Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEJUMLAH pedagang beras di Pasar Pagi, Kota Cirebon, Jawa Barat, kini tidak lagi menjual beras premium kemasan pabrik. Sebabnya, pembeli lebih memilih membeli beras premium yang langsung ditimbang di kios pedagang.
Sikap pembeli tersebut merupakan imbas temuan beras oplosan pada sejumlah merek beras premium. “Pembeli tidak mau lagi membeli beras premium yang dikemas langsung dari pabrik,” tutur Mutiara, salah satu pedagang beras di pasar tersebut, Kamis (24/7).
Pembeli beras premium di kiosnya, menurut Mutiara, memilih untuk membeli beras yang dipajang di kiosnya lalu ditimbang, dimasukkan ke karung dan dijahit. “Semua kami lakukan di kios ini. Jadi pembeli melihat langsung kualitas beras yang mereka beli,” tutur Mutiara. Untuk beras premium di kios milik Mutiara dijual seharga Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu perkilogram. “Tergantung jenis dan kualitas berasnya,” tutur Mutiara.
Sementara itu untuk beras medium, menurut Mutiara, sejak disalurkannya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), ia tidak lagi mendapatkan pasokan beras medium dari penggilingan. “Saya juga ngga tahu alasannya apa,” tuturnya. Menurut Mutiara, sekitar sepekan lalu ia menjual beras medium seharga Rp 14 ribu per kilogram.
Menyinggung beras SPHP, Mutiara mengungkapkan bahwa ia membeli dari gudang Bulog seharga Rp 11 ribu per kilogram. Sedangkan, harga jual ke pembeli yaitu Rp 12.500 per kilogram atau sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk penjualan beras SPHP menurut Mutiara saat ini tidak begitu ramai. Penjualan hanya mencapai 2 kuintal sehari. “Padahal biasanya lebih dari itu,” tutur Mutiara. Kondisi dimungkinkan karena masyarakat juga telah mendapatkan distribusi beras bantuan pangan dari pemerintah yang jumlahnya mencapai 20 kilogram untuk penyaluran Juni dan Juli 2025.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon sejak pekan lalu sudah menyalurkan beras SPHP ke dua pasar di Kota Cirebon, yaitu Pasar Pagi dan Pasar Harjamukti. Selain menyalurkan beras SPHP ke pasar, Bulog Cirebon juga menyalurkan bantuan pangan untuk keluarga penerima manfaat di wilayah kerja mereka. (M-1)
Hingga pertengahan Agustus ini, hasil panenan gabah petani dihargai kisara Rp7450 - Rp7850/kg oleh pengusaha besar.
Pabrik besar cenderung membeli gabah dengan harga lebih tinggi, Rp6.700–Rp7.000 per kilogram, dibanding pabrik kecil yang membeli sekitar Rp6.500.
Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20%-50% sejak isu beras oplosan mencuat di publik.
ANGGOTA Ombudsman Republik Indonesia (RI), Yeka Hendra Fatika, menegaskan bahwa pencampuran (mixing) varietas beras merupakan praktik yang lumrah dilakukan di dunia perberasan.
LANGKAH nyata reformasi perberasan Indonesia terus dilakukan melalui langkah nyata pemerintah guna mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan.
Guru Besar IPB University Edi Santoso mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang secara berani telah membongkar adanya praktek kecurangan kualitas beras.
Kemendag menyebut pengecer-pengecer kini hanya lebih mengambil sikap hati-hati untuk mengeluarkan stok beras mereka.
Pemerintah menargetkan hingga akhir Desember 2025 dapat menggelontorkan 1,3 juta ton beras SPHP dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
Sebanyak 10 ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) disalurkan Kepolisian Resor (Polres) Tuban di sejumlah titik.
Polri sudah mendistribusikan 310,25 ton beras SPHP di empat Polda jajaran yakni, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur dan Kalimantan Barat.
Perum Bulog dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjalin kolaborasi yang bertujuan menjaga stabilisasi harga pangan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved