Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pabrik Harapan bukan Bengkel Bom

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
05/4/2021 05:00
Pabrik Harapan bukan Bengkel Bom
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KELUARGA itu mestinya menjadi pabrik harapan dan sekolah kemanusiaan. Bukan industri kebencian apalagi bengkel bom. Karena itu, penguatan ketahanan keluarga sangat urgen dilakukan.

Ketahanan dan kesejahteraan keluarga didefinisikan secara apik dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Apik per definisi, tapi miskin dalam praktik dan perhatian negara.

Disebutkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga ialah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-materiel guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.

Andai negara berhasil mendorong keluarga meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin, niscaya tak ada keluarga yang menjadi pabrik kebencian apalagi menjadi bengkel pembuatan bom.

Faktanya jauh panggang dari api, keluarga menjadi pengebom. Karena itulah, Ketua DPR Puan Maharani menyatakan pentingnya menguatkan ketahanan keluarga untuk mencegah menyebarnya paham radikal dan menjadi benih lahirnya aksi radikal.

Menguatkan ketahanan keluarga jangan salah kaprah dengan mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga. Untungnya RUU itu kandas di Baleg karena ia mengintervensi sangat dalam soal hubungan intim dan hak reproduksi, juga terkait dengan integritas ketubuhan perempuan.

Tegas dikatakan bahwa regulasi sudah memadai. Dalam perspektif regulasi yang sudah ada, keluarga yang berketahanan dan berkesejahteraan ialah pilar dalam menjaga dan menguatkan bangsa dan negara, yang mampu mencegah radikalisme.

Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 menyebutkan delapan fungsi yang harus dijalankan keluarga meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yang terdiri atas fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

Keluarga mesti menjadi pabrik harapan dan sekolah kemanusiaan. Di dalam keluarga ada sukacita dan cobaan, cinta mendalam dan hubungan yang kadang-kadang dapat terluka. Meminjam istilah dalam Gaudium et Spes, keluarga sungguh merupakan sekolah kemanusiaan yang sangat diperlukan saat ini.

Paus Yohanes Paulus II menyebut cinta kasih sebagai prinsip dan kekuatan persekutuan keluarga. Tanpa cinta kasih itu keluarga bukanlah rukun hidup antarpribadi, dan begitu pula, tanpa cinta kasih keluarga tidak dapat hidup, berkembang, atau menyempurnakan diri sebagai persekutuan pribadi-pribadi.

Dalam keluarga tentu ada kesulitan, kadang piring bisa terbang. Akan tetapi, menurut Paus Fransiskus, keluarga ialah pabrik harapan. Dalam keluarga memang ada kesulitan-kesulitan dan anak-anak membawa tantangan. Namun, semua kesulitan itu dapat diatasi dengan kasih. Kebencian tidak dapat mengatasi kesulitan. Perpecahan hati tidak dapat mengatasi kesulitan. Hanya kasih yang dapat mengatasinya.

Tanpa kasih, hidup dalam keluarga itu hampa dan tidak berwarna. Agar keluarga menjadi sekolah kehidupan, kaum bijak menawarkan untuk mempribadikan tiga kata: terima kasih, tolong, dan maaf. Tiga kata magis untuk menangkal radikalisme sekaligus fondasi ketahanan keluarga.

Sudah waktunya negara untuk membangun keluarga sebagai pabrik harapan dan sekolah kemanusiaan. Hanya itu cara mencegah menjadi panjang daftar bom bunuh diri yang melibatkan keluarga.

Dua terduga pelaku bom bunuh diri di depan Katedral Makassar pada Minggu (28/3) diketahui merupakan pasangan yang baru menikah, yakni L sebagai suami dan YSF, istrinya.

Dari Mei 2018 hingga 13 November 2019, ada lima kasus teror bom yang melibatkan keluarga, baik suami-istri maupun anak, yakni di Surabaya, Jawa Timur, serta di Sibolga dan Medan, Sumatra Utara.

Kesadaran kolektif bangsa ini tentang ketahanan keluarga selalu muncul setiap terjadi pengeboman yang melibatkan keluarga. Setelah itu hilang tak berjejak membangun ketahanan keluarga. Jangan biarkan memori kolektif bangsa ini menjadi pendek.

Kewajiban pemerintah untuk mencegah terorisme seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2019. Pencegahan dilakukan melalui kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

Sebelum seseorang atau keluarga terpapar radikalisasi, eloknya pemerintah melancarkan program kontra radikalisasi dengan melancarkan kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi. Setelah terpapar, baru menggunakan deradikalisasi.

Pemerintah mesti aktif, bukan berpangku tangan menangkal infiltrasi jaringan teroris menyasar keluarga. Kontra radikalisasi sesungguhnya instrumen peneguhan ketahanan keluarga, sekaligus mencegah keluarga sebagai pabrik kebencian dan bengkel bom.



Berita Lainnya
  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.