Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Seeing is Believing

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
10/4/2021 05:00
Seeing is Believing
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ADA kabar gembira (lagi) di bidang ekonomi kita. Kabar baik itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, tengah pekan ini. Ia mengatakan peningkatan tren investasi telah mulai memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja secara maksimal.

Optimisme bahwa ekonomi mulai bangkit pada 2021 pun bolehlah terus digemakan. Tren investasi yang masuk sudah mulai menunjukkan korelasi dengan kualitas penyerapan tenaga kerja.

Hariyadi Sukamdani layak optimistis karena sebelumnya kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja terus turun. Pada 2013, investasi sebesar Rp398,3 triliun mampu menyerap 1,82 juta tenaga. Itu berarti investasi per Rp1 triliun mampu masih mampu menyerap 4.594 tenaga kerja.

Namun, pada 2014, daya serap investasi terhadap tenaga kerja mulai menurun. Investasi Rp463 triliun hanya mampu menyerap tenaga kerja 1,43 juta orang, alias per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 3.090 orang. Kemudian pada 2019, investasi sebesar Rp809,6 triliun hanya mampu menyerap 1,33 juta tenaga kerja sehingga per Rp1 triliun investasi hanya dapat menyerap 1.277 orang.

Begitu memasuki 2020, korelasi antara investasi dan penyerapan tenaga kerja mulai membaik. Pada kuartal I tahun lalu, investasi Rp210,7 triliun mampu menyerap 303 ribu tenaga kerja, yang menunjukkan per Rp1 triliun investasi mampu menyerap tenaga kerja 1.438 orang.

Lalu, pada kuartal II 2020, terdapat Rp191,9 triliun investasi dengan total penyerapan tenaga kerja 263 ribu orang sehingga investasi per Rp1 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 1.371 orang. Itu artinya tingkat kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja, yang tadinya menyusut, pada 2020 sudah rebound.

Efektivitas investasi terhadap penyerapan tenaga kerja akan lebih maksimal jika investasi difokuskan pada bidang padat karya. Selain itu, tidak semua sektor harus dilakukan otomatisasi dengan teknologi tinggi. Sektor-sektor seperti kelautan, perikanan, pertanian, dan produsen barang-barang rumah tangga masih bisa menggunakan tenaga kerja manusia.

Sektor-sektor seperti produksi susu, kedelai, peternakan, dan perkebunan juga masih bisa digenjot untuk menyerap tenaga kerja. Sejauh ini, industri susu, misalnya, 80% masih mengimpor, kedelai 90% masih impor, jagung, bidang peternakan, dan perkebunan juga masih terbuka luas untuk bisa digerakkan dalam menyerap tenaga kerja.

Pokoknya, semua sektor yang bisa dipacu mesti segera dipacu. Mumpung momentum sedang muncul. Apalagi angkatan kerja di negeri ini terus tumbuh. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan per Agustus 2020 jumlah angkatan kerja di Indonesia meningkat 2,36 juta orang menjadi 138,22 juta orang angkatan kerja jika dibandingkan dengan kondisi pada Agustus 2019.

Sayangnya, kenaikan angkatan kerja tersebut tidak berbanding lurus dengan tersedianya lapangan kerja. Malah, yang terjadi ialah tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2020 meningkat 1,84% menjadi 7,07% daripada tahun lalu.

Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja dalam periode yang sama ada 128,45 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja tersebut ikut turun 0,31 juta orang jika dibandingkan dengan posisi pada Agustus 2019.

Akan sangat jomplang bila sinyal menggeliatnya kembali perekonomian itu gagal menemukan jejak yang nyata di lapangan. Orang akan kebingungan dan terus bertanya: di bagian mana dan dirasakan siapa ekonomi mulai menggeliat, sedangkan pengangguran terus naik mengikuti deret ukur? Pemangku kebijakan harus menjawabnya dengan jejak yang nyata dan hidup. Seeing is believing.



Berita Lainnya
  • Kado Pahit Bernama Remisi

    21/8/2025 05:00

    TEMAN saya geram bukan kepalang.

  • Waspada Utang Negara

    20/8/2025 05:00

    UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan. 

  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.