Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hati-hati, Bencana Hidrometeorologi Masih Mengancam Jawa Tengah 

Akhmad Safuan
22/1/2025 12:47
Hati-hati, Bencana Hidrometeorologi Masih Mengancam Jawa Tengah 
Pencarian korban longsor di Desa Kesimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan kembali dilanjutkan(MI/Akhmad Safuan)

BENCANA hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung masih menjadi ancaman serius sejumlah daerah di Jawa Tengah. Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi di 25 daerah di Jawa Tengah.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Farita Rachmawati mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi di 25 daerah Jawa Tengah. Bahkan di perairan, ada potensi terjadinya gelombang tinggi hingga mencapai 4 meter yang bisa membahayakan aktivitas pelyaran.

"Warga yang berada di daerah dengan potensi bencana hidrometeorologi harap waspada," kata Farita Rachmawati, Rabu (22/1).

Berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca, Rabu (22/1) pukul 05.30 WIB, pagi pada umumnya berawan dan hujan ringan turun di kawasan pegunungan dan daerah Pantura. Memasuki siang, sore hingga awal malam berpeluang terjadi hujan ringan-sedang mengguyur seluruh daerah di Jawa Tengah, bahkan dapat berubah menjadi cuaca ekstrem.

Daerah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem, menurut Farita Rachmawati, yakni Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Ungaran, Temanggung, Kendal, Batang, Kajen, Pemalang, Slawi, Brebes, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan daerah berpeluang diguyur hujan ringan-sedang, ungkap Farita, yakni Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal. "Angin dari arah barat laut ke timur dan selatan ke barat laut berkecepatan 3-30 kilometer per jam, suhu udara 19-32 derajat celcius, kelembaban 60-95 persen, tinggi gelombang di perairan utara 0,75-2,5 meter dan di perairan selatan 1,3-4 meter," ungkapnya.

10 Daerah

Sementara itu Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana telah meminta pada seluruh jajaran pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk siaga menghadapi ancaman bencana yang dipicu cuaca ekstrem. "Saya minta kepala daerah memastikan kesiapan lokasi pengungsian dan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat terdampak," ujarnya.

Berdasarkan data dari BPBD Jawa Tengah, bencana hidrometeorologi yang melanda provinsi ini sampai Selasa (21/1), terjadi di 10 Daerah di Jawa Tengah yakni Brebes, Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kendal, Pekalongan, Grobogan, Demak, Banjarnegara, dan Sragen. Hal ini berdampak ribuan rumah terendam, fasilitas umum rusak, ratusan warga terpaksa mengungsi serta ratusan hektare lahan pertanian terendam.

Nana meminta para pengungsi harus segera dievakuasi ke lokasi-lokasi yang sudah disiapkan dengan koordinasi, kolaborasi dan sinergi lintas sektor. Perlu juga untuk memperbaiki lahan-lahan yang telah beralih fungsi, guna mengurangi risiko bencana.

Sebagai bentuk tanggap darurat, Pemprov Jawa Tengah menyalurkan bantuan logistik senilai Rp478 juta untuk warga terdampak di Kabupaten Brebes yang dananya berasal dari Dinas Sosial sebesar Rp284 juta, Dinas Ketahanan Pangan Rp120 juta dan BPBD Jateng Rp74 juta.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya