Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ujaran Jokowi Merasa Difitnah adalah Bentuk Klarifikasi

Putri Rosmalia Octaviyani
25/3/2019 14:59
Ujaran Jokowi Merasa Difitnah adalah Bentuk Klarifikasi
(MI/AKMAL FAUZI )

CALON presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) bicara bahwa dirinya selama ini selalu difitnah, dihina dan direndahkan habis-habisan. Ia mengungkapkan itu saat bertemu para kiai dan pimpinan ponpes salafiah se-Banten di GOR Maulana Yusuf, Serang.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Ace Hasan, menegaskan ungkapan Jokowi merupakan bentuk klarifikasi karena selama ini sudah terlalu banyak fitnah menyerang Jokowi.

"Bagaimana pun para kiai, para ulama itu kan memiliki masa di bawah gitu ya, selama ini banyak di antara kiai dan ulama pun merasa membenarkan adanya fitnah-fitnah tersebut. Oleh karena itu, perlu dicounter, perlu diklarifikasi kepada mereka kalau itu tidak benar," ujar Ace, di gedung DPR, Jakarta, Senin (25/3).

Hal itu penting dilakukan Jokowi, karena menurut pengamatan dan berbagai survei diketahui masih ada masyarakat yang percaya akan berbagai fitnah pada Jokowi.

"Karena kita tahu bahwa beberapa survei menyatakan diantara 6-9% orang masih percaya Pak Jokowi itu misalnya terlibat dalam PKI, melegalkan zina, melegalkan LGBT dan lain-lain. Saya kira ini penegasan bahwa itu adalah fitnah dan hoaks," tutur Ace.

Baca juga: Jokowi kian Tegas Lawan Fitnah

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan seharusnya Jokowi fokus menyosialisasikan berbagai programnya. Jika menyampaikan merasa difitnah justru berpotensi mempersempit basis pemilih bagi Jokowi-Amin sendiri.

"Saya pikir sih sudah telat ya, harusnya bukan itu yang dia lawan sekarang. Yang dia lawan sekarang tuduhan bahwa dia nggak memperbaiki tuduhan ekonomi, keadaan politik, tidak rekonsiliatif," ujar Fahri.

Dengan berbicara merasa difitnah, lanjut Fahri, peluang suara yang sebenarnya mungkin akan mengarah ke Jokowi berpotensi hilang.

"Menjadi terlalu partisan. Saya sering katakan, untuk menjadi orang yang terpilih kembali di Indonesia sangat tidak susah. Cukup Anda tebar payung besar, menjadi pemimpin yang rekonsiliatif, terpilih," tutur Fahri.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya