Buah Keramahan

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
27/5/2019 05:10
Buah Keramahan
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

BERIKUT ini fakta menyenangkan, berkembang apresiasi untuk Polri yang dibantu TNI dalam menjaga keamanan dan ke­tertiban ketika terjadi demonstrasi pekan lalu.

“Bapak tinggal di mana?” Tanya seorang kawan kepada anggota Polri yang bertugas di kawasan Bundaran HI, Jakarta.

“Di hotel, Bu.”

“Bagus dong.”

“Di parkirannya juga hotel, Bu,” jawab polisi itu dengan nada bercanda, tapi tegas.

Tawa pun pecah. Di tengah ketegangan karena khawatir terhadap aksi demonstrasi, petugas dapat mencairkan dengan canda tawa.

Percakapan itu terjadi di hari ketika sebagian warga berunjuk rasa di Bawaslu. “Polisi itu ramah. Tidak seperti polisi di masa lalu,” kata seorang kawan.

Kawan itu bersama dua kawan perempuan lainnya datang menyapa polisi. “Keramahan polisi itu bukan hasil instan. Mereka tentu hasil didikan.”

Dalam  perjalanan ke Sukabumi, Sabtu (25/5), kawan itu menceritakan kenyataan yang lain lagi yang dilihatnya hari itu. “Di Polres Jakarta Barat banyak karangan bunga ucapan apresiasi.”

Bukan hanya di Polres Jakarta Barat, menurut detik.com (24/5), karangan bunga juga berjejer di Asrama Brimob Petamburan. Warga mengucapkan terima kasih karena polisi menangkap 183 perusuh. ‘Terima kasih, Pak Polisi, udah jagain kita semua’, tulisan di sebuah karangan bunga.

Demikianlah bersemi rasa aman di dalam hati warga berkat ke­siagaan Polri dibantu TNI. Sepatutnya orang bertanya, kekacauan macam apa yang terjadi di negeri ini bila Polri yang dibantu TNI tidak menjaga keamanan dan ketertiban dengan ramah?

Keramahan itu faktor utama yang mengatasi masalah di lapangan sehingga tidak terjadi konflik otoritas penanggung jawab keamanan dan ketertiban dengan kebebasan warga berekspresi yang berkemungkinan ada yang bertingkah laku tidak berdisiplin, yang tidak taat hukum.

Unjuk rasa itu hal yang seyogianya tidak perlu terjadi. Pilpres ialah wadah konstitusional untuk kita semua meng­usahakan perubahan yang efektif dan damai, bersandar pada cara-cara yang sah. Kenapa terjadi keraguan terhadap lembaga negara (KPU, Bawaslu, MK)?

Semua institusi negara itu dan orang-orang yang duduk di institusi itu merupakan produk kekayaan demokrasi, hasil bentukan dan pilihan pemerintah dan DPR. Kenapa menyangkut pilpres timbul ketidakpercayaan? Kenapa menyangkut pileg semua bisa menerima atau bila pun menolak keputusan KPU, menempuh cara-cara konstitusional melalui MK?

Terjadi ambiguitas, padahal pilpres dan pileg diselenggarakan serentak. Bukan hanya ambiguitas, juga terjadi kemunduran moral politik dalam berdemokrasi yang coba ditutupi dengan pernyataan yang menggampangkan persoalan, bahwa people power yang dimaksud ialah people power enteng-entengan.

Terima kasih kepada Polri yang dibantu TNI, yang sekalipun ramah, tidak menganggap enteng people power yang katanya enteng-entengan itu.



Berita Lainnya
  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.