Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KOMITE Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) bersama Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 memutuskan untuk mengubah jadwal keberangkatan dua cabang olahraga (cabor) ke Jepang. Perubahan dilakukan sebagai langkah antisipasi karena kondisi kesehatan atlet belum bugar.
Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry J Kono menjelaskan keberangkatan atlet dari cabor rowing dan angkat besi awalnya diagendakan pada Sabtu (17/7) malam. Namun, kemudian diundur menjadi Selasa (20/7) mendatang.
“Penerbangan cabor rowing kami ubah ke Selasa. Begitu juga atlet angkat besi Deni yang nanti berangkat didampingi coach Lukman. Perubahan dilakukan berdasarkan rekomendasi tim dokter, karena mereka ada gejala flu," ujar Ferry dalam keterangan resmi, Sabtu (17/7).
"Kami perlu mengantisipasi dengan memisahkan keberangkatan dari rombongan besar, demi mementingkan unsur kesehatan dan keselamatan Tim Indonesia,” imbuhnya.
Baca juga: Langkah Susanto Megaranto Terhenti Akibat Terkonfirmasi Positif Covid-19
Meski jadwal penerbangan berubah, Ferry memastikan tidak memengaruhi keikutsertaan atlet Indonesia di Olimpiade. Sesuai jadwal, rowing baru bertanding pada 24 Juli dan angkat besi tampil pada 25 Juli. Coach Lukman juga bisa mendampingi Eko Yuli Irawan karena kelas 61 kg putra bertanding di hari yang sama.
“Ada karantina tiga hari yang diterapkan pemerintah Jepang, tidak masalah karena atlet-atlet masih memiliki waktu sampai hari pertandingan. NOC Indonesia bersama CdM concern dengan hal ini karena kami ingin memastikan semua atlet yang berangkat kondisinya bugar sehingga mereka bisa menjalani prokes di sana dengan lancar,” jelas Ferry.
Rombongan yang terbang malam ini adalah 13 atlet serta 11 pelatih dan official dari lima cabor yaitu panahan (4 atlet), angkat besi (4), menembak (1), renang (2), dan surfing (1+1). Keberangkatan dipimpin langsung oleh Rosan selaku CdM serta Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari.
Baca juga: Pemerintah Kebut Pembangunan Venue PON XX Papua
“Untuk atlet di luar karantina kami, yaitu surfing langsung perangkat dari Bali, transit di Bandara Soekarno Hatta untuk bergabung dengan atlet-atlet lain dan bersama-sama berangkat dengan maskapai komersial yang sama dengan rombongan pada 21.55 menuju Tokyo,” terang Ferry.
Sedangkan cabor rowing, Deni dan Coach Lukman berangkat bersama Tim Head Quarters yang dikawal oleh tiga Komite Eksekutif Indra Gamulya, Rafiq Hakim Radinal serta Arlan Perkasa Kusuma pada 20 Juli. Sementara, cabor atletik didampingi Sekjen NOC Indonesia berangkat di kloter terakhir pada 24 Juli.
Seluruh Kontingen Indonesia yang berangkat sudah divaksinasi dan telah menjalani karantina dengan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan TOCOG.
Bahkan, CdM dan NOC Indonesia meningkatkan uji dengan Swab PCR Test selama tujuh hari beruntun, di mana hasil uji di hari ke-4 dan 30 jam sebelum keberangkatan wajib diserahkan ke pemerintah Jepang sebagai syarat keberangkatan.(OL-11)
Pawai Altet Peraih Medali Olimpiade Paris 2024
Menjelang Olimpiade Paris, The Little Gym International mendorong keluarga untuk aktif secara fisik dengan membuat acara bertema Olimpiade di rumah.
National Math and English Olympiad 1st Tahun 2024 diikuti siswa tingkat SMA/SMK dan sederajat. Sekitar 3.635 peserta ikut serta pada olimpiade tahun ini.
Penjurian babak final yang melibatkan para praktisi pertambangan dan akademisi
Bulan lalu, Mbappe mengajukan diri untuk membela timnas Prancis di Olimpiade,
Korea Selatan dan Arab saudi memastikan diri meraih tiket ke Olimpiade 2020 setelah mencapai laga final Kejuaraan Asia U-23 di Thailand.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach memastikan pihaknya tidak akan memberikan akreditasi kepada pejabat IWFyang terlibat dalam korupsi di tubuh IWF.
Dengan berolahraga, otot dalam tubuh dapat berkembang dan kerja massanya lebih meningkat.
Eko yang turun di kelas 61 kilogram menyumbang medali perunggu untuk Indonesia di Kejuaraan Asia setelah membukukan total angkatan 299 Kg (snatch 133 Kg dan clean and Jerk 166 kg).
Tidak makan dan minum dari fajar hingga terbenam matahari tidak menjadi alasan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu untuk tidak menjalani jadwal latihan pelatnas yang ketat.
Misi Eko memperbaiki total angkatan diketahui tidak akan berjalan dengan mudah. Pasalnya, dia baru beranjak pulih dari cedera pergelangan kaki.
Pada kejuaraan dunia itu, para atlet harus mampu melampaui target angkat beban seberat minimal 325kg untuk satu tiket Olimpiade di kelas 67kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved