Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KETUA DPP Golkar Bidang Keumatan Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) mengajak masyarakat memilih pemimpin yang islami. Salah satu indikator pemimpin islami ialah mampu mengendalikan emosi.
"Karenanya pemimpin yang kerap mengumbar emosi bukanlah seorang pemimpin yang islami," kata TGB di Jakarta, kemarin.
Ciri lain pemimpin islami, kata TGB, ialah memiliki sikap positif dan menjauhi hal negatif. Pemimpin islami juga tak akan menebar kebencian. "Pemimpin yang islami juga tak akan bertindak emosional," ujar dia.
Ia menyatakan sisi religiositas masih menjadi faktor penting untuk memilih calon presiden di Indonesia. Sosok pemimpin yang dibutuhkan ialah mampu mengimplementasikan ajaran beragama dalam sikap dan perbuatan.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) itu meyakini setiap ajaran agama di Indonesia mengajarkan umatnya untuk berbuat baik. Pemimpin dituntut pula punya hati dan pikiran yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan.
TGB pun menilai ciri pemimpin yang islami ada pada sosok calon presiden Joko Widodo. Menurut dia, Jokowi ialah pemimpin yang tak mengumbar emosi.
Kualitas sikap kepemimpinan yang islami ini juga tecermin dari praktik keseharian Jokowi yang tak pernah jauh dari ajaran agama. TGB bersaksi Jokowi ialah seorang pemimpin muslim yang taat.
"Kita bangga sebagai negara muslim dengan populasi terbesar di dunia dianugerahi Allah pemimpin yang bisa menjadi suri teladan. Bagaimana Pak Jokowi mampu menjalankan negara penuh dengan nilai-nilai luhur keislaman yang damai dan sejuk," jelas dia.
Berbahaya
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengajak masyarakat jeli dalam memilih presiden. Publik diminta tak menyerahkan kepemimpinan Indonesia pada seorang yang emosinya tidak stabil.
"Pemimpin yang emosinya tidak stabil seperti itu akan sangat berbahaya saat memegang tampuk kekuasaan negara," kata Karding di Jakarta.
Karding merujuk sosok capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Menurut dia, Prabowo semakin menunjukkan karakter emosionalnya yang tak terkontrol. Itu bisa dilihat saat debat keempat ketika Prabowo marah kepada penonton.
Emosi Prabowo, kata Karding, juga semakin tak terkendali saat kampanye terbuka. Misalnya, saat kampanye terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu, 7 April 2019, Prabowo sempat marah kepada salah satu pendukungnya yang terlihat mengobrol saat dia berpidato.
Bukan hanya itu, ucapan Prabowo dinilai tidak terjaga dengan kerap melontarkan kata-kata kasar, seperti 'ndasmu'. Puncak dari ketidakstabilan karakter Prabowo, kata Karding, terbongkar saat dia berpidato dengan memukul-mukul podium secara brutal. Segala fakta itu dianggap bisa membuktikan bagaimana perangai emosional Prabowo.
Sebaliknya, Karding menilai Jokowi ialah cermin pemimpin yang punya psike yang baik. (Medcom/P-3)
Surat dari DPP PDIP dibutuhkan untuk menyelesaikan perbedaan tafsir terkait penetapan caleg yang sudah meninggal pada Pamilu 2019. Dia juga menjelaskan surat balasan dari MA.
Yasonna keluar dari Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Jalur pulang dia berbeda dengan saksi lainnya.
Sidang akan digelar pada hari Senin (24/2) pukul 13.30 WIB di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, NasDem selalu konsisten mendukung dirinya saat bersama Jusuf Kalla maupun kini dengan KH Ma'ruf Amin.
Revisi UU Pemilu perlu disegerakan agar penyelenggara pemilu mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan proses sosialisasi dan tahapan Pemilu 2024.
Peserta sekolah legislatif akan mendapatkan berbagai materi pelajaran tentang kedewanan sebanyak 40%, kepartaian 30%, dan pembangunan karakter 30%
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved