Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
CUACA ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi mengancam 25 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng). Ancaman bencana hidrometeorologi bisa terjadi akibat adanya bibit Siklon Tropis 94S di sekitar Samudera Hindia darat Daya Banten.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo mengatakan bahwa adanya bibir siklon tropis 94S di sekitar Samudera Hindia Barat Daya Banten, menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara, perlambatan angin, dan belokan angin di Jateng.
"Cuaca ekstrem juga dipicu adanya kelembaban udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas serta kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jateng,"katanya pada Minggu (5/1).
Menurutnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedanghingga lebat yang bisa disertai petir dan kilat serta angin kencang di sejumlah wilayah Jateng hingga Senin (6/1).
"Pada Senin, ada 25 kabupaten/kota yang berpotensi cuaca ekstrem. Yakni Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Brebes, Kab. Tegal, Pemalang, Kabupaten dan Kota Pekalongan, Batang, Kendal, Kabupaten dan Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Pati, Kudus, Rembang, Blora, Grobogan dan sekitarnya,"jelasnya
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. "Baik berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," tambahnya. (H-2)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Sembilan daerah di Jawa Tengah masih berpotensi hujan sedang-lebat, bahkan dapat meningkat menjadi ekstrem sehingga diminta warga tetap waspada.
Hujan yang masih terjadi pada Mei 2025 disebabkan oleh dinamika atmosfer yang belum stabil dan sehingga mengakibatkan fenomena kemarau basah.
Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi di 27 daerah terutama kawasan pegunungan, dataran tinggi, Solo Raya dan Jawa Tengah bagian selatan.
Cuaca ekstrem masih berpotensi di 12 daerah di Jawa Tengah, diminta warga untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Cuaca ekstrem berpotensi di Jawa Tengah terjadi di sejumlah daerah di kawasan pegunungan, dataran tinggi, dan pantura bagian barat-timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved