Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Imbas Beras Oplosan, Pembeli Enggan Beli Beras Premium Kemasan Pabrik

Nurul Hidayah    
24/7/2025 18:04
Imbas Beras Oplosan, Pembeli Enggan Beli Beras Premium Kemasan Pabrik
Warga mengayak beras di sebuah kios beras d Klaten, Jawa Tengah.(Antara/ Aloysius Jarot Nugroho)

SEJUMLAH pedagang beras di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Jawa Barat, kini tidak lagi menjual beras premium kemasan pabrik. Sebabnya, pembeli lebih memilih membeli beras premium yang langsung ditimbang di kios pedagang.

 

Sikap pembeli tersebut merupakan imbas temuan beras oplosan pada sejumlah merek beras premium. “Pembeli tidak mau lagi membeli beras premium yang dikemas langsung dari pabrik,” tutur Mutiara, salah satu pedagang beras di pasar tersebut, Kamis (24/7).

 

Pembeli beras premium di kiosnya, menurut Mutiara, memilih untuk membeli beras yang dipajang di kiosnya lalu ditimbang, dimasukkan ke karung dan dijahit. “Semua kami lakukan di kios ini. Jadi pembeli melihat langsung kualitas beras yang mereka beli,” tutur Mutiara. Untuk beras premium di kios milik Mutiara dijual seharga Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu perkilogram. “Tergantung jenis dan kualitas berasnya,” tutur Mutiara.

 

Sementara itu untuk beras medium, menurut Mutiara, sejak disalurkannya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), ia tidak lagi mendapatkan pasokan beras medium dari penggilingan. “Saya juga ngga tahu alasannya apa,” tuturnya. Menurut Mutiara, sekitar sepekan lalu ia menjual beras medium seharga Rp 14 ribu per kilogram.

 

Menyinggung beras SPHP, Mutiara mengungkapkan bahwa ia membeli dari gudang Bulog seharga Rp 11 ribu per kilogram. Sedangkan, harga jual ke pembeli yaitu Rp 12.500 per kilogram atau sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

 

Untuk penjualan beras SPHP menurut Mutiara saat ini tidak begitu ramai. Penjualan hanya mencapai 2 kuintal sehari. “Padahal biasanya lebih dari itu,” tutur Mutiara. Kondisi dimungkinkan karena masyarakat juga telah mendapatkan distribusi beras bantuan pangan dari pemerintah yang jumlahnya mencapai 20 kilogram untuk penyaluran Juni dan Juli 2025.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon sejak pekan lalu sudah menyalurkan beras SPHP ke dua pasar di Kota Cirebon, yaitu Pasar Pagi dan Pasar Harjamukti. Selain menyalurkan beras SPHP ke pasar, Bulog Cirebon juga menyalurkan bantuan pangan untuk keluarga penerima manfaat di wilayah kerja mereka. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya