Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Petarung dan Pemenang

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
16/5/2019 05:30
Petarung dan Pemenang
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI/ebet)

ADA fakta psikologis yang menarik hati. Fakta itu ialah semakin bertambah orang yang membahasakan dirinya sebagai petarung.

Terkadang sebutan petarung itu disertai dengan predikat 'sejati'. Sang diri pun bertambah kukuh menjadi petarung sejati.

Kata 'sejati' kiranya kata yang kerap digunakan justru di masa kita menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Di masa kita hidup dalam sistem otoriter, di masa Orde Baru, rasanya kata 'sejati' tidak 'eksis'. Apa yang bikin dia kini eksis?

Barangkali karena kita tidak lagi memercayai ada diri yang asli sehingga kita perlu menyebut 'diri sejati'. Untuk meyakinkan khalayak pembaca, misalnya, kita memulai kalimat dengan "Sejatinya..." yang menggantikan "Sesungguhnya...".

Dalam hal petarung rupanya ada petarung palsu, atau petarung kulit luar tok, sehingga orang perlu membahasakan diri sebagai 'petarung sejati'. Inilah petarung benaran, luar dan dalam. Bukan hanya kulitnya, melainkan juga isinya.

'Petarung', sejati ataupun palsu, akan kehilangan makna bila tidak dikaitkan dengan 'pemenang'. Petarung tidak hidup di alam angan-angan, atau di alam nyata berupa shadow boxing, tapi tidak pernah naik ring.

Jarak petarung dan pemenang pendek. Sekalipun jaraknya pendek, petarung belum tentu menjadi pemenang. Saya pikir itulah yang dialami Liverpool di Liga Primer. Sejauh ini, hingga musim ini yang punya kedua-duanya (petarung dan pemenang) ialah Manchester City.

Pemenang bisa ditumbangkan, bahkan dengan dramatis, bila kehilangan karakter petarung. Hal yang jarang terjadi karena itu sangat menggegerkan bila sampai terjadi. Hemat saya, itulah yang diderita Barcelona, sang pemenang, yang ditumbangkan Liverpool, sang petarung, di Liga Champions. Barca telah unggul 3-0 di kandang, tapi kemudian dihabisi 4-0 dalam laga tandang. Kenapa? Karena Barca kehilangan jiwa petarung. Maaf, di Anfield dia menjadi ayam sayur.

Contoh lain bagaimana Ajax, sang pemenang, ditumbangkan Tottenham Hotspur, sang petarung, juga di Liga Champions. Ajax pun telah lebih dulu unggul 1-0 di kandang lawan. Bahkan, pada mulanya membuat kejutan dengan mudah menyikat Tottenham 2-0 di Stadion Johan Cruyff. Dengan agregat 3-0 seperti mustahil Tottenham menjadi pemenang. Kenyataannya kemudian Ajax ditumbangkan dengan skor 3-2. Kendati agregat 3-3, berkat lebih banyak menggasak gol tandang, Tottenham yang maju ke final berhadapan dengan Liverpool.

Saya pikir kehebatan karakter petarung dan kehebatan karakter pemenang itulah yang sekarang kita saksikan di Liga Primer. Hasilnya, untuk pertama kali empat klub Inggris (Liverpool, Tottenham, Chelsea, dan Arsenal) yang tampil di final kejuaraan Eropa.

Kehebatan karakter petarung dan karakter pemenang itulah pula yang bikin Manchester City hanya unggul satu poin saja daripada Liverpool untuk menjadi juara Liga Primer. Itu pun harus menanti sampai detik terakhir musim ini.

Kata Juergen Klopp, pelatih Liverpool, tidak mudah mengalahkan City dengan kekuatannya yang sekarang dan keuangan yang dimilikinya. Sebaliknya, Pep Guardiola, pelatih City, berterima kasih kepada Liverpool yang membuat level mereka musim ini lebih tinggi daripada musim sebelumnya.

Demikianlah petarung dan pemenang saling menghormati. Hemat saya, itulah pula yang hendaknya bersama kita wujudkan dalam pilpres.



Berita Lainnya
  • Keyakinan yang Merapuh

    14/6/2025 05:00

    PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.

  • Lebih Enak Jadi Wamen

    13/6/2025 05:00

    LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.

  • Enaknya Pejabat Kita

    12/6/2025 05:00

    "TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''

  • Ukuran Kemiskinan\

    11/6/2025 05:00

    BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan

  • Bahlul di Raja Ampat

    10/6/2025 05:00

    PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.

  • Maling Uang Rakyat masih Berkeliaran

    09/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.

  • Menyembelih Ketamakan

    07/6/2025 05:00

    ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.

  • Uji Ketegasan Prabowo

    05/6/2025 05:00

    PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam

  • APBN Surplus?

    04/6/2025 05:00

    SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.

  • Pancasila, sudah tapi Belum

    03/6/2025 05:00

    NEGARA mana pun patut iri dengan Indonesia. Negaranya luas, penduduknya banyak, keragaman warganya luar biasa dari segi agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, ras, dan bahasa.

  • Arti Sebuah Nama dari Putusan MK

    02/6/2025 05:00

    APALAH arti sebuah nama, kata William Shakespeare. Andai mawar disebut dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.

  • Para Pemburu Pekerjaan

    31/5/2025 05:00

    MENGAPA pameran bursa kerja atau job fair di negeri ini selalu diserbu ribuan, bahkan belasan ribu, orang? Tidak membutuhkan kecerdasan unggul untuk menjawab pertanyaan itu.

  • Banyak Libur tak Selalu Asyik

    30/5/2025 05:00

    "LIBUR telah tiba. Hore!" Pasti akan seperti itu reaksi orang, terutama anak sekolah, ketika mendengar kata libur. Yang muncul ialah rasa lega, sukacita, dan gembira.

  • Apa Kabar Masyarakat Madani?

    28/5/2025 05:00

    SAYA lega membaca berita bahwa pemerintah tidak pernah dan tidak akan mempermasalahkan penyampaian opini publik dalam bentuk apa pun, termasuk kritik terhadap kebijakan.

  • Basa-basi Meritokrasi

    27/5/2025 05:00

    HARAP-HARAP cemas masih dirasakan masyarakat saat melihat kondisi birokrasi pemerintahan di Indonesia, baik di pusat ataupun di daerah.

  • Perseteruan Profesor-Menkes

    26/5/2025 05:00

    ADA benarnya pernyataan Sukarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”