Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kampanye Hitam, Bisa Merugikan atau Menguntungkan Kedua Kubu

Rahmatul Fajri
26/1/2019 15:39
Kampanye Hitam, Bisa Merugikan atau Menguntungkan Kedua Kubu
(MI/USMAN ISKANDAR)

PAKAR komunikasi politik dari Universitas Jayabaya Lely Arianie mengatakan kampanye hitam jelang Pilpres 2019 tak berdampak apapun bagi kedua paslon. Bahkan, sambug dia, hal tersebut akan merugikan sekaligus menguntungkan kedua kubu.

Teranyar, beredar tabloid Indonesia Barokah yang dilaporkan oleh tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena diduga berisi berita yang menyudutkan dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik. Lely mengatakan, kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Berkaca pada Pilpres 2014 lalu, cara yang sama juga terjadi dan terbukti tidak menguntungkan salah satu pihak.

"Dahulu, Pak Jokowi diserang dengan Obor Rakyat. Sekarang dengan tabloid Indonesia Barokah yang diserang Pak Prabowo, sama saja, keduanya dirugikan juga diuntungkan," kata Lely ketika diskusi di D'Consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1).

Baca juga: JK Minta Pengurus Masjid Bakar Tabloid Indonesia Barokah

Lebih lanjut, ia mengatakan dengan maraknya kampanye hitam, kedua kubu memiliki indikasi sebagai pelakunya. Pasalnya, ia menilai secara teori, kampanye hitam memang dilakukan guna mencapai tujuan tanpa mengorbankan diri sendiri. Praktik ini yang kemudian bisa memancing perang urat saraf.

"Perang urat saraf yang menyasar reaksi psikologi manusia. Jadi tanpa menggunakan peluru, ia bisa menyasar terhadap sasaran tembak yang diinginkan," kata Lely.

Selain itu, ia menilai, segala pendekatan dilakukan oleh kedua kubu untuk mencapai tujuan masing-masing. Ia mengatakan sasaran yang dituju adalah perubahan pemikiran pendukung yang militan.

"Sasarannya jelas, dibagi ke ulama dan mesjid, karena itu pelan dan pasti mengubah sikap orang yang militan," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya