Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PULUHAN kabupaten dan kota di Jawa Tengah (Jateng), diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi akibat munculnya bibit siklon 97S. Ancaman cuaca ekstrem bisa terjadi hingga tiga hari mendatang.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo mengatakan ada kabupaten dan kota di Jateng yang berpotensi cuaca esktrem.
“Karena itu, kami mengimbau kepada pihak terkait untuk waspada. Kami minta masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” jelasnya pada Jumat (10/1).
Bibit siklon 97S terpantau muncul di Samudra Hindia tepatnya di selatan Banten yang menyebabkan pola belokan angin dan pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Jateng.
“Kemudian aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di Jawa bagian tengah, berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif di Jateng. Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas. Serta kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jateng,” ujarnya.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang bisa disertai petir, kilat, dan angin kencang di beberapa wilayah di Jateng.
“Yang perlu waspada pada Jumat (10/1) adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Surakarta, Temanggung, Salatiga, Kabupaten Semarang, Brebes, dan sekitarnya,” katanya.
Kemudian, pada Sabtu (11/1) adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten dan Kota Magelang. Lalu Wonogiri, Sragen, Grobogan, Kudus, Demak, Pati, Blora, Rembang, Kabupaten dan Kota Semarang, Temanggung, Salatiga, Kendal, Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
“Sedangkan pada Minggu, ada puluhan kabupaten dan kota yang berpotensi. Yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo dan Surakarta. Wilayah lainnya adalah Sragen, Grobogan, Kudus, Jepara, Demak, Pati, Blora, Rembang, Temanggung, Salatiga, Kabupaten dan Kota Semarang, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya,” tambahnya. (LD/J-3)
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Sembilan daerah di Jawa Tengah masih berpotensi hujan sedang-lebat, bahkan dapat meningkat menjadi ekstrem sehingga diminta warga tetap waspada.
Hujan yang masih terjadi pada Mei 2025 disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil dan sehingga mengakibatkan fenomena kemarau basah.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di 27 daerah terutama kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya dan Jawa Tengah bagian selatan.
Cuaca ekstrem masih berpotensi di 12 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Cuaca ekstrem berpotensi di Jawa Tengah terjadi di sejumlah daerah di kawasan pegunungan, dataran tinggi, dan pantura bagian barat-timur.
BMKG memprediksi cuaca ekstrim masih mengintai sejumlah wilayah Indonesia, khususnya wilayah yang banyak dikunjungi selama libur sekolah,
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di sejumlah daerah tujuan wisata selama libur panjang sekolah.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di 23 daerah di Jawa Tengah Senin (16/6). Selain itu air laut pasang (rob) juga masih berlangsung di perairan utara Jawa Tengah.
Pada pagi kondisi cuaca di Jawa Tengah berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang berpeluang mengguyur secara merata dengan waktu bervariasi
Masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem jelang libur lebaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved