Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kasus Rizieq-Firza

Djadjat Sudradjat Dewan Redaksi Media Group
07/2/2017 05:31
Kasus Rizieq-Firza
(youtube)

KETIKA pertama kali Whatsapp chat seks yang diduga dilakukan Rizieq Shihab dan Firza Husein mengemuka, banyak pihak tak percaya. Biasalah gosip murahan. Rizieq memang tengah dibidik. Banyak suara serupa itu. Namun, kata polisi, kian hari kian menemukan bukti. Dengan menghadirkan lebih dari delapan saksi dan ahli, polisi berpendapat ada kesamaan antara yang beredar di media sosial dan fakta di lapangan.

Kata polisi, kasus Rizieq-Firza tak sulit diusut, serupa kasus Ariel-Luna pada 2010. Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan, televisi, list kamar mandi, dan benda lain yang muncul dalam foto Firza, semuanya identik. Ia menegaskan, tak mengapa Rizieq dan Firza membantah. Keduanya memang membantah. Pihak Rizieq mengatakan, sejak aksi 4 November 2016, ia tak menggunakan telepon seluler.

Padahal, Whatsapp chat terjadi Agustus, dua bulan sebelumnya. Apa pun bantahannya, investigasi ilmiahlah yang akan membuktikannya. Hasil kerja tim ahli ini tak perlu pengakuan verbal pelakunya. Ahli forensik digital itulah yang akan memastikan foto itu asli atau rekayasa. Ahli antropometri menilai keaslian dari ukuran dan proporsi tubuh. Ahli suara mencocokkan rekaman telepon antara Firza dan wanita yang disebut ‘Kak Emma’.

Kepada Emma, Firza mencurahkan isi hatinya tentang Rizieq yang ingkar janji menikahi Firza. Firza pun berang bukan kepalang. Ini ia ceritakan kepada Emma. Akankah Rizieq yang kini tengah dikepung aneka persoalan hukum bisa berkelit? Para pendukung Rizieq tentu tak percaya atau menunggu dengan kecemasan tak tepermanai. Bagi lawan-lawannya, tentu ini sesuatu yang memang tinggal menunggu waktu. Mereka yang netral justru akan kehilangan kepercayaan kepada ulama.

Karena Rizieq, ulama jadi rusak citranya. Tuduhan bahwa selama ini Rizieq memanfaatkan agama untuk ‘kepentingan lain’ jadi kian terbukti. Rizieq memang bukan kali ini saja menghadapi kasus hukum. Imam Besar FPI ini bahkan telah dua kali dibui. Yang pertama, divonis tujuh bulan penjara pada 11 Agustus 2003 karena terbukti menghasut dan melawan aparat keamanan, memerintahkan merusak sejumlah tempat hiburan. Kedua, pada 2008 ia diganjar 1,5 tahun dalam kasus kekerasan di Monas.

Ia kini dikepung aneka persangkaan seperti pencemaran nama baik, penyebar kebencian, penodaaan Pancasila, dan fitnah terhadap pemerintah dalam soal logo palu arit pada lembaran uang rupiah baru. Ditambah kasus dugaan asusila ini, hari-hari selanjutnya bagi pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1965 ini, pastilah akan pulang-balik ke kantor polisi lebih kerap lagi. Bisa jadi lebih kerap dari seteru utamanya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang kini menjadi terdakwa kasus penodaan agama.

Firza, wanita beranak satu ini memang aktif dalam aktivitas FPI. Ia juga tersangka dugaan makar bersama beberapa orang lainnya. Mereka dijemput paksa polisi pada 2 Desember dini hari. Firza diduga menjadi salah satu penggalang dana untuk aksi bela agama. Ia juga Ketua Solidaritas Sahabat Cendana. Namun, putra mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto, menyomasi Firza karena dirinya dilibatkan tapi tak pernah dimintai izin.

Jika terbukti melanggar Pasal 4 UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi , yakni membuat dan memproduksi serta menyiarkan dan menyebarluaskan, Rizieq-Firza terancam masuk bui. Alangkah tragis jika semua ini terbukti. Seseorang yang dengan nyaring dan keras berupaya menjadi pembela Islam justru menjadi perusak Islam, seperti dituduhkan beberapa pihak. Aksi Bela Islam yang dimotori Rizieq pun menjadi kian kental aroma tak sedapnya.

Lagi-lagi, jika kasus itu benar, alangkah tragis nasib Rizieq dan FPI. Benarlah apa yang dikatakan sastrawan ternama kelahiran Irlandia, George Bernard Shaw, “Kita belajar dari sejarah bahwa kita tidak belajar apa-apa dari sejarah.” Rizieq tidak belajar apa-apa dari beberapa kasus, seperti dikatakan Firza, banyak pemimpin ambruk karena wanita.

Sebaliknya, jika kasus ini bohong belaka, Rizieq dan FPI tentu akan kian mendapat simpati karena Rizieq dan FPI menjadi korban musuh-musuh politiknya. Namun, apa pun faktanya, mestinya kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi Rizieq dan FPI untuk mengevaluasi diri. Aktivitas mereka mestinya lebih banyak mempertimbangkan harmoni. Bukan jalan konfrontasi dan menebar rasa benci yang menghabiskan energi.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.