Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Visi Kenabian di Peta Jalan Pendidikan

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
09/3/2021 05:00
Visi Kenabian di Peta Jalan Pendidikan
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

AGAMA tersusun atas akhlak, akidah, dan ibadah. Namun, kiranya banyak di antara kita yang mereduksi agama menjadi akidah dan ibadah. Sekurang-kurangnya, mereka lebih mementingkan akidah dan ibadah.

Mementingkan akidah bisa memicu pertentangan. Kita seringkali mempertentangkan akidah agama kita dengan akidah agama lain. Pertentangan akidah bisa juga terjadi dalam satu agama, misalnya antara Ahmadiyah dan Islam arus utama atau antara Protestan dan Saksi Yehovah. Mereka saling mengafirkan. Kafir-mengafirkan biasanya berurusan dengan akidah.

Berlebihan dalam memegang teguh akidahnya sendiri bahkan bisa memicu radikalisme dan terorisme. Islamic State, misalnya, mengidap paham taqfiri, yakni paham yang mengafirkan sesama muslim dan penganut agama lain. Mereka menebar teror mematikan terhadap siapa pun yang mereka anggap kafir atau murtad.

Pun mengedepankan ibadah bisa memantik pertengkaran. Dalam Islam terjadi pertengkaran antara mereka yang salat subuh memakai qunut dan yang tidak.

Agama tersusun setidaknya atas akhlak dan fikih. Akan tetapi, kiranya tak sedikit yang mengidentikkan agama dengan fikih semata. Paling tidak mereka lebih mengedepankan fikih ketimbang akhlak.

Fikih juga seringkali menyebabkan perbedaan bahkan permusuhan. Fikih Muhammadiyah berbeda dengan fikih Nahdlatul Ulama. Syiah bermusuhan dengan Sunni gara-gara perkara fikih.

Para nabi sesungguhnya diturunkan ke muka bumi pertama-tama untuk mengubah akhlak. "Aku tidak diutus kecuali untuk memperbaiki akhlak," kata Nabi Muhammad. Ajaran atau perintah terkait akidah dan ibadah datang kemudian.

Kita-kiranya bersepakat perihal akhlak. Semua agama, peradaban, kebudayaan, bersepakat bertengkar itu buruk. Celaka bila pertengkaran itu disebabkan perbedaan akidah dan tata cara ibadah. Dibutuhkan akhlak mendamaikan pertengkaran itu.

Pula, semua agama, peradaban, kebudayaan, bersepakat korupsi itu buruk. Ketua KPK Firli Bahuri merumuskan korupsi sebagai kekuasaan plus kesempatan minus integritas. Integritas terkait erat dengan akhlak. Supaya korupsi berkurang, perlu pendidikan akhlak.

Celakanya, sejumlah koruptor kita kenal sebagai ahli ibadah. Ada koruptor bertitel haji bahkan berkali-kali berhaji sehingga bila boleh, gelar ‘H’ dipasang berderet di depan namanya. Sejumlah koruptor berasal dari partai politik berideologikan agama yang semestinya urusan akidah mereka sudah beres. Mereka kiranya tidak berakhlak meski rajin beribadah dan berakidah.

Itulah sebabnya banyak ulama dan cendekiawan mengutamakan akhlak. Saya beberapa tahun lalu membaca artikel Haidar Bagir di Majalah Tempo yang mengajak kita lebih mengedepankan akhlak ketimbang akidah dan ibadah. Saya sedang membaca buku yang ditulis Jalaluddin Rachmat berjudul Dahulukan Akhlak di Atas Fikih.

Mendahulukan akhlak bukan berarti mengabaikan atau meninggalkan akidah, ibadah, dan fikih. Tidaklah berakhlak mereka yang mendahulukan akhlak, tetapi melupakan akidah dan ibadah. Tidak sempurna beragama mereka yang mengutamakan akhlak, tapi meninggalkan ibadah dan akidah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diberitakan tengah merancang Peta Jalan Pendidikan 2020-2035. Kemendikbud merumuskan Peta Jalan Pendidikan itu sebagai ‘Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila’.

Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 itu menjadikan akhlak mulia, akhlakul karimah, sebagai salah satu tujuan pendidikan. Itu artinya peta jalan pendidikan kita mengandung visi kenabian.

Akan tetapi, organisasi keagamaan dan partai politik berbasis agama mempersoalkan Peta Jalan Pendidikan 2020-2035. Mereka mempersoalkannya karena tidak ada kata agama dalam rumusan atau konsep besar peta jalan pendidikan itu.

Mereka kiranya ingin ada kata agama secara formal. Padahal, secara substansial, ada agama di dalam peta jalan itu, yakni akhlak mulia. Sekali lagi, substansi diutusnya para nabi pembawa agama-agama ialah memperbaiki akhlak.



Berita Lainnya
  • Jokowi dan Agenda Besar

    18/7/2025 05:00

    PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.

  • Obral Komisaris

    17/7/2025 05:00

    SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).

  • Uni Eropa, Kami Datang...

    16/7/2025 05:00

    Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.

  • Aura Dika

    15/7/2025 05:00

    TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.

  • Gibran Tuju Papua Damai

    14/7/2025 05:00

    KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.  

  • Negosiasi Vietnam

    12/7/2025 05:00

    DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.

  • Akhirnya Komisaris

    11/7/2025 05:00

    PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.

  • Tiga Musuh Bansos

    10/7/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

  • Senjata Majal Investasi

    09/7/2025 05:00

    ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.

  • Beban Prabowo

    08/7/2025 05:00

    Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

  • Senja Kala Peran Manusia

    07/7/2025 05:00

    SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.

  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.