Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENELITI dari Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Edbert Gani mengingatkan bahwa skenario pengusungan calon tunggal yang melawan kotak kosong di pemilihan kepala daerah (pilkada) tidak hanya merugikan masyarakat dan masa depan demokrasi, tetapi juga partai politik.
"Memajukan calon itu tidak serta merta hanya memenangkan kontestasi jangka pendek, tetapi itu investasi jangka panjang. Ketika parpol berkonsolidasi hanya mengusung satu calon, berarti mereka merasa kompromi itu bisa menyenangkan semua pihak," ujarnya, Jumat (9/8)
Gani menambahkan bahwa partai politik yang paling dirugikan adalah partai-partai menengah dan kecil. Partai-partai ini bisa kehilangan arah atau mengikis ideologi yang mereka bentuk jika terus mengikuti ajakan koalisi dari partai-partai besar.
Baca juga : Calon Tunggal Bunuh Demokrasi
"Mereka akan kehilangan daya tarik politik karena kehilangan sosok di kontestasi. Terutama dalam pilkada tingkat provinsi, yang sebenarnya merupakan langkah awal untuk pencalonan tokoh nasional," kata Gani.
Sebaliknya, skenario melawan kotak kosong dalam koalisi menguntungkan partai besar. Partai-partai besar ini akan tetap relevan dan menjadi jangkar dalam setiap dinamika politik.
"Jika partai-partai menengah memiliki kesempatan untuk berkonsolidasi dan mencalonkan kandidat mereka sendiri namun memilih untuk terbawa arus oleh partai-partai besar, maka partai tersebut justru merugikan diri mereka sendiri."
Gani pun mengajak partai politik untuk berpikir panjang mengenai keberlanjutan kekuatan mereka. "Kekuatan partai akan lambat laun menurun jika mereka tidak tampil dalam kontestasi politik dengan warna partai mereka sendiri. Konsolidasi kekuatan akan terjadi di partai-partai besar, seperti Golkar, misalnya," pungkasnya. (P-5)
DUA daerah di Provinsi Bangka Belitung (Babel) akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ulang pada 27 Agustus 2025 mendatang.
TINGKAT partisipasi pemilih dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang berlangsung pada Sabtu (19/4) hanya 56%.
Masyarakat Peduli Banjarbaru (MPB) mendeklarasikan melawan kotak kosong dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang akan digelar Sabtu (19/4).
TULISAN ini merupakan hasil riset Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
EFISIENSI anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat mengancam penyelenggaraan Pilkada ulang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hal itu mengakibatkan pemilih tidak memiliki alternatif, mengingat Pilkada Kota Banjarbaru hanya diikuti dua pasangan calon, yang satu di antaranya telah didiskualifikasi.
Juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatkan bahwa proses pemilihan berlangsung khidmat. Proses itu juga dilaksanakan secara musyawarah mufakat.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
PPP yang melirik figur di luar partai untuk jadi ketum juga imbas tidak berjalannya kaderisasi. Figur di luar partai yang berduit juga diperlukan untuk kebutuhan partai.
Selama parpol belumĀ menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi yang kuat, penambahan dana dari kas negara dinilai Jeirry belum penting dilakukan.
Perbaikan pengelolaan partai lebih penting dilakukan ketimbang membahas kewenangan partai
Taslim mengatakan saat ini parpol mendapat dana di bawah standar. Dia harap parpol diberi bantuan keuangan Rp10 ribu per surat suara sah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved