Inspirasi Pembelajaran Mendalam Australia

PERJALANAN studi ke Sydney pada 25 Mei-1 Juni 2025 memberikan saya kesempatan berharga untuk menyelami langsung sistem pendidikan Australia. Melalui kunjungan ke New South Wales (NSW) Department of Education dan Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA), saya memperoleh wawasan baru tentang bagaimana negara maju menata arah pendidikannya secara strategis dan menyeluruh.

Melalui serangkaian observasi dan diskusi, terlihat jelas peran strategis tiap-tiap lembaga dalam membangun ekosistem pendidikan yang inovatif dan kontekstual. Pengalaman itu menghadirkan pembelajaran penting bagi Indonesia, terutama sebagai acuan dalam merancang penerapan pembelajaran mendalam. Dua hal utama menjadi sorotan ialah sistem pendidikan negara bagian yang dikelola NSW Department of Education dan kerangka kurikulum nasional yang dikembangkan ACARA.

 

Baca juga : Membumikan Pembelajaran Mendalam

FONDASI IKLUSIF NSW DEPARTMENT OF EDUCATION

Kunjungan ke NSW Department of Education dibuka dengan sambutan hangat dari Mark Marciniak sebagai Principal in Residence, Office of the Secretary, diikuti pemaparan menyeluruh oleh Jan Green, Executive Director School Excellence, mengenai sistem pendidikan publik di NSW. Ia menekankan bahwa kebijakan pendidikan di Australia bersifat desentralistik dengan tiap-tiap negara bagian memiliki kewenangan dan aturan yang berbeda, termasuk NSW.

Misi utama departemen itu mencakup peningkatan kesejahteraan guru, pengembangan profesional berkelanjutan, serta dukungan transisi dari pendidikan usia dini ke jenjang sekolah. Fokus lainnya ialah penguatan literasi dan numerasi, penerapan metode pengajaran eksplisit (explicit teaching) untuk efektivitas pembelajaran dan pengembangan program magang sebagai bagian dari persiapan menuju higher school certificate (HSC).

Baca juga : Pembelajaran Mendalam untuk Guru

Salah satu pendekatan penting yang kami pelajari ialah school excellence framework (SEF), sebuah kerangka evaluasi dan pengembangan sekolah yang mendukung pembelajaran mendalam. SEF terdiri atas tiga domain utama: learning yang berfokus pada capaian belajar, kesejahteraan siswa, dan kualitas kurikulum; teaching yang menekankan praktik mengajar, kolaborasi antarguru, dan pengembangan profesional; serta leading yang mendorong kepemimpinan dan tata kelola sekolah yang efektif.

Dalam domain teaching, salah satu pendekatan utama yang mendapat penekanan ialah explicit teaching, seperti dijelaskan Cathy Zemaitis. Metode itu mengarahkan guru untuk menyusun materi dalam unit-unit kecil terstruktur secara logis serta membantu siswa menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Selama proses belajar, guru rutin memantau pemahaman siswa untuk mencegah miskonsepsi. Mereka menggunakan pertanyaan yang terarah guna mengeksplorasi pemikiran, menilai pemahaman, dan menjaga fokus pada tujuan pembelajaran. Kriteria keberhasilan disampaikan secara jelas agar siswa memahami ekspektasi dan mampu melakukan refleksi diri. Umpan balik yang diberikan pun bersifat spesifik, konstruktif, dan menekankan baik proses maupun hasil untuk memperkuat pemahaman.

 

ACARA: ARSITEK KURIKULUM NASIONAL

Jika NSW Department of Education bertanggungjawab atas kebijakan di tingkat negara bagian, ACARA memainkan peran sentral sebagai perancang kurikulum nasional dan penjaga mutu pendidikan di seluruh Australia, memastikan standar yang konsisten dan berkualitas di setiap negeri.

ACARA mengembangkan Kurikulum Australia yang dirancang untuk menyatukan pemahaman di antara guru, siswa, orangtua, dan masyarakat. Kurikulum itu mencakup mata pelajaran inti seperti bahasa Inggris, humaniora, dan teknologi, serta keterampilan umum seperti literasi, numerasi, dan berpikir kritis. Nilai-nilai lintas kurikulum juga diangkat, termasuk sejarah dan budaya Aborigin serta hubungan Australia dengan Asia.

Pendekatan itu mencerminkan komitmen Australia dalam membentuk warga yang tak hanya unggul secara akademis, tetapi juga peka terhadap budaya, isu global, dan lingkungan. Indonesia dapat menjadikannya inspirasi untuk mengembangkan kurikulum yang sarat dengan nilai-nilai lokal dan global yang relevan dengan konteksnya.

Di luar pengembangan kurikulum, ACARA juga mengelola program asesmen nasional (NAP) seperti NAPLAN yang berfungsi bukan hanya mengukur capaian siswa, melainkan juga mendiagnosis kebutuhan pengembangan keterampilan dasar. Keunggulan lainnya adalah transparansi data melalui situs My School yang membuka akses publik terhadap kinerja sekolah--sebuah praktik yang bisa ditiru Indonesia untuk memperkuat akuntabilitas dan peningkatan mutu pendidikan.

 

PELAJARAN PENTING BAGI INDONESIA

Kunjungan itu menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan Australia tidak hanya bergantung pada kurikulumnya, tetapi juga pada sinergi antara kebijakan, implementasi, dan keterbukaan informasi. Dari pengalaman itu, Indonesia bisa menarik banyak pelajaran, tentu dengan menyesuaikan pada tantangan lokal seperti kesenjangan antarwilayah dan kesiapan sumber daya.

Pertama, penting untuk memprioritaskan kebutuhan tiap siswa secara individual. Pemerintah Indonesia sebaiknya mengembangkan kebijakan kurikulum yang fleksibel dan adaptif sehingga guru dapat menyesuaikan metode pengajaran berdasarkan konteks lokal dan kebutuhan setiap murid.

Kedua, pembelajaran mendalam harus diintegrasikan untuk memperkuat kurikulum yang sudah ada, bukan menggantikannya. Pendekatan itu membantu siswa memahami konsep secara bermakna dan kontekstual, bukan hanya menghafal.

Ketiga, perlu memperkuat sistem asesmen dan keterbukaan data. Model NAPLAN dan situs My School bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam mengembangkan asesmen nasional serta platform data yang transparan dan akuntabel bagi publik.

Keempat, memperkuat kolaborasi antarpemangku kepentingan. Keberhasilan Australia didukung sinergi erat antara kementerian pendidikan, badan kurikulum, dan perguruan tinggi. Di Indonesia, kerja sama antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti-Saintek), Kementerian Kebudayaan, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), serta perguruan tinggi perlu diperkuat untuk menghasilkan kebijakan yang lebih terpadu dan pelaksanaan yang lebih efektif dan berkualitas.

 

MENUJU PENDIDIKAN INDONESIA YANG LEBIH MENDALAM

Kunjungan ke Sydney memberikan inspirasi yang mendalam. Sistem pendidikan Australia menunjukkan bahwa pembelajaran mendalam bisa diterapkan secara efektif dalam pendidikan nasional dengan pendekatan yang terstruktur dan berkelanjutan.

Momentum itu harus segera dimanfaatkan. Meningkatkan kualitas guru, menyempurnakan kurikulum, memperkuat sistem asesmen, dan mempererat kolaborasi menjadi kunci untuk masa depan pendidikan Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas, inklusif dan siap menghadapi tantangan global.

Bersama mari kita wujudkan pembelajaran mendalam--sebuah cara pandang yang menempatkan siswa sebagai pusat pengalaman belajar yang bermakna demi melahirkan generasi masa depan yang unggul dan berdaya saing.