Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KITA sering kali meratapi masa lalu, tidak memercayai masa kini, dan mencemaskan masa depan.
Begitulah, kita meratapi pelanggaran protokol kesehatan ketika proses pendaftaran kandidat kepala daerah ke KPU tempo hari. Bahkan, banyak yang masih meratapi mengapa negara ini dulu memutuskan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak diundur ke Desember tahun ini, bukan ke tahun depan.
Alasannya pandemi korona masih berlangsung dan tidak diketahui pasti kapan berakhir. Saat ini kita tidak percaya penyelenggara pilkada dan para pemangku kepentingan mau dan mampu menjaga protokol kesehatan selama pilkada.
Pun, sekarang ini kita tak percaya pengawas pemilu dan aparat penegak hukum akan menjerat pelanggar protokol kesehatan di pilkada. Kita ‘menyepelekan’ kemampuan kita menjaga protokol kesehatan dan menegakkan hukum atas pelanggaran protokol kesehatan itu.
Karena penyesalan dan ketidakpercayaan itu, kita mencemaskan pilkada 9 Desember menjadi klaster baru penyebaran covid-19. Keselamatan rakyat di atas segala-galanya. Orang lantas ramai-ramai meminta pilkada serentak ditunda.
Bila kita kecut pada sesuatu di masa depan, memang lebih gampang menghindarinya daripada menghadapinya. Pemerintah kelihatannya bergeming. Pemerintah menyatakan tahapan pilkada tetap berlangsung sesuai dengan jadwal.
Pemerintah, DPR, KPU, Bawaslu, dan DKPP bersepaham tidak menunda pilkada. Justru ketidakjelasan kapan covid-19 berakhir menjadi alasan pemerintah tetap menyelenggarakan pilkada.
Bila pilkada ditunda lagi, 270 kepala daerah yang berakhir masa jabatannya tahun ini diganti dengan pelaksana tugas. Pemerintahan daerah yang dipimpin pelaksana tugas bakal tidak leluasa mengambil kebijakan, termasuk kebijakan penanggulangan covid-19.
Karena tidak jelas pandemi kapan berakhir, tidak jelas kapan pilkada baru bisa diselenggarakan. Tidak jelas pula sampai kapan pemerintah daerah dipimpin pelaksana tugas. Pengambilan kebijakan penanggulangan pandemi covid-19 kian tidak jelas lagi. Makin lama pula pandemi covid-19 bercokol di daerah-daerah.
Korea Selatan, Prancis, Singapura, Belarusia, dan Jerman tetap menyelenggarakan pemilu di tengah pandemi covid-19. Singapura malah memajukan jadwal pemilu mereka. Amerika Serikat tetap menyelenggarakan pemilu tahun ini.
Kandidat petahana Presiden Amerika Donald Trump mengusulkan pemilu diundur, tetapi ditolak. Negara-negara tersebut juga menghadapi pandemi covid-19 serupa negara kita. Pandemi covid-19 di Amerika Serikat dan Prancis malah bisa dibilang lebih parah jika dibandingkan dengan Indonesia.
Negara-negara tersebut tidak menyesali pandemi covid-19 yang telanjur melanda mereka. Mereka juga percaya dan tidak menyepelekan kemampuan mereka menghadapi pandemi virus korona. Pun, mereka tidak mengkhawatirkan penyelenggaraan pemilu. Mereka bukan bangsa penyesal, penyepele, dan pencemas.
Kita semestinya bisa tetap menyelenggarakan pilkada serupa negara-negara lain menyelenggarakan pemilu di tengah pandemi covid-19. Syaratnya jangan jadi bangsa penyesal, penyepele, dan pencemas.
Kita seharusnya mempertimbangkan masa lalu, termasuk desakan penundaan pilkada, sebagai peringatan. Berbagai pelanggaran protokol kesehatan dalam tahapan pilkada dan desakan penundaan pilkada, kita jadikan peringatan untuk memperketat protokol kesehatan.
Buatlah mekanisme dan aturannya. Jangan memberi ruang bagi pengumpulan massa seperti konser musik. Desakan penundaan pilkada muncul setelah ramai pemberitaan soal konser musik. Penetapan nomor urut secara daring saja.
Ide kotak suara keliling bagus sekali diterapkan. Kreasi-kreasi lain yang bisa mengurangi potensi penyebaran covid-19 di pilkada silakan usulkan dan laksanakan. Tindak tegas pelanggar protokol kesehatan.
Maklumat Kapolri bisa menjadi dasar menindak siapa pun yang melanggar protol kesehatan selama pilkada. Perangkat hukum lain juga menyediakan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan.
Tinggal lagi kepastian penerapannya. Keberadaan mekanisme dan aturan serta penegakkannya akan membangun kepercayaan masyarakat bahwa kita mampu menyelenggarakan pilkada serentak secara aman dan demokratis.
Kita tidak lagi menyepelekan kemampuan kita menyelenggarakan pilkada di tengah pandemi covid-19. Pun kita tak terlu mencemaskan pilkada menjadi klaster pandemi covid-19. Pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2020 secara aman dan demokratis menjadi pembuktian kita bukan bangsa bermental penyesal, penyepele, dan pencemas.
IBARAT bunga layu sebelum berkembang, itulah sikap Rektor Universitas Gadjah Mada 2002-2007 Profesor Sofian Effendi terkait dengan dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.
ANDAI pemohon tidak meninggal dunia, kontroversi soal boleh-tidak wakil menteri (wamen) merangkap jabatan komisaris, termasuk merangkap pendapatan, bisa segera diakhiri.
MANA yang benar: keputusan Amerika Serikat (AS) mengurangi tarif pajak resiprokal kepada Indonesia dengan sejumlah syarat merupakan keberhasilan atau petaka?
PAK Jokowi, sapaan populer Joko Widodo, tampaknya memang selalu akrab dengan 'agenda besar'.
SANG fajar belum juga merekah sepenuhnya ketika ratusan orang memadati pelataran salah satu toko ritel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/7).
Bagi kita, kesepakatan itu juga bisa menjadi jembatan emas menuju kebangkitan ekonomi baru.
TUBUHNYA kecil, tapi berdiri gagah seperti panglima perang yang memimpin pasukan dari ujung perahu yang melaju kencang di atas sungai.
KESIGAPAN Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka patut diacungi dua jempol. Ia menyatakan kesiapannya untuk berkantor di Papua sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
DIPLOMASI itu bukan cuma soal politik. Pun, diplomasi atau negosiasi dagang tidak melulu ihwal ekonomi. Diplomasi dan negosiasi juga soal sejarah, kebudayaan, dan bahkan seni.
PENUNJUKAN seseorang menjadi petinggi badan usaha milik negara alias BUMN tak jarang memantik pertanyaan.
BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia. Itu ialah instrumen negara untuk melindungi ketahanan sosial ekonomi masyarakat.
ADA pernyataan menggemparkan dari Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, pekan lalu.
Kunci dari pemulihan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan memperkuat etika sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
SAYA terperangah ketika mengikuti orasi ilmiah Ulani Yunus. Pidato pengukuhan guru besarnya pada Kamis (3/7) sangat relevan dengan fenomena kekinian, yaitu senja kala dominasi manusia.
"DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."
MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved