Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
"IA bukan pelatih biasa," kata seorang teman wartawan. Ia yang dimaksud ialah Indra Sjafri, pelatih timnas U-22 yang pekan lalu berjaya di Piala AFF 2019 di Kamboja. 'Garuda Muda' membungkam juara bertahan Thailand 2-1.
Terasa ada oasis di situ. Tubuh dan pikiran kita pun terasa segar kembali. Rupanya Indra, selain pelatih, juga motivator, guru, dan orangtua tempat pemain bertanya. Ia selalu menanamkan rasa bangga pada negerinya. Pantaslah para pemain selalu berlaga serupa para patriot demi 'Merah Putih'.
Kemenangan itu di luar ekspektasi. Target PSSI kali ini berjaya di SEA Games 2019 di Filipina dan lolos putaran final Piala Asia U-23 pada 2020. Indonesia menjadi satu-satunya tim tak terkalahkan sejak babak penyisihan. Meskipun di Grup B hanya menjadi runner-up, 'Garuda Muda' mampu menjungkalkan Kamboja 2-0 sebagai juara grup.
Di semifinal, pasukan Indra Sjafri membenamkan Vietnam 1-0, negara yang peringkat sepak bolanya bertengger di posisi 99 Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Adapun Indonesia di peringkat 159 FIFA. Terlihat ada jarak yang jauh. Namun, anak-anak muda kita tak gentar. Di final, skuat 'Merah Putih' mengandaskan juara bertahan Thailand 2-1. Paripurna pencapaian itu.
Indra Sjafri nama yang saya dengar 'bunyinya' ketika timnas U-19 berlaga dan juara di Piala AFF pada 2013 di Sidoarjo, Jawa Timur. Kita menyaksikan permainan tim yang impresif; kompak, pantang menyerah, punya kecepatan, skill memadai, fisik prima, dan kesantunan yang terus dijaga.
Indra Sjafri membawa U-19 menjadi tim yang 'enak ditonton dan perlu'. Penonton selalu meruah setiap kali 'Garuda Muda' berlaga. Di mana-mana orang bicara Indra Sjafri dan timnas U-19. Kini untuk kali kedua Indra mengukir prestasi level Asia Tenggara di kelompok usia lebih tinggi. Tahun lalu timnas U-16 asuhan Fachri Khusaini juga berjaya di Piala AFF. Enam tahun tiga kali juara Asia Tenggara di kelompok usia muda sungguh capaian yang menghidupkan asa pada sepak bola kita.
Pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatra Barat, pada 1963 ini pula yang mengantarkan timnas U-19 lolos ke putaran final Piala Asia 2014 dengan membungkam Korea Selatan, sang juara bertahan, dengan skor 3-2. Terasa muskil. Justru inilah yang dilawan Indra. Selama ini para pemain seperti dibiarkan pikirannya dikuasai kemustahilan ketika melawan tim-tim kuat.
"Saya berusaha menanamkan mental dan kepercayaan diri yang kuat kepada anak-anak. Karena selama ini, mental yang dibangun selalu memosisikan kita berada di bawah. Jadinya, kita kalah terus," kata Indra.
"Jangan sampai otak atau pikiran mengatakan tak bisa karena jika begitu, niscaya otot-otot tubuh akan sepakat dan mematuhi otak. Kami percaya kekuatan pikiran sangat efektif dan hebat untuk meningkatkan kapasitas perjuangan para pemain," kata Indra lagi seperti tertulis dalam buku Indra Sjafri: Menolak Menyerah (2014) karya FX Rudy Gunawan di halaman 117.
Indra memang bukan pelatih yang berjejak dari pemain ternama. Ia pernah merumput membela PSP Padang 1986-1991. Itu sebabnya ada yang menjuluki Indra pelatih kampung. Ia mencari pemain dengan blusukan dari 'kampung ke kampung' meski ada yang mencibirnya. Namun, cara Indra justru terasa lebih membumi. Ia melihat fakta di lapangan, bukan dari laporan 'orang-orang suruhan'.
Sekadar menyebut beberapa nama seperti Evan Dimas Darmono (Jawa Timur) Maldini Pali (Sulawesi Barat), dan Yabes Roni Malaifani (Alor, NTT). Mereka ialah hasil blusukan Indra. Sebenarnya blusukan Indra karena kompetisi usia muda tak berjalan baik, sementara rekrutmen timnas mestinya dari kompetisi usia muda yang teratur.
Indonesia, kata Indra, negara besar yang harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dan betanding sampai titik darah penghabisan. Ia tak bosan memompakan elan vital pantang menyerah. Bagi Indra, ketika para pemain memasuki lapangan, tak ada yg dipikirkan kecuali memainkan bola dengan segala kehormatan untuk menang. Demi bangsa, yang pasti akan mematrikan rasa bangga. Kebanggan juga akan melahirkan kepercayaan.
Di dalam buku itu, Indra berusaha mendidik para pemain menjadi orang-orang besar, bukan manusia kerdil yang mau dipermainkan bangsa lain. Terasa motivasi itu.
Tanpa harus menunggu Indra mengangkat trofi tinggi-tinggi timnas senior di Piala AFF, bolehlah negara memberi penghargaan khusus kepada Indra Sjafri. Pelatih yang dua kali juara Asia Tenggara. Kontras dengan dunia politik yang tak sudah membuat publik terbelah. Dengan bola Indra membuat kita bersatu dan berdiri di atas kaki sendiri. Kita beberapa kali juara tanpa harus dengan pelatih asing.
PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.
Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.
SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.
SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.
ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.
PEKAN lalu, saya menyimak cerita dari dua pedagang mobil bekas dalam kesempatan berbeda.
LEBIH enak mana, jadi menteri atau cukup wakil menteri (wamen)? Menjadi menteri mungkin tampak lebih keren dan mentereng karena ia menjadi orang nomor satu di kementerian.
"TUGAS utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi.''
BERAPA jumlah orang miskin di Indonesia? Jawabnya, bergantung kepada siapa pertanyaan itu ditujukan
PERJUANGAN mengusir penjajah lebih mudah ketimbang melawan bangsa sendiri.
PRESIDEN Prabowo Subianto bertekad kuat, sangat kuat, untuk memberantas korupsi. Tekad itu tersurat tegas dalam pidato, tetapi tertatih-tatih merampas aset maling-maling uang rakyat.
ADA beberapa hal menarik dari peringatan Hari Raya Idul Adha, selain kebagian daging kurban tentunya.
PRESIDEN Prabowo Subianto kembali melontarkan ancaman, ultimatum, kepada para pembantunya, buat jajarannya, untuk tidak macam-macam
SAYA termasuk orang yang suka mendengar berita baik. Setiap datang good news di tengah belantara bad news, saya merasakannya seperti oase di tengah padang gersang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved