Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Presiden Prabowo masih Mengingat Jasa Tokoh Aceh yang Selamatkan Keluarganya

Amiruddin Abdullah Reubee
26/5/2025 16:28
Presiden Prabowo masih Mengingat Jasa Tokoh Aceh yang Selamatkan Keluarganya
Prof Soemitro (nomor 1 dari kiri) di Fakultas Ekonomi Unsyiah.(Sumber: 60 Tahun Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah)

HUBUNGAN sejarah dan emosional antara Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Aceh tenyata memiliki kisah tersendiri. Sekilas saja untuk diketahui kisah tersebut sudah berlalu jauh puluhan tahun silam. 

Prof Soemitro Djojohadikoesoemo, orang tua atau ayah Presiden Prabowo SUbianto cukup akrab dengan tokoh dunia pendidikan di Aceh. Hal itu sempat disuarakan oleh Prabowo ketika pertemuan dengan ulama Aceh pada 26 Desember 2023, bertepatan dengan hari peringatan tsunami Aceh di Banda Aceh.  

"Saya pun mempunyai hubungan emosional dengan rakyat Aceh. Orang tua saya, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh,” tutur Prabowo Subianto, sebagaimana disampaikan Sejarawan Indonesia, M Adli Abdullah, dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, kepada Media Indonesia, Minggu (25/5). 

Dikatakan Adli Abdullah, bahkan seorang putra Soemitro yakni Hashim Djojohadikusumo (lahir pada 5 Juni 1954/adik Presiden ke-8 Prabowo Subianto) diberi nama itu karena kedekatan dengan tokoh di Aceh. Nama itu sama dengan mantan Kapolda Aceh tahun 1945-1946, Komisaris Polisi Kelas I Muhammad Hasyim (1945-1946).  

Itu juga untuk mengingatkan atau mengabadikan Muhammad Hasyim yang dianggap paling berjasa terhadap keluarganya. 

“Jika Jokowi memiliki hubungan emosional dengan Aceh karena dia hanya merantau ke Aceh dan bekerja di PT KKA pada 1986-1988. Sedangkan Prabowo memiliki orang tua yang dibantu oleh warga Aceh," ungkapnya.

Dikatakannya, Soemitro pernah bergabung ke PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) pada 1958. Ayah Presiden prabowo itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran di Sumatra Barat. Ketika posisi PRRI terjepit oleh pemerintah Orde Lama yang berkuasa, Soemitro harus berpindah ke Aceh. 

Lalu Muhammad Hasyim yang juga tokoh Aceh berpengaruh itu, melarikan Soemitro ke Pulau Penang Malaysia. Selanjutnya pindah lagi ke Singapura. 

Prabowo kecil saat itu berhasil menamatkan sekolah setingkat SD di The Dean School, Singapura (1957-1960). Lalu melanjutkan ke Glenealy Junior School, Hong Kong (1960-1962).

Setelah Hong Kong, Soemitro pindah ke Malaysia dan Prabowo lulus sekolah setingkat SMP di Victoria Institute, Kuala Lumpur (1962-1964). Keluarga ini selama Orde Lama kerap berpindah tempat, yakni di Hong Kong, Thailand, Prancis, dan Switzerland. 

Baru kemudian kembali ke Indonesia di era Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Sumitro pun mendapat jabatan sebagai Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Riset. 

"Dasarnya Sumitro adalah seorang ekonom Indonesia serta dosen terbang di Fakultas Ekonomi USK yang masih disingkat Unsyiah (Unsyiah (Universitas Syiah Kuala), pada 1990-an," sebut M Adli Abdullah yang merupakan lulusan Doktor dari South East Asian Studies Univesiti Sains Malaysia, Penang tahun 2017 ini.

“Setelah Soeharto memberikan paspor kepada Soemitro, tokoh kharimatik yang juga ulama Aceh, Abu Beureueh bertemu Soeharto untuk mengatakan bahwa Soemitro sudah bisa kembali ke RI. Lalu Abu Beureueh mempertanyakan bagaimana dengan Hasan Tiro," ucapnya.

Soeharto pun memberi paspor RI kepada Hasan Tiro di New York, AS, dan pulang ke Aceh pada 1972. Sebelumnya paspor Hasan Tiro dicabut oleh Soekarno pada 1950-an.

Dikatakan Adli, eratnya hubungan Soemitro dengan Aceh dibenarkan dengan bangga oleh Prabowo di sela-sela silaturahmi setelah acara doa bersama ulama serta tokoh masyarakat di ulang tahun peringatan tsunami ke-19 di Banda Aceh, Desember 2023.

Saat itulah Prabowo sempat mengisahkan ayahnya Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo mempunyai peran penting dalam sejarah Universitas Syiah Kuala (USK). Itu merupakan sebuah universitas negeri tertua di Aceh dan unggul di 10 besar universitas di Indonesia sekarang. 

Soemitro juga berperan penting dalam pendirian Fakultas Ekonomi. Menurut pernyataan Prabowo Subianto, ayahnya adalah termasuk di antara toloh pendiri Fakultas Ekonomi USK. Lebih jauh lagi bahkan pernah menjadi dosen terbang di Fakultas Ekonomi USK. 

"Beliau jadi dosen terbang dan sangat bangga, selalu cerita kepada kami bahwa beliau terbang ke Aceh dan memberi kuliah," kata Adli Abdullah mengutip pernyataan Prabowo dengan wajah senah hati dan berseri-seri kala itu.

Menurut Praboeo, Soemitro berjuang bersama rakyat Aceh dengan saling mendukung di masa-masa sulit, seperti saat pergolakan di tahun 1950-an. 

"Sekali lagi Prabowo menegaskan kepada tokoh Aceh dalam suasananya mengenang 19 tahun tsunami itu, bahwa sejarah serta hubungan emosionalnya keluarganya dengan Aceh tidak berhenti meski kisah itu sudah lama berlalu," tutur Adli Abdullah yang juga Dosen Senior Hukum Adat tersebut. (MR/E-4) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya