Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
MILENIAL ialah generasi yang lahir di era digital. Sebagai generasi yang sering menggunakan media sosial (medsos), siswa menjadi bagian dari generasi yang tumbuh dengan internet dan medsos sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Medsos telah merevolusi cara siswa berkomunikasi, berinteraksi, dan mengonsumsi informasi. Banyak kemudahan yang dihadirkan medsos.
Kini, disadari atau tidak, muncul tantangan etika baru yang perlu ditangani. Pembelajaran moral yang selama ini diperoleh siswa belum menyentuh etika bermedia sosial. Oleh karena itu, dapat dipahami manakala di lapangan sering ditemukan perilaku mereka di dunia maya tidak sesuai dengan standar moral. Diperlukan akhlak bermedia sosial. Suatu prinsip dan standar perilaku yang memandu penggunaan dan konten platform medsos.
Problem etis medsos
Terdapat sejumlah masalah etis baru yang muncul di era digital dengan penggunaan medsos yang sedemikian masif. Ketidaksantunan misalnya. Perilaku tak pantas yang dilakukan pengguna medsos. Tidak sedikit siswa menggunakan kata-kata kasar atau menghina orang lain di komentar, pesan langsung, atau postingan di medsos. Mengejek atau memprovokasi orang lain secara sengaja. Mengunggah konten yang kurang pantas dan melanggar tata susila. Menyebarluaskan rumor, informasi yang tidak akurat dan menyesatkan.
Di sisi lain, platform medsos dirancang dengan sangat menarik dan dapat memicu perilaku adiktif. Penggunaan medsos yang berlebihan dapat menyebabkan kebutuhan kompulsif untuk terus-menerus memeriksa notifikasi, mencari validasi melalui like and comment, dan merasa cemas atau mudah tersinggung manakala tidak dapat mengakses medsos. Penelitian menunjukkan penggunaan media sosial secara berlebihan memiliki efek negatif, termasuk kecanduan, kecemasan, depresi, dan penurunan kesejahteraan psikologis.
Platform medsos juga dapat digunakan untuk cyberstalking, pengguna dilecehkan, dan diintimidasi orang lain secara daring. Ini sangat berbahaya bagi populasi rentan, seperti anak-anak dan remaja. Cyberbullying dan pelecehan semakin marak. Platform ini menyediakan ruang bagi seseorang untuk menindas dan melecehkan orang lain secara anonim. Kurangnya interaksi tatap muka dapat menyebabkan orang menjadi lebih agresif dan kurang empati terhadap orang lain.
Hal lain yang sering tidak disadari pengguna medsos ialah bias dan diskriminasi. Algoritma medsos dapat memperkuat bias dan diskriminasi, karena menggunakan data dari perilaku daring untuk mempersonalisasi feed dan rekomendasi yang dimunculkan. Hal ini dapat mengakibatkan terbentuknya ruang gema dan kurangnya paparan beragam perspektif. Siswa yang tenggelam terlalu lama di medsos ibarat orang yang melintas di terowongan panjang, kehilangan aneka perspektif.
Langkah strategis
Mengatasi masalah etika di medsos membutuhkan kombinasi perubahan teknologi, hukum, dan budaya. Pengguna juga harus lebih kritis dalam bermedsos dan sadar dampaknya terhadap diri dan orang lain. Literasi digital dan pendidikan media menjadi keniscayaan. Sangat penting melengkapi pengguna dengan keterampilan yang diperlukan dalam mengevaluasi dan menavigasi platform medsos secara kritis, termasuk di sini mengajarkan pengguna cara mengidentifikasi informasi yang salah dan bagaimana bermedsos secara bertanggung jawab dan terhormat.
Pengguna medsos mesti menghormati privasi orang lain dan menghindari berbagi informasi rahasia tanpa izin. Ini termasuk menahan diri untuk tidak membagikan detail pribadi, gambar, atau video yang dapat merusak reputasi seseorang. Privasi dalam etika medsos mengacu pada pertimbangan dan pedoman etis terkait dengan perlindungan informasi pribadi yang dibagikan di platform medsos. Pengguna harus sepenuhnya menyadari jenis informasi pribadi yang dibagikan dan bagaimana konsekuensi yang mungkin timbul dari berbagi informasi ini.
Pengguna juga perlu sangat berhati-hati dengan cyberbullying, suatu bentuk perundungan yang terjadi di platform medsos. Siswa harus menghindari terlibat atau mempromosikan cyberbullying dan melaporkan setiap perilaku kasar yang dialami. Cyberbullying merupakan bentuk kejahatan digital yang dapat memiliki dampak yang serius pada korbannya, termasuk ketidaknyamanan, rasa takut, dan kecemasan yang berkelanjutan. Dalam beberapa kasus, perundungan dapat berkembang menjadi pelecehan dan kekerasan fisik.
Pengguna medsos harus didorong untuk membiasakan diri dengan keaslian, orisinalitas. Terus berusaha untuk jujur dan akurat dalam postingan dan menghindari penyebaran informasi palsu atau menyesatkan. Ini termasuk penggunaan akun atau bot palsu untuk memanipulasi opini publik. Orisinalitas dalam etika bermedia sosial dapat berupa membuat dan membagikan konten yang unik, kreatif, dan tidak disalin dari sumber lain tanpa atribusi yang tepat.
Dalam bermedia sosial siswa perlu bersikap jujur dan transparan tentang identitas, afiliasi, dan motivasi diri. Jangan salah menggambarkan diri atau niat. Perlakukan orang lain dengan hormat dan profesional. Hindari serangan pribadi, bahasa diskriminatif, dan konten yang menyinggung. Jaga kerahasiaan. Hormati privasi orang lain dan tidak mengungkapkan informasi rahasia. Usahakan untuk selalu menjunjung tinggi keakuratan informasi. Pastikan informasi yang dibagikan akurat, telah diperiksa faktanya, dan dapat diandalkan.
Meskipun medsos dapat menjadi cara yang bagus untuk terhubung dengan orang lain, penting untuk memperhatikan dengan seksama informasi pribadi yang dibagikan secara daring. Pastikan pengaturan privasi disetting sedemikian rupa untuk melindungi informasi pribadi. Hal-hal yang diposting di medsos dapat memiliki konsekuensi di dunia nyata. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dibagikan. Mereka harus berhati-hati dengan postingannya karena dapat ditafsirkan berbeda oleh orang lain dan mempertimbangkan dampaknya.
Kendalikan diri
Perlu dicatat, medsos dapat membuat ketagihan, jadi penting untuk mengetahui seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk daring. Tetapkan batasan untuk diri sendiri dan pastikan tidak mengabaikan aspek penting lainnya dalam hidup. Memang medsos dapat menjadi alat yang ampuh untuk komunikasi, ekspresi diri, dan koneksi, tetapi penting untuk menggunakannya secara bertanggung jawab dan hati-hati.
Sekolah perlu mempersiapkan siswa agar dapat berbicara dengan sopan dan menghindari penggunaan kata-kata kasar atau menghina. Ajari mereka untuk berbagi konten yang informatif, positif, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Ajak siswa berpartisipasi dalam diskusi dengan sikap terbuka dan saling menghormati pandangan orang lain. Hargai perbedaan dan keragaman yang ada dalam masyarakat. Hindari penggunaan medsos untuk mengkritik atau mengejek orang lain secara tidak pantas.
Menurutnya, penggerebekan pesta gay itu dilakukan pada Minggu (22/6) sekira pukul 00:30 WIB atas laporan warga setempat yang curiga dengan kegitan tersebut.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat meminta kepada para pemohon visa pelajar dan peserta pertukaran dalam kategori visa nonimigran F, M, dan J membuka akses media sosial.
SEORANG model dan talent asal Jakarta, Rafika Aulia Putri, menjadi korban pencemaran nama baik dan fitnah yang diduga dilakukan oleh Eha Adistia Suri.
Status laporannya sudah naik ke tahap penyidikan. Minggu lalu, ia pun hadir di Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan sebagai pelapor.
Pemerintah AS mewajibkan calon mahasiswa asing untuk membuka akun media sosial mereka secara publik.
Elon Musk menggugat negara bagian New York atas undang-undang baru yang mewajibkan platform digital melaporkan ujaran kebencian.
DALAM beberapa tahun terakhir, konsep pembelajaran mendalam (PM) semakin mendapat perhatian dalam dunia pendidikan.
PERJALANAN studi ke Sydney pada 25 Mei-1 Juni 2025 memberikan saya kesempatan berharga untuk menyelami langsung sistem pendidikan Australia.
BEKERJA dan mendidik sebagai guru hampir selalu beriring dengan kepercayaan bahwa masa depan kehidupan berada di tangan generasi yang lebih muda; para murid dan pembelajar
Ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa banyak guru merasa pembelajaran mendalam sulit diterapkan.
BULAN Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga momentum refleksi untuk meningkatkan kualitas diri.
PADA 1900, Raja Italia Vittorio Emanuele III dalam pidatonya menyoroti abad ke-20 sebagai 'abad anak'. S
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved