Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
JAKSA Agung Muda Intelijen (JAMIntel) Kejaksaan Agung Prof Reda Manthovani meraih anugerah gelar kehormatan Grand Master Taekwondo (The Honorary 6th Dan) dari Kukkiwon, markas taekwondo dunia.
Organisasi dari Distrik Gangnam-gu Seoul ini didirikan pemerintah Korea Selatan sejak 1972 sebagai pusat pengembangan taekwondo termasuk menerbitkan peringkat, promosi sabuk hitam (Dan), hingga sertifikasi dalam bidang taekwondo.
Gelar The Honorary 6th Dan yang sering disebut Grand Master atau Kudanja yang didapatkan Reda Manthovani ini diserahkan langsung oleh Presiden Kukkiwon Dongsup Lee, pada sebuah upacara penuh makna di Korea Selatan, baru-baru ini.
Penghargaan ini menjadi simbol apresiasi atas dedikasi dan kontribusi Reda Manthovani dalam pengembangan dan promosi olahraga taekwondo, khususnya untuk komunitas disabilitas di Indonesia. "Saya senang sekali mendapatkan penghargaan ini sehingga jadi motivasi saya mengembangkan taekwondo di Indonesia," ucap Reda.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kukkiwon yang sudah memberikan kesempatan memperoleh gelar kehormatan tersebut. “Semoga semangat taekwondo terus menginspirasi dan menyatukan kita semua,” tuturnya.
Perjalanan Reda Manthovani di dunia taekwondo bukan hal baru. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai olahraga bela diri asal Korea tersebut.
Ketertarikannya pada taekwondo sudah dimulai sejak duduk di bangku SMA. Kecintaannya kemudian berlanjut hingga ia menorehkan prestasi gemilang sebagai atlet terbaik dalam kejuaraan nasional antarperguruan tinggi pada 1990.
Pengalaman sebagai atlet membentuk pemahaman mendalamnya tentang filosofi dan semangat taekwondo. Tidak hanya aktif sebagai praktisi, Reda juga menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan taekwondo di tingkat akar rumput.
Buktinya, belum lama ini ia menggelar turnamen Exhibition Para Taekwondo Kyorugi & Poomsae dengan tajuk Prof Reda Manthovani Cup 2025. Acara ini menunjukkan perhatiannya pada inklusivitas dan pengembangan taekwondo bagi semua kalangan, khususnya atlet disabilitas.
Gelar Master Kehormatan dari Kukkiwon ini tidak hanya jadi kebanggaan pribadi bagi Reda Manthovani, tetapi juga pengakuan global bagi dedikasi dan kerja kerasnya memajukan taekwondo di Indonesia. (H-2)
Kejurnas diharapkan juga jadi pengungkit ekonomi.
Kerja sama dilakukan untuk peningkatan capaian prestasi atlet Indonesia ke multievent dunia melalui cabang olahraga taekwondo.
Orangtua bisa mengarahkan anak untuk menghindari dan menolak pemberian orang yang tidak dikenal serta memberikan latihan bela diri dasar.
Juara dunia dua kali itu menegaskan ini akan menjadi Olimpiade terakhirnya karena cedera.
Inkubator bisnis didukung kolaborasi antara Kementerian Perindustrian, Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat, KONI Jawa Barat, dan PT SAB Indo Industries
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
Isu kesehatan dan hak reproduksi bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, adalah isu yang fundamental namun kerap terabaikan oleh para pemangku kebijakan.
Penyandang disabilitas mendapat perhatian khusus dengan disediakannya ruang dan fasilitas pendukung, termasuk lowongan pekerjaan inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved