Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
DIJUAL di online (daring). Nama produknya beras shirataki 5 kg, harga Rp1.250.000. Penjelasan terkait dengan detail produk antara lain berasal dari umbi porang (Amorphophallus oncophyllus). Populer di Jepang dan seluruh dunia sebagai makanan diet atau makanan pengganti karbohidrat bagi penderita diabetes, dan cocok juga untuk vegetarian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut porang sebagai komoditas mahkota. Komoditas itu sudah diekspor ke 13 negara dan punya potensi besar di masa depan.
"Ekspor porang pada 2020 sebanyak 32 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai Rp1,42 triliun ke Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, dan lain sebagainya. Ada peningkatan sebesar 160% dari 2019," kata SYL dalam sebuah talk show pada 25 Maret.
Porang menjadi salah satu komoditas yang masuk program gerakan tiga kali ekspor (gratieks). Kementan berupaya mendongkrak produksi porang untuk meningkatkan volume ekspor. Salah satunya melalui program budi daya porang seluas 32 ribu hektare di 37 kabupaten di 10 provinsi.
Upaya lainnya ialah melepas varietas porang madiun 1. Pelepasan varietas porang itu diinisiasi Pemerintah Kabupaten Madiun bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui sidang pelepasan varietas yang diselenggarakan Badan Benih Nasional pada 26 Februari 2020 di Malang.
Komoditas porang yang dilepas ialah varietas lokal yang sudah turun-temurun dibudidayakan petani porang di daerah Madiun. Tanaman porang telah dimanfaatkan sejak 1950-an dan budi daya porang tertua ditemukan di Madiun tepatnya di Desa Klangon, Kecamatan Saradan.
Website Litbang.pertanian.go.id menyebutkan masyarakat di Madiun sejak 1970-an telah melakukan budi daya secara sederhana dan menjual porang dalam bentuk umbi ke pengepul di Kabupaten Nganjuk. Umbi porang yang diperoleh petani berasal dari tanaman yang tumbuh liar di kawasan hutan Gunung Pandaan.
Karena permintaan porang yang terus meningkat, akhirnya sekitar 1980-an petani mulai membudidayakan sendiri tanaman porang yang berasal dari umbi, biji, dan bulbil (siung kecil sebagai alat perbanyakan)-nya (katak).
Porang panjat sosial ketika Paidi, 38, tampil di acara Kick Andy pada Oktober 2019. Warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, itu sempat menjadi penjual tahu dan pemulung. Kini, ia berpenghasilan hingga miliaran rupiah dengan budi daya porang.
Menurutnya, dari lahan 1 hektare ia bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp800 juta dalam dua kali panen selama dua tahun. "Ya, kalau dipotong biaya pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen, bisa dapat bersih Rp700 juta," kata Paidi.
Perhitungan finansial yang dimuat di website Pertanian.go.id pada 2 Maret 2020 menyebutkan, dalam hitungan normal, 100 pohon porang bisa menghasilkan Rp500.000-Rp625.000 dengan perhitungan sebagai berikut. 2,5 kg/umbi/pohon x 100 pohon = 250 kg umbi x Rp2.500/kg = Rp500.000-Rp625.000/100 pohon
Untuk luasan 1 hektare, bisa ditanam sebanyak 6.000 bibit sehingga bisa menghasilkan 24 ton/hektare, yaitu dengan penghitungan 6.000 x 4 kg. Jika 1 hektare bisa menghasilkan 24 ton dan dikalikan dengan harga Rp2.500/kg, kurang lebih bisa menghasilkan Rp60 juta/hektare.
Pengolahan umbi porang menjadi chip ataupun tepung dapat memberikan nilai tambah. Jika umbi porang dihargai sebesar Rp2.500/kg, chip porang dihargai sekitar Rp27.000/kg, dan harga tepung porang dapat mencapai Rp250.000/kg.
Mengapa porang paling dicari? Indonesia.go.id menulis porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomanan (glucomannan), serat kasar, dan gula reduksi.
Kandungan glukomanan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang. Glukomanan dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan, antara lain untuk produk makanan, seperti konnyaku, shirataki (berbentuk mi), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Selain itu, glukomanan dimanfaatkan industri kimia dan farmasi antara lain sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.
Porang yang berhasil panjat sosial itu kini kian diminati. Petani di berbagai pelosok negeri mulai beralih ke porang. Tidak hanya petani, seperti diberitakan media daring, anggota DPRD di pelosok NTT juga ramai-ramai tanam porang.
UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan.
ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.
KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.
ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.
BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved