Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Banjir Rob Nyaris Melumpuhkan Perekonomian Warga Pantura Jawa Tengah

Akhmad Safuan
13/1/2025 10:03
Banjir Rob Nyaris Melumpuhkan Perekonomian Warga Pantura Jawa Tengah
Akibat banjir rob pasar dan tempat pelelangan ikan tutup karena terendam di sejumlah daerah lumpuh dan aktivitas warga terganggu.(MI/AKHMAD SAFUAN)

BANJIR air laut pasang (rob) masih merendam sejumlah daerah di Pantura Brebes-Rembang,  Jawa Tengah Senin (13/1), warga mengalami kesulitan dan ekonomi nyaris lumpuh serta lalulintas tersendat akivat jalur Pantura Semarang-Demak kembali terendam.

Pemantauan Media Indonesia Senin (13/1) sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang dan Demak masih terendam banjir rob dengan ketinggian 0,2-1,5 meter, bagian jalur Pantura Semarang-Demak sejak dini hari kembali terendam banjir dengan ketinggian 20-50 centimeter mengakibatkan lalulintas tersendat hingga beberapa kilometer.

Dampak cukup terasa akibat banjir rob yang mulai datang pukul 19.00 WIB tersebut, warga berada di daerah pesisir Pantura Jawa Tengah mengalami kesulitan karena perekonomian nyaris lumpuh dengan ikut terendamnya sejumlah ruas jalan, pasar, tempat pelelangan ikan (TPI), komplek pertokoan dan sejumlah sekolah serta perkantoran.

"Meskipun gelombang tidak terlalu tinggi, tetapi bekaran kesulitan menambatkan hapal dan menjual hasil tangkapan karena TPI terendam banjir," ujar Sugimin50, nelayan di Wedung, Kabupaten Demak.

Demikian juga diungkapkan Anshori, nelayan di Klidang Lor, Kabupaten Batang bahwa dampak terendam rob sejumlah TPI tutup dan tidak melakukan kegiatan pelelangan, sehingga hasil tangkapan nelayan terpaksa dibawa dan dijual sendiri ke pasar atau tengkulak yang langsung mendatangi nelayan, sehingga harga ikan dihargai rendah.

Selain itu pedagang di sejumlah pasar tradisional seperti pasar di Demak mengeluhkan kondisi pasar yang terendam banjir rob seperti Pasar Sayung Pasar Gebang dan Wedung, selain khawatir banyak dagangan rusak juga sepi pembeli karena engdan berangkat ke pasar. "Biasanya dagangan sudah habis pada pukul 09.00 WIB, tetapi sekarang hingga siang tidak terjual," ujar Tuminah,60, pedagang sayuran di Pasar Sayung.

Keluhan serupa diungkapkan Ashar,53, sopir angkutan barang di Semarang bahwa akibat banjir rob ini transportasi pengirim barang terganggu, selain setiap hari harus melintasi banjir di Sayung, juga tersendat bahkan macet cukup lama juga kendaraan cepat rusak akibat terendam air asin. "Setiap hari saya kirim barang paket ke Demak dan Kudus, terpaksa harus melewati rob," imbuhnya.

Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Doni Prastio mengatakan air laut pasang (rob) dengan ketinggian 90-100 centimeter di perairan utara Jawa Tengah, masih ayan berlangsung hingga beberapa hari kedepan setiap pukul 19.00-23.00 WIB, sehingga dampaknya banjir rob berpotensi merendam sejumlah daerah di pesisir Pantura.

Banjir Rob ini, lanjut Doni Prastio, mengganggu aktivitas warga di pesisir Pantura seperti transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam, sehingga warga di kawasan ini untuk waspada dengan kemungkinan banjir lebih besar, mengingat cuaca ekstrem juga masih terjadi menyebabkan sungai meluap.

Selain itu akibat banjir rob ini, Polres Pemalang memberikan bantuan sembako kepada ratusan keluarga di Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, karena banjir rob merendam rumah warga tersebut menjadikan warga kesulitan untuk beraktivitas serta mengalami keterpurukan ekonomi.

"Semoga bantuan sembako yang tidak seberapa ini auan dapat meringankan beban warga akibat terendam banjir rob," kata Kepala Polres Pemalang Ajun Komisaris Besar Eko Sunaryo.

Kondisi rob di Bandengan, Kabupaten Kendal yang sudah sepuluh tahun berlangsung hingga kini masih tetap merendam hingga menyulitkan nelayan maupun warga umumnya, karena setiap hari saat rob meningkat warga keluar masuk desa harus melintasi banjir dengan ketinggian hingga 75 centimeter, termasuk anak-anak sekolah tanpa sepatu menuju ke sekolah yang juga terendam. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya