyerahkan kepemimpinan Indonesia pada seorang yang emosinya tidak stabil.

"Pemimpin yang emosinya tidak stabil seperti itu akan sangat berbahaya saat memegang tampuk kekuasaan negara," kata Karding di Jakarta.

Karding merujuk sosok capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Menurut dia, Prabowo semakin menunjukkan karakter emosionalnya yang tak terkontrol. Itu bisa dilihat saat debat keempat ketika Prabowo marah kepada penonton.

Emosi Prabowo, kata Karding, juga semakin tak terkendali saat kampanye terbuka. Misalnya, saat kampanye terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu, 7 April 2019, Prabowo sempat marah kepada salah satu pendukungnya yang terlihat mengobrol saat dia berpidato.

Bukan hanya itu, ucapan Prabowo dinilai tidak terjaga dengan kerap melontarkan kata-kata kasar, seperti 'ndasmu'. Puncak dari ketidakstabilan karakter Prabowo, kata Karding, terbongkar saat dia berpidato dengan memukul-mukul podium secara brutal. Segala fakta itu dianggap bisa membuktikan bagaimana perangai emosional Prabowo.

Sebaliknya, Karding menilai Jokowi ialah cermin pemimpin yang punya psike yang baik. (Medcom/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya