Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Memuluskan Stimulus

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
17/2/2021 05:00
Memuluskan Stimulus
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

SALAH satu kata populer di situs pencarian daring dalam kurun setahun terakhir ialah ‘stimulus’. Di sejumlah laman berita arus utama, frasa ‘stimulus ekonomi’ bahkan masuk 5 besar berita paling populer selama pandemi covid-19.

Popularitas kata 'stimulus' ternyata berbanding lurus dengan realitas yang hidup di banyak negara. Laporan majalah The Economist edisi terakhir (13 Februari 2021) menunjukkan, hingga awal tahun ini, seluruh dunia sudah menggerojokkan dana stimulus sebesar US$12,7 triliun (setara Rp177,8 ribu triliun).

Anggaran sebesar itu mengeruk lebih dari 12% produk domestik bruto (PDB) dunia, juga mencapai 11 kali PDB Indonesia. Sebuah parade angka stimulus terbesar sejak gagasan tersebut dikenalkan pertama kali oleh John Maynard Keynes, ilmuwan besar Inggris.

Pada 1930-an, Keynes memimpin revolusi pemikiran ekonomi menantang gagasan ekonomi neoklasik. Penganut neoklasik meyakini bahwa pasar bebas, dalam jangka pendek hingga menengah, akan mengisi seluruh lapangan pekerjaan asalkan tuntutan upah pekerja fleksibel. Keynes berpendapat lain. Menurut dia, permintaan agregatlah yang menentukan tingkat aktivitas ekonomi. Melemahnya permintaan secara agregat akan memicu pengangguran dalam jangka waktu lama.

Menurut ekonomi Keynesian, campur tangan pemerintah diperlukan untuk menstabilkan 'kempis-kembangnya' siklus aktivitas ekonomi. Keynes mendukung penerapan kebijakan fiskal dan moneter untuk mencegah dampak buruk resesi dan depresi ekonomi. Dari situ, muncullah kebijakan stimulus ekonomi yang diharapkan menjaga daya beli, menggerakkan permintaan, dan membuat roda ekonomi kembali melaju.

Langkah itu juga dilakukan Indonesia. Berdasarkan catatan, stimulus Indonesia digelontorkan menjadi tiga termin. Pertama, stimulus sebesar Rp8,5 triliun yang diluncurkan pada Februari 2020. Anggaran ini ditujukan untuk penguatan ekonomi domestik melalui akselerasi belanja negara dan mendorong kebijakan belanja padat karya. Stimulus fiskal ini diberikan ke sektor industri yang terdampak.

 

Kedua, stimulus sebesar Rp22,5 triliun pada Maret 2020. Dana ini difokuskan untuk mendukung daya beli masyarakat dan mendorong kemudahan ekspor-impor melalui stimulus fiskal dan nonfiskal, serta kebijakan sektor keuangan.

Ketiga, stimulus sebesar Rp405,1 triliun pada Maret 2020. Stimulus ini fokus untuk kesehatan masyarakat dan perlindungan sosial, serta stabilitas sistem keuangan. Perinciannya, dana disalurkan ke program kesehatan, jaring pengaman sosial, dukungan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dunia usaha dan pemulihan ekonomi, serta kebijakan sektor keuangan.

Stimulus ketiga kemudian ditambah dengan akumulasi dana menjadi Rp695,2 triliun atau setara 4,2% dari PDB. Pada 2021 ini, stimulus dilanjutkan dengan fokus yang lebih didominasi UMKM, juga program pemulihan ekonomi nasional.

Setelah stimulus digerojokkan, benarkah mampu membangkitkan dan menggerakkan perekonomian? Harus diakui, butuh kajian yang lebih detail dan mendalam untuk menjawab hal itu. Tapi, setidaknya, tren pertumbuhan ekonomi yang mulai naik (kendati masih terkontraksi) menjadi sinyal bahwa stimulus membuahkan hasil.

Setelah ekonomi terkontraksi sangat dalam di kuartal II 2020 hingga tumbuh -5,32%, pada kuartal III ada perbaikan menjadi -3,49%. Di kuartal IV 2020, angin pembalikan mulai terasa, dengan perekonomian yang tumbuh -2,19%. Tren pertumbuhan yang mulai mendaki tersebut menunjukkan tanda bahwa stimulus ekonomi berjalan walaupun belum terlalu mulus.

Bagaimanapun, stimulus merupakan jalan pintas jangka pendek menahan kemerosotan ekonomi lebih jauh. Tanpa stimulus, boleh jadi angka-angka terdampak ekonomi buah dari pandemi covid-19 kian 'memerah'. Dengan ada stimulus saja jumlah masyarakat yang jatuh miskin bertambah 1,13 juta orang dalam kurun enam bulan (dari Maret 2020 ke September 2020) menjadi 27,55 juta (10,19%).

Maka, stimulus harus mulus agar resesi segera berhenti. Namun, terus-menerus mengandalkan stimulus (utamanya stimulus fiskal) sebagai resep pelumas ekonomi, berisiko menggelembungnya defisit dan membengkaknya utang. Ini jelas berisiko tinggi pada keberlanjutan ketahanan ekonomi kita.

Karena itu, sebagaimana diusulkan oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, jalan terbaik dari kemelut ekonomi ini ialah bergegas terbebas dari covid-19. Tapi, ada syarat dan ketentuan berlaku: masyarakat mau berkolaborasi menjaga disiplin protokol kesehatan dan sukarela menerima suntikan vaksin covid-19, bukan sekadar gembira menerima 'suntikan' stimulus.



Berita Lainnya
  • Kado Pahit Bernama Remisi

    21/8/2025 05:00

    TEMAN saya geram bukan kepalang.

  • Waspada Utang Negara

    20/8/2025 05:00

    UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan. 

  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.