Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENGURUS Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan bakal menyurati Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terkait prosedur standar operasi (SOP) pertolongan bagi atlet saat kondisi darurat menyusul meninggalnya atlet tunggal putra bulu tangkis Tiongkok, Zhang Zhi Jie saat berlaga di GOR Amongrogo Yogyakarta, Minggu (30/6).
Humas dan Media Panpel PBSI Broto Happy, saat konferensi pers di Kantor KONI DIY, Yogyakarta, Senin (1/7), menyatakan, berdasarkan SOP yang berlaku saat ini, tim medis harus menunggu call dari referee (wasit) untuk memberikan pertolongan kepada atlet.
"Memang harus lebih cepat lagi bila terjadi kejadian darurat, mungkin aturan itu bisa dikalahkan karena demi semuanya, demi keselamatan atlet dan juga untuk kebaikan bagi seluruh pemain yang bertanding," ujar dia.
Baca juga : Kenangan 14 Tahun Hendra Setiawan tentang Markis Kido
Broto menjelaskan, dalam kasus Zhi Jie, tim medis dan dokter turnamen baru diizinkan masuk ke lapangan untuk memberikan pertolongan pertama kepada Zhi Jie setelah mendapatkan call dari referee.
Zhi Jie, saat itu, mengalami kolaps mendadak saat tengah berlaga melawan Kazuma Kawano dari Jepang di pertandingan terakhir penyisihan grup BNI Badminton Asia Junior Championships 2024, Minggu (30/6) malam.
"Ini merupakan regulasi atau aturan sesuai SOP yang berlaku di setiap turnamen bulu tangkis internasional dari BWF dan Badminton Asia," kata dia.
Baca juga : Legenda Bulu Tangkis Beberkan Kriteria Ideal Calon Ketua Umum PBSI
Setelah diberikan pertolongan pertama, lanjut Broto, dokter turnamen kemudian memutuskan untuk segera melarikan Zhi Jie ke rumah sakit rujukan yaitu RSPAU Dr. S Hardjolukito yang berjarak 4,7 km dari lokasi.
Karena itu, ia mengatakan aturan tertulis dalam SOP yang menyatakan tim medis tidak bisa masuk ke lapangan sebelum ada call dari referee harus dikaji ulang.
"PBSI akan membawa kasus ini ke BWF demi kebaikan dan keselamatan atlet di masa mendatang," ujar Broto.
Baca juga : Momentum Raih Prestasi Nasional, 1.085 Peserta Ikuti Turnamen Bulutangkis FISIP UI Open 2024
Sebelumnya, pebulu tangkis tunggal putra Tiongkok Zhang Zhi Jie meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat pertandingan BNI Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (30/6) malam.
Berdasarkan kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di RSPAU dr Hardjolukito maupun di RSUP Dr Sardjito menunjukkan hasil yang sama yaitu korban mengalami henti jantung mendadak.
"Kami tentu yang pertama ikut menyampaikan rasa duka cita yang mendalam, baik dari panitia penyelenggara, dari PBSI juga dari pimpinan Badminton Asia atas berpulangnya pemain yang mungkin bisa jadi jadi calon pemain hebat di masa mendatang," kata Broto. (Ant/Z-1)
Zhang Zhi Jie meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat pertandingan Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (Badminton Asia Junior Championships/BAJC) 2024, 30 Juni lalu.
Sejumlah pengguna Weibo mempertanyakan pernyataan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) terkait regulasi penanganan tim medis dalam kasus meninggalnya Zhang Zhi Jie.
BWF menyebut telah memiliki seperangkat pedoman dan instruksi medis. Namun, cara penerapan protokol dan praktik medis dikembalikan kepada masing-masing tuan rumah turnamen.
Atlet bulu tangkis muda asal Tiongkok, Zhang Zhi Jie, meninggal dunia setelah dirinya tiba-tiba jatuh di tengah lapangan saat megnikuti Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Junior di Yogyakarta.
Beragam reaksi terhadap kematian Zhang Zhi Jie menjadi salah satu topik tren teratas di platform media sosial Weibo dengan lebih dari 80.000 diskusi dan lebih dari 480 juta tampilan.
PBSI telah mengkaji performa Fadia yang selama ini juga bermain rangkap.
Fajar dan Fikri pernah dipasangkan mewakili klub SGS PLN pada ajang Kejuaraan Nasional PBSI.
Diharapkan regenerasi atlet berjalan lebih seimbang dan merata.
Hingga pertengahan tahun, belum ada satu pun gelar yang diraih Indonesia.
Kegiatan ini dihadirkan sebagai ruang pembelajaran, pengembangan karakter, serta untuk mempererat semangat sportivitas antargenerasi muda.
Chico Aura Dwi Wardoyo memutuskan hengkang dari pelatnas PBSI di Cipayung setelah hampir sembilan tahun bergabung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved