Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Keserakahan

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
14/1/2020 05:10
Keserakahan
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

APA yang menyebabkan krisis global 2008? Jawabnya satu, 'keserakahan'. Keinginan untuk meraup keuntungan besar dalam waktu singkat membuat orang gelap mata. Saham-saham kategori 'sampah' dipoles menjadi 'emas'.

Ketika harga-harga saham bertumbangan, pemerintahan George W Bush pun menjadi panik. Apalagi ketika perusahaan jasa keuangan Lehman Brothers jatuh bangkrut. Di tengah bayang-bayang hancurnya perekonomian AS, Kongres terpaksa menyetujui penyediaan dana talangan sampai US$700 miliar.

Memang tidak mudah untuk mengawasi orang-orang yang serakah. Pasar Modal New York yang dikenal sangat ketat melakukan pengawasan akhirnya jebol juga. Mereka tidak sanggup mengawasi produk-produk keuangan derivatif yang dikemas dengan begitu canggihnya.

Selalu ada orang yang mencoba mengakali. Apalagi ketika berkaitan dengan dana begitu besar. Dana-dana pensiun atau asuransi yang paling rentan dimanfaatkan. Aturan yang begitu ketat untuk investasi pun bisa dijebol.

Sekarang kasus penggerogotan dana masyarakat sedang dihadapi PT Asuransi Jiwasraya (persero). Semua investasi yang spekulatif dan sekadar mengejar return tinggi akhirnya menjadi masalah. Ketika nilai kerugiannya semakin besar, kesalahan investasi itu semakin membelit perusahaan.

Arah balik ekonomi yang terjadi mulai akhir 2014 membuat semua perhitungan awal menjadi keliru. Yang tadinya mau untung malah menjadi buntung. Apalagi ketika keuntungan masa depan sudah telanjur dihitung sebagai keuntungan dan 'dibagi-bagi' kemarin.

Belum lagi persoalan Jiwasraya diselesaikan, kini kasus baru muncul lagi. Asuransi untuk prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, ASABRI, menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, dikorupsi lebih dari Rp10 triliun.

Kita belum tahu kebenaran berita yang terakhir karena Menko Polhukam mengaku mendapatkan informasi dari isu. Sebenarnya, level menteri seharusnya menyampaikan informasi berdasarkan informasi yang lebih tepat. Seorang menteri seharusnya menyadari 'His word is his bond'.

Kalau saja itu benar, kasus ASABRI hanya sejarah yang berulang. Pada sekitar 1995 ASABRI pernah mengalami nasib sama. Dana mereka sekitar Rp410 miliar dijanjikan pengusaha Henry Leo untuk diputar di bisnis properti. Ternyata bukan hanya janji return-nya yang tidak pernah bisa dipenuhi. Dana milik prajurit pun ikut raib.

Sekarang yang kita harus lakukan tidak sekadar menguak kasus itu, tetapi juga bagaimana menyelesaikannya agar dana masyarakat tidak sampai dirugikan dan lebih dari itu industri jasa keuangan tidak kehilangan kredibilitas.

Pengungkapan tanpa diikuti penyelesaian yang realistis hanya menimbulkan persoalan sebab sekarang ini orang menunggu bagaimana pemerintah menyelesaikan persoalan yang pelik ini.

Kecepatan dan kecermatan merupakan dua hal yang harus dilakukan secara bersamaan. Mengapa? Sebab, seperti kasus Jiwasraya yang sudah terjadi sejak 2006, tetapi cara penyelesaiannya hanya mengulur-ulur waktu. Padahal saat krisis, waktu itu ikut menentukan keberhasilan penyelesaian masalah.

Kecermatan diperlukan agar langkah yang diambil benar-benar menyelesaikan masalah keseluruhan. Jangan sampai kita menyelesaikan masalah dengan masalah. Kalau itu yang terjadi, namanya bunuh diri.

Bahkan, ibaratnya kita harus bisa menarik rambut dari atas tepung. Rambutnya harus bisa diambil, tetapi tepungnya tidak sampai berantakan. Karena itulah, para menteri jangan bicara sendiri-sendiri. Semua yang berkepentingan harus duduk bersama dan menyepakati langkah penyelesaian yang akan ditempuh.

Baru kalau memang sudah didapatkan kesepakatan dalam cara penyelesaiannya, disampaikan secara utuh kepada publik. Sekarang ini bukan waktunya untuk pencitraan. Kasus Jiwasraya dan juga ASABRI merupakan kasus yang bisa memicu krisis besar kalau tidak dicarikan cara penyelesaian yang cepat dan tepat.



Berita Lainnya
  • Dokter Marwan

    05/7/2025 05:00

    "DIA terus melawan. Hingga detik terakhir, saat-saat terakhir, ia melawan. Semoga Tuhan memberi kita kesabaran dan semoga Tuhan mengasihani para martir kita."  

  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.