Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Medali Perak Jadi Penyemangat Apriyani/Fadia

Dhika Kusuma Winata
27/8/2023 21:51
Medali Perak Jadi Penyemangat Apriyani/Fadia
Ganda putri Indonesia Apriyani dan Siti Fadia(AFP )

GANDA putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia harus puas keluar sebagai runner up pada Kejuaraan Dunia BWF 2023. Apriyani/Fadia memboyong medali perak setelah di final belum mampu meredam unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (Tiongkok).

Medali yang disumbangkan ganda putri meski bukan emas sedikit melepas dahaga karena sektor tersebut sudah lama tak naik podium di Kejuaraan Dunia.

"Bersyukur dapat medali perak. Sudah lama sektor ganda putri tidak mendapat medali. Prestasi ini membuat ganda putri pelatnas membuat sejarah. Senior-senior yang dulu sudah berjuang, juga saya ucapkan terima kasih," ujar Apriyani.

Baca juga: Apriyani/Fadia Ditantang Unggulan Pertama asal Tiongkok di Final BWF 2023

Pada laga final yang berlangsung di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Minggu (27/8), Apriyani/Fadia kalah dua gim 16-21, 12-21.

Dari lima pertemuan sebelum final Kejuaraan dunia 2023 ini, pasangan Tiongkok itu unggul empat kali. Satu-satunya kemenangan Apriyani/Siti Fadia terjadi ketika juara di Malaysia Terbuka 2022.

Baca juga: Ganda Putri Apriyani/Fadia Lolos ke Final Kejuaraan Dunia BWF 2023

Apriyani/Fadia mengakui Chen Qing Chen/Jia Yi Fan sangat mempersiapkan pola permainan dengan baik. Mulai dari servis pertama sampai delapan pukulan, lawan sangat fokus untuk bisa mendapat poin.

Apriyani/Fadia seolah-olah dihabisi di bawah delapan pukulan dan tak dibiarkan keluar dari tekanan.

"Lawan hari ini kuat banget. Kami harus belajar dari mereka. Tidak pernah capek dan terus bermain menekan. Itu yang harus dipelajari dari lawan, bagaimana fokus dan yakin dari awal," imbuh Apriyani.

Mereka tetap bersyukur dan bangga dengan torehan perak di Kejuaraan Dunia. Pasalnya, sejak dipasangkan tahun lalu Apriyani/Fadia juara di Malaysia dan Singapura lalu sempat tak stabil. Ini untuk kali pertama pula sejak mereka dipasangkan lolos ke partai puncak Kejuaraan Dunia.

"Ini sebuah proses yang sangat luar biasa. Sebelum Kejuaraan Dunia, performa kami sangat turun. Kami harus berjuang secara luar biasa pada diri masing-masing. Kami mau bangkit step by step dan akhirnya mendapat hasil luar biasa di Kejuaraan Dunia ini," ungkap Apriyani.

Fadia mengamini ada pembelajaran besar yang dipetik meski hasilnya belum juara. Dia tak menyangka bisa menembus final dan meraih perak.

"Kita akui lawan dari hawanya sudah dapat dari awal. Ini pelajaran bagi saya. Mereka begitu fokus untuk mengalahkan kami," ujar Fadia.

"Prestasi ini juga saya persembahkan ke kakek yang meninggal dunia sebelum Jepang Terbuka. Kakek sangat menunggu saya naik podium. Prestasi ini saya persembahkan untuk kakek di surga," tuturnya.

Bagi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, kemenangan tersebut menjadi sejarah. Mereka mampu menyabet gelar tiga kali berturut-turut sekaligus menjadi ganda putri pertama yang mengoleksi total empat gelar dunia. (Dhk/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya