Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
CUACA ekstrem berpotensi meningkat di 32 daerah di Jawa Tengah Minggu (12/1), banjir air laut pasang (rob) juga kembali merendam di sejumlah daerah di Pantura dan bencana hidrometeorologi melanda di sejumlah daerah hingga membuat warga harus meningkatkan kewaspadaan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minggu (12/1) kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah setelah sebelumnya banjir dan angin ribut menerjang di sejumlah daerah seperti Jepara, Grobogan dan Kabupaten Semarang, karena cuaca ekstrem kembali berpotensi di 32 daerah.
Bencana banjir air laut pasang (rob) juga kembali merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, bahkan jalur Pantura Semarang-Demak memasuki dini hari terendam dengan ketinggian air 10-30 centimeter hingga ratusan kendaraan melintas harus berjalan merambat di sepanjang 1,5 kilometer. "Setelah sebelumnya air rob surut, kini banjir merendam kembali jalur Pantura," kata Jafar,56, warga Sayung, Demak.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Farita Rachmawati mengatakan tidak hanya banjir rob merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir juga kembali berpotensi di 32 daerah, terutama di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Pantura bagian tengah, Solo Raya dan Pesisir Selatan.
"Dampak cuaca ekstrem ini dapat mengakibatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, sehingga diminta agar warga di daerah tersebut kembali diingatkan untuk mewaspadainya," kata Farita Rachmawati.
Berdasarkan pengamatan citra satelit cuaca Minggu (12/1) pukul 06.00 WIB, lanjut Farita Rachmawati, cuaca ekstrem berpotensi di Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Demak dan Ungaran.
Selain itu cuaca ekstrem di Jawa Tengah, menurut Farita Rachmawati, juga berpotensi di daerah Temanggung, Kendal, Batang, Kajen, Pemalang, Slawi, Brebes, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa. "Hujan ringan-sedang berpeluang di Klaten, Jepara, Surakarta, Semarang, Pekalongan dan Tegal," tambahnya.
Angin bertiup dari barat laut ke timur dan selatan ke barat laut, ungkap Farita Rachmawati, berkecepatan 3-30 kilometer per jam, suhu udara berkisar 19-32 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 60-95 persen, sedangkan ketinggian gelombang di perairan utara 0,5-1,25 meter dan di perairan selatan Jawa Tengah 0,5-2,5 meter.
Sementara itu Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Sediyanto mengungkapkan cuaca buruk yakni hujan dan angin kencang juga berpeluang di perairan utara, sehingga diminta agar aktivitas warga di laut seperti nelayan, kapal tongkang, pelayaran penyeberangan antar pulau untuk mewaspadai kondisi cuaca tersebut.
"Air laut pasang (rob) juga kembali meningkat dengan ketinggian mencapai 100 centimeter pada pukul 19.00-23.00 WIB, hal ini berdampak kembali terjadi banjir rob di sejumlah daerah di Pantura pada tengah malam hingga dini hari," ujarnya. (H-2)
Selain bantuan perumahan, masyarakat juga akan mendapatkan dukungan berupa alat bantu usaha
Warga Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Demak Sholikin,55, mengatakan warga cukup kesulitan untuk pulang ke desa, sehingga sampai pagi memilih bertahan di pabrik menunggu banjir rob surut.
BMKG mempredikasi air laut pasang (rob) berpotensi masih akan berlangsung hingga Rabu (8/1) besok, bahkan rob juga akan kembali berlangsung pada 12-21 Januari mendatang.
Banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Jepara, Demak, Kendal, Pekalongan, Pemalang hingga Brebes semakin tinggi Selasa (7/1), hingga mencapai 20-110 centimeter.
Air laut pasang (rob) dan hujan lebat mengakibatkan banjir rob di Kabupaten Demak semakin meninggi Rabu (8/1) dini hari.
Gelombang pasang di pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi mulai terjadi sejak beberapa hari terakhir. Puncaknya terjadi pada Senin (11/3) sekitar pukul 20.30 WIB.
Fenomena alam itulah yang menyebabkan banjir rob di pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi sejak Senin (11/3) malam.
Banjir rob yang terjadi di pesisir pantai Rancabuaya menyebabkan 515 kepala keluarga terdampak bencana.
WARGA pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih mewaspadai potensi gelombang pasang. Kekhawatiran itu menyusul terjadinya banjir rob pada Rabu (16/10).
Sejumlah hal akan diupayakan oleh Pemprov Jabar. Di antaranya normalisasi sungai, pembuatan tanggul, serta relokasi bertahap penduduk.
Meski rumahnya terendam banjir warga tetap menempati rumahnya karena tidak ada fasilitas untuk mengungsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved