Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ANALIS Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menanggapi pernyataan Partai Golkar yang kembali mendukung Airin Rachmi Diany untuk maju di Pilkada Banten.
Hensat menilai, sudah seharusnya Partai Golkar mengusung Airin Rachmi Diany di Pilkada Banten. Sebab, Airin merupakan kader Golkar yang sudah terbukti kualitasnya untuk maju sebagai cagub Banten.
"Menurut saya sudah seharusnya Partai Golkar mengusung kadernya sendiri, sebab seorang Airin yang merupakan salah satu kader terbaik, akan menjadi aneh ketika tidak diperhatikan oleh Golkar," kata Hensat kepada wartawan.
Baca juga : PDIP tidak Masalah Golkar Balik Arah Dukung Airin di Pilkada Banten
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu menilai, ada dua hal yang melatarbelakangi pernyataan Golkar kembali mengusung Airin di Pilkada Banten.
Salah satunya, Hensat mengatakan, pernyataan itu sebagai respons terhadap PDI Perjuangan yang akhirnya mengusung Airin serta beberapa calon Golkar lainnya di Banten.
"Ini menurut saya, merupakan respons atas deklarasi PDI Perjuangan terhadap Airin dan 8 paslon lainnya di daerah Banten yang sebelumnya justru diusung oleh Golkar sendiri. Pada akhirnya, Golkar jadi maju mendukung kembali kader-kadernya tersebut," kata Hensat.
Baca juga : Didukung Golkar Maju Pilkada Banten, Airin: Politik Dinamis, Ini Rumah Saya
Selain itu, Hensat berpendapat bahwa ini juga membuktikan perkataan Sekretaris Jendral Partai Gerindra Ahmad Muzani bahwa Koalisi Indonesia Maju mengizinkan agar parpol lain bisa mengusung sendiri calonnya di Pilkada.
Hensat menyebut, perkataan Muzani ini juga terbukti di Pilkada Jawa Barat saat Nasdem dan PKS yang merupakan anggota KIM Plus akhirnya mengusung Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, tak mengikuti Partai Gerindra yang mengusung Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
"Pada akhirnya, Pilkada Serentak kali ini menjadi ramai karena masyarakat diberikan banyak pilihan, sehingga ini suasananya semakin demokratis," kata Hensat.
Baca juga : Bahlil: Airin adalah Anak Kandung Partai Golkar
Sebelumnya, PDI Perjuangan mengusung sejumlah nama baik tingkat wali kota, bupati, dan gubernur untuk Pilkada Banten. Mayoritas sosok yang diusung merupakan sosok yang sebelumnya diusung oleh Partai Golkar.
Nama-nama tersebut diantaranya Airin Rachmi Diany sebagai bacagub Banten, bacabup Kabupaten Serang Andika Harzumy, bacabup Kabupaten Pandeglang Fitron Nur Ikhsan, bacawalkot Kota Tangerang Sachrudin, dan bacawalkot Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.
Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei KedaiKOPI, para kandidat tersebut selalu unggul. Airin dalam semua simulasi dua nama selalu unggul bahkan diatas 60%. Sachrudin yang berlaga di Pilkada Kota Tangerang di elektabilitas tertutup sudah di angka 66,7%. Fitron yang berlaga di Pilkada Kabupaten Pandeglang juga selalu diatas sat simulasi 2 dan 3 nama, dengan lebih dari 60%. Begitu juga Andhika Hazrumy di elektabilitas tertutup di angka 61,6%. Benjamin Davnie yang maju sebagai petahana juga unggul dalam simulasi 4 nama mendapatkan 58,7%. (Ykb)
Partai Golkar Alihkan Dukungan ke Airin-Ade
Seperti apa sebenarnya drama pengunduran diri Airlangga? Seperti apa pula kelanjutan jalan ceritanya? Ikuti pembahasannya di Ordal, Obrolan Mendalam dari Orang-orang Dalam.
Ace mengatakan majunya Ridwan di Pilgub Jabar makin memantapkan posisi Partai Golkar. Dia klaim suara Golkar pada Pileg 2024 moncer di Jabar.
Golkar sudah menyiapkan sejumlah nama yang akan diusung pada Pilkada Jabar.
Komposisi calon anggota dewan yang terpilih masih didominasi wajah lama dengan perbandingan 27 orang anggota DPRD periode 2019-2024 dan sisanya 23 orang merupakan wajah-wajah baru.
Akankah ancaman terkini senasib dengan ancaman-ancaman sebelumnya? Bukan janji tapi sekadar basa-basi? Jika benar dia akan merombak kabinet, siapa saja yang bakal diganti?
Itulah pertaruhan penegakan hukum di negeri ini. Hukum yang wajahnya penuh jelaga. Hukum yang katanya sama untuk semua tapi faktanya beda-beda tergantung siapa yang berpunya dan berkuasa.
Kenapa Mega melakukan blunder seperti itu? Akankah langkahnya justru akan menjadi bumerang?
Betulkah usaha mengawut-awut PDIP makin gencar dilakukan seiring dengan langkah maju KPK menangani kasus Hasto? Siapa yang melakukannya?
Siapa sebenarnya yang menelikung Anies? Seperti apa takdir politik Anies selanjutnya?
Rekomendasi Bakal Calon Kepala Daerah PDIP
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved