Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Ucapkan Selamat Natal, Siapa Takut?

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group
25/12/2019 05:10
Ucapkan  Selamat Natal, Siapa Takut?
Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEMASA sekolah, saya menyambut Natal dengan perasaan sukacita serupa ketika menyongsong Lebaran. Terbayang lezatnya kue Natal. Terbayang juga lezatnya ketupat dan opor ayam di rumah seorang teman kristiani. Keluarga teman saya itu selalu menyertakan ketupat dan opor ayam sebagai santapan Natal serupa hidangan Lebaran.

Di malam Natal, saya dan sejumlah teman muslim mengunjungi rumah beberapa teman kristiani untuk menikmati hidangan Natal dengan rakusnya. Akan tetapi, saya tidak mengucapkan selamat Natal. Itu karena guru mengaji saya mengatakan haram mengucapkan selamat Natal. Walhasil, saya doyan mengunyah kue Natal mereka, tetapi emoh mengucapkan selamat Natal kepada mereka. Tidak fair, bukan?

Paling-paling saya ketika itu mengucapkan selamat Tahun Baru. Kata guru sekolah saya, mengucapkan selamat Tahun Baru  tidak mengapa karena semua orang, tak peduli agamanya, merayakan Tahun Baru.

Namun, bukankah Tahun Baru Masehi perhitungannya berawal dari kelahiran Isa Al Masih? Lalu, apa bedanya mengucapkan selamat Tahun Baru dan selamat Natal? Barangkali karena perhitungan tahun Masehi berawal dari Natal, dari kelahiran Yesus--selain juga karena waktunya berdekatan--ucapan selamat Natal senantiasa lazim disandingkan dengan ucapan selamat Tahun Baru.

Seorang teman di laman Facebook-nya mengunggah foto spanduk ucapan selamat Tahun Baru tanpa selamat Natal dari seorang politikus di Siantar, Sumatra Utara. Karena Natal dan Tahun Baru Masehi berada dalam satu tarikan napas, terasa aneh ucapan selamat setengah hati itu. Tak mengherankan jika spanduk tersebut menjadi bahan perbincangan.

Kita menghormati sang politikus, yang, mohon maaf, toleransinya hanya sebatas itu, mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan pemahamannya bahwa Natal dan Tahun Baru itu sesungguhnya satu tarikan napas.

Begitulah,  setiap menjelang Natal dan Tahun Baru, boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal senantiasa menjadi perbincangan. Kebanyakan yang mengharamkanya beralasan mengucapkan selamat Natal merusak akidah.

Bila sungguh demikian, bahwa mengucapkan selamat Natal merusak iman, betapa lebih kuatnya iman orang Kristen jika dibandingkan dengan orang Islam. 

Orang Kristen rajin mengucapkan selamat Idul Fitri, tetapi mereka tetap menjadi orang Kristen. Orang Kristen di Indonesia lima kali sehari mendengar azan atau panggilan salat lewat pengeras suara, tetapi mereka tidak terpanggil menjadi orang Islam. Orang Kristen di Indonesia sering kali berdoa yang disesuaikan dengan tata cara Islam, tetapi iman mereka tak lantas sempoyongan.

Orang Islam, ketika bulan puasa ada kedai makan buka saja, takut puasanya batal hingga kedai makan itu dirazia dan dipaksa tutup. Akidah orang Islam dikhawatirkan luntur bila mengucapkan selamat Natal sehingga otoritas ulama melarang hal itu. Bahkan, satu toko roti yang namanya sulit dilafalkan dan tak ada islaminya sedikit pun menolak menerima pesanan kue dengan ucapan selamat Natal.

Ketika mengikuti fellowship yang disponsori East-West Center, saya menghadiri ibadah umat Yahudi di satu sinagog di Washington, Amerika Serikat. Saya membolak-balik Torah atau Taurat berbahasa Inggris. Saya juga mencoba mengenakan kipah, topi khas Yahudi.

Saya tidak tergoda pindah agama hanya gara-gara memakai kipah. Toh, bentuknya mirip dengan topi haji, juga topi paus. Memakai kipah di sinagog saja tak mengubah iman seorang muslim,  apalagi bila cuma memakai topi sinterklas di mal. Toh mengenakan topi sinterklas yang banyak dilakukan pramuniaga atau resepsionis, urusannya lebih ke bisnis, tidak ada urusan dengan agama.

Anak-anak satu sekolah dasar negeri di Madiun, Jawa Timur, menghadiahkan tumpeng kepada anak-anak sekolah dasar Kristen di kota tersebut seraya mengucapkan selamat Natal. Anak-anak yang sebagian besar muslim ini tidak takut akidah mereka rusak. Ini tentu kabar baik bahwa toleransi di masyarakat Indonesia sesungguhnya besar. 

Yang ini juga kabar baik, atau justru kabar buruk, bahwa toko roti yang menolak pesanan kue dengan ucapan selamat Natal tadi kabarnya sepi pembeli.

Anak SD saja tak takut imannya luntur gara-gara bilang selamat Natal, masakah kita kalah dengan anak kecil? Selamat Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.



Berita Lainnya
  • Dramaturgi Noel

    26/8/2025 05:00

    IBARAT penggalan lirik 'Kau yang mulai, kau yang mengakhiri' yang sangat populer dalam lagu Kegagalan Cinta karya Rhoma Irama (2005)

  • Noel Tabola-bale Sidak, Pemerasan

    25/8/2025 05:00

    CERDAS atau dungu seseorang bisa dilihat dari kesalahan yang dibuatnya. Orang cerdas membuat kesalahan baru, sedangkan orang dungu melakukan kesalahan itu-itu saja,

  • Noel dan Raya

    23/8/2025 05:00

    MUNGKIN Anda menganggap saya berlebihan menyandingkan dua nama itu dalam judul: Noel dan Raya. Tidak apa-apa.

  • Semrawut Rumah Rakyat

    22/8/2025 05:00

    SEBETULNYA, siapa sih yang lebih membu­tuhkan rumah, rakyat atau wakil rakyat di parlemen?

  • Kado Pahit Bernama Remisi

    21/8/2025 05:00

    TEMAN saya geram bukan kepalang.

  • Waspada Utang Negara

    20/8/2025 05:00

    UTANG sepertinya masih akan menjadi salah satu tulang punggung anggaran negara tahun depan. 

  • Mengakhiri Anomali

    19/8/2025 05:00

    BANGSA Indonesia baru saja merayakan 80 tahun usia kemerdekaan.

  • Topeng Arogansi Bopeng Kewarasan

    18/8/2025 05:00

    ADA persoalan serius, sangat serius, yang melilit sebagian kepala daerah. Persoalan yang dimaksud ialah topeng arogansi kekuasaan dipakai untuk menutupi buruknya akal sehat.

  • Ibadah bukan Ladang Rasuah

    16/8/2025 05:00

    LADANG ibadah malah dijadikan ladang korupsi.

  • Maaf

    14/8/2025 05:00

    KATA maaf jadi jualan dalam beberapa waktu belakangan. Ia diucapkan banyak pejabat dan bekas pejabat dengan beragam alasan dan tujuan.

  • Maksud Baik untuk Siapa?

    13/8/2025 05:00

    ADA pejabat yang meremehkan komunikasi. Karena itu, tindakan komunikasinya pun sembarangan, bahkan ada yang menganggap asal niatnya baik, hasilnya akan baik.

  • Ambalat dalam Sekam

    12/8/2025 05:00

    BERBICARA penuh semangat, menggebu-gebu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Blokir Rekening di Ujung Lidah

    11/8/2025 05:00

    KEGUNDAHAN Ustaz Das’ad Latif bisa dipahami. Ia gundah karena rekeningnya diblokir.

  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.