Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Jokowi Tetap yang Terbaik

Dero Iqbal Mahendra
02/4/2019 08:50
Jokowi Tetap yang Terbaik
PERTARUHAN SANG IDEOLOG: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh hadir sebagai narasumber dalam program Opsi di Metro TV, Jakarta, Senin (1/4).(MI/AGUNG WIBOWO)

KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan alasannya dalam mendukung Joko Widodo. Menurutnya, Jokowi merupakan sosok yang tepat dalam memimpin Indonesia saat ini dan ke depan.

"Jokowi masih tetap yang terbaik, tentu ketika kita memberikan dukungan kita melihat dari seluruh aspek pertimbangan yang ada, dan itu ada pada Jokowi," kata Surya dalam acara Opsi Metro TV bertajuk Pertahunan Sang Ideolog, di Jakarta, tadi malam.

Ia menjelaskan Indonesia saat ini membutuhkan sosok seperti Jokowi. Untuk itu, dirinya bersama Partai NasDem tidak ragu memberikan dukungan kepada Jokowi untuk kembali menjadi presiden periode 2019-2024.

Menurut Surya, dukungan kepada Jokowi bukan hanya datang dari NasDem, melain-kan juga keinginan banyak orang. Apalagi, sosok Jokowi merupakan orang yang tepat melanjutkan pembangunan di negeri ini.

"Kondisi pada saat sekarang ini, seorang figur pemimpin seperti Jokowi yang memang dia bolehlah saya katakan humble, rendah hati, bukan rendah diri. Dia bisa berinteraksi dengan seluruh kelompok masyarakat," jelasnya.

Bukan hanya itu, Jokowi juga dianggap memiliki etos dan disiplin kerja yang tanpa lelah mengemban tugas negara. Bahkan, Jokowi bisa memisahkan kepentingan dirinya tanpa mencampuradukkan urusan keluarga dengan jabatannya.

Meski begitu, Surya akan tetap secara objektif memberikan 'tamparan seorang sahabat' untuk mengingatkan Jokowi agar tidak terjerumus dalam kesalahan.

"Saya pikir semua kita menghendaki bahwa seluruh policy dan kebijakan berdasarkan pemahaman objektivitas. Bagaimana kita menjaganya? Jadilah kita ikhlas mendukung, memberi sanjungan, tapi tamparan sebagai seorang sahabat secara objektif tidak boleh hilang," pungkasnya.

Potensi perpecahan

Dalam kesempatan itu, Surya juga mengaku risau dengan berbagai kondisi politik di Indonesia saat ini, khususnya yang berkalitan dengan pemilu. "Sesuatu yang saya pahami dari proses kehidupan kebangsaan, setidaknya pada 17 April mendatang, saya sudah mengikuti sekitar 10 kali pemilu, dan pemilu kali ini memberikan indikasi yang cukup kuat perihal potensi perpecahan. Itu ada di ambang pintu, kalau kita tidak me-manage-nya dengan baik," tuturnya.

Ia menilai Indonesia saat ini tengah menghadapi suatu tantangan yang nyata dengan terbelahnya masyarakat. Selama ini masyarakat memiliki kesadaran untuk menempatkan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan yang lain. Namun, saat ini hal tersebut semakin terkikis.

"Kesadaran menempatkan kepentingan nasonal di atas kepentingan yang lain, sekarang ini sudah terkikis oleh kepentingan sempit golongan dan kelompok tertentu," tegas Surya.

Ia menyatakan fakta-fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa politik saat ini bukan lagi politik persatuan, melainkan politik identitas, politik perbedaan. Padahal, kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini disatukan ideologi Pancasila. "Ketika itu tidak lagi menjadi suatu tujuan, tetapi yang ditonjolkan ialah politik aliran dan identitas, maka ini sangat merisaukan hati."

Oleh sebab itu, imbuhnya, tugas semua lapisan masyarakat untuk menjaga itu semua. Semua harus menyadari bahwa Indnesia merupakan hasil perjuangan seluruh elemen masyarakat sehingga terwujud kemerdekaan. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya