Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pengamat: Politik Uang Berpotensi Meningkat Tajam di Pemilu 2019

Rahmatul Fajri
08/2/2019 13:48
Pengamat: Politik Uang Berpotensi Meningkat Tajam di Pemilu 2019
(Ilustrasi)

DIREKTUR Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memprediksi politik uang masih meramaikan putaran Pemilu serentak pada 17 April mendatang.

"Kemungkinan besar, politik uang meningkat tajam dibandingkan 2014," kata Burhanuddin ketika ditemui di Kemendagri, Jakarta, Jumat (8/2).

Baca juga: Dakwaan Jaksa Dianggap tidak Cermat

Burhanuddin mengatakan, tren meningkatnya politik uang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah sistem proporsional terbuka yang masih diterapkan. Padahal, kata Burhanuddin, dengan sistem proporsional terbuka membuat praktik politik uang terjadi.

Burhanuddin menjelaskan, berdasarkan penelitian yang ia lakukan pada tahun 2009, ketika sistem proposional terbuka diperkenalkan, tingkat praktik politik uang sebesar 10,5% pemilih. Pada Pemilu 2014, naik menjadi 33% pemilih. Artinya, kata Burhanuddin, ada tren yang naik dari tiap perhelatan Pemilu.

"Ini terkait dengan sistem pemilu yang tidak berubah, yang memberi insentif buat para caleg menggunakan uang sebagai amunisi untuk memenangkan kursi," tandas Burhanuddin.

Meningkatnya jumlah calon legislatif dan daerah pemilihan, menurutnya juga akan menjadi lahan baru bagi menjamurnya politik uang. Hal tersebut, kata Burhanuddin, disebabkan karena masih digunakannya uang sebagai faktor untuk meraup suara.

"Pada saat yang sama pula caleg yang berlaga di pemilu legislatif meningkat tajam, bertambahnya dapil dan jumlah kursi, maka kemungkinan besar politik uang akan meningkat tajam dibanding 2014," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya