Aryna Sabalenka Bertekad Pertahankan Gelar Australia Terbuka

Basuki Eka Purnama
07/1/2025 09:45
Aryna Sabalenka Bertekad Pertahankan Gelar Australia Terbuka
Petenis Belarus Aryna Sabalenka dalam pemotretan usai menjadi juara Australia Terbuka 2023.(X @SabalenkaA)

ARYNA Sabalenka mengalihkan fokus ke Melbourne dengan target memenangi gelar Australia Terbuka untuk kali ketiga secara berturut-turut setelah melanjutkan momentum luar biasanya pada 2024 dengan meraih gelar pertamanya musim 2025 di Brisbane International.

Sabalenka mencatat musim 2024 dengan gemilang, memenangi Australia Terbuka dan Amerika Serikat (AS) Terbuka di antara empat trofi turnamen major -- yang menjadikan jumlah gelar Grand Slam-nya menjadi tiga. Dia juga merebut peringkat No.1 dunia pada akhir tahun, menyalip Iga Swiatek.

Kini, ia bertekad untuk menjadi petenis pertama setelah Martina Hingis yang memenangi tiga gelar Australia Terbuka berturut-turut mulai 1997 hingga 1999.

"Secara mental dan fisik, saya akan siap untuk tampil di Australia Terbuka," kata Sabalenka, dikutip dari laman resmi turnamen Grand Slam itu, Selasa (7/1).

"Membawa trofi (Brisbane International) ke turnamen major, itu sangat penting. Saya benar-benar merasa percaya diri dengan permainan saya.
Saya sangat bersemangat. Saya senang bermain di sana. Saya senang berjuang untuk impian saya," lanjutnya.

Empat petenis perempuan lainnya telah menikmati periode dominasi Australia Terbuka yang serupa. Margaret Court (1969-71), Evonne Goolagong (1974-76), Steffi Graf (1988-90), dan Monica Seles (1991-93) juga membukukan tiga kemenangan beruntun di Australia Terbuka.

Novak Djokovic menjadi satu-satunya petenis pria yang berhasil meraih tiga gelar Australia Terbuka berturut-turut, setelah melakukannya dua kali -- pertama antara 2011 hingga 2013, kemudian 2019 hingga 2021.

Sabalenka akan mencoba menyamai para petenis hebat tersebut, setelah meraih gelar ke-18 tingkat tur dalam kariernya di Brisbane. Ia hanya kehilangan satu set dalam perjalanan menuju kemenangan itu saat melawan Polina Kudermetova di final sebelum menang 4-6, 6-3, dan 6-2.

Australia menjadi tempat yang menyenangkan bagi Sabalenka, yang kini telah memenangi empat gelar dalam lima turnamen terakhirnya di 'Negeri Kanguru' itu.

Ia memegang catatan menang kalah 27-1 di negara tersebut sejak awal musim 2023, dengan satu-satunya kekalahan dia alami dari Elena Rybakina di final Brisbane, tahun lalu.

Dengan catatan menang-kalah 22-5, Sabalenka memegang persentase kemenangan terbaik (81,5%) dalam pertandingan tunggal Australia Terbuka dari semua petenis putri yang masih aktif.

Juara dua kali Naomi Osaka, dengan catatan menang-kalah 24-6 mencatatkan 80% persentase kemenangan terbaik di Australia Terbuka, berada di urutan setelah Sabalenka.

Di turnamen major 2024, Sabalenka mencatatkan persentase kemenangan sebesar 94,7% -- yang terbaik di ajang tersebut sejak juara Australia Terbuka tujuh kali Serena Williams mencatatkan 96,2% persentase kemenangan pertandingan Grand Slam-nya pada 2023.

Dengan begitu, Sabalenka memasuki Australia Terbuka 2025 dengan bermain di level yang benar-benar elit di lapangan keras.

Petenis berusia 26 tahun ini memegang persentase kemenangan terbaik (82%, 50-11) dari semua petenis putri yang saat ini aktif di Grand Slam
lapangan keras di Melbourne dan New York. Dia kembali mengungguli Osaka (79,7%, 47-12) dalam metrik ini.

Sejak awal 2020, Sabalenka telah mengklaim 44 kemenangan di turnamen major lapangan keras, lebih banyak dari petenis putri yang aktif lainnya. Swiatek berada di peringkat kedua, dengan 35 kemenangan.

Meskipun absen di Wimbledon, Sabalenka mencetak 514 pukulan winner dalam tiga penampilannya di Grand Slam tahun lalu -- lebih banyak dari petenis putri lain pada 2024.

Sabalenka juga berpotensi untuk bergabung dengan Williams, Swiatek, Simona Halep, dan Ash Barty sebagai petenis dalam dekade terakhir yang memenangkan turnamen major sebagai petenis No.1 dunia di WTA.

Jika ia memenangi pertandingan babak pertamanya, ia akan menjadi petenis pertama yang memenangi 15 pertandingan Australia Terbuka berturut-turut setelah Victoria Azarenka, yang memenangi 18 pertandingan berturut-turut antara 2012 hingga 2014.

Namun, Coco Gauff, yang membantu tim AS memenangi United Cup, dapat menjadi ancaman bagi Sabalenka. Gauff juga mengalahkan Sabalenka di WTA Finals.

Selain itu, Swiatek juga telah terbukti menjadi kompetitor yang tangguh bagi Sabalenka. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya