Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPOLISIAN Resor Gowa berhasil mengungkapkan peredaran dan pembuatan uang palsu di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan dan juga Sulawesi Barat, yang diproduksi dari dua lokasi, yaitu di Jalan Sunu 3 Kota Makassar, dan perpustakaan UIN Alauddin Kampus II Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam keterangan resmi, Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono di Mapolres Gowa, Kamis (19/12) disebutkan dalam kasus tersebut sudah diamankan 17 orang sebagai tersangka, dan masih ada tiga orang lainnya dalam pencarian orang (DPO).
Kapolda Sulsel membeberkan kronologi penangkapan berawal dari personel Polsek Pallangga mendapat informasi dari warga terkait adanya peredaran uang palsu sehingga dibentuk tim gabungan.
"Untuk menindaklanjuti kebenaran informasi tersebut dan untuk mengungkap peredaran uang palsu yang dibuat oleh para pelaku," sebut Yudhiawan.
Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan bahwa pelaku Mubin telah melakukan transaksi dengan Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim untuk melakukan jual beli uang palsu di sekitar wilayah Gowa dan Kota Makassar. Mubin telah melakukan transaksi jual beli mata uang palsu/pengedaran uang palsu kepada tersangka lain, yakni Kamarang, Irfandi, Satariah, Sukmawati, dan Andi khaeruddin.
Uang palsu dengan pecahan Rp100 ribu yang telah diedarkan Mubin didaptakan dari Andi ibrahim. "Yang setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut diketahui Andi ibrahim mendapatkan uang tersebut dari Syahruna, yang dikenalnya melalui Annar Salahuddin Sampetoding (masih DPO). Dan uang tersebut, dicetak sendiri oleh Syaruna di rumahnya di Jalan Sunu Makassar," sebutnya.
Dari sana diketahui juga jika pembelian bahan baku untuk pembuatan mata uang palsu pecahan Rp100 ribu dibiayai Annar Salahuddin Sampetoding melalui perantara John Biliater Panjaitan. "Bahan baku dibeli melalui importir bernama Reza, khusus kertas konstruk dan tinta, sementara bahan baku lain dibeli melalui aplikasi online," lanjutnya.
Setelah dilakukan pengembangan, polisi mendapat informasi jika barang bukti disimpan pelaku di gedung Perpustakaan UIN Alauddin, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Dipimpin Kasatreskrim Polres Gowa, AK Bahtiar, penggeledahan dilakukan 15 Desember 2024 di perpustakaan, yang disaksikan langsung Wakil Rektor I Bidang Akademik Pengembangan Lembaga UIN Alauddin Prof Kamaluddin Abunawas, dan Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan UIN Alauddin H Andi Aderus.
Kemudian, dilanjutkan penggeledahan di rumah Andi Ibrahim di BTN Minasa Upa Makassar, yang dilanjutkan dengan penggeledahan di rumah pengedar sekaligus pelaku jual beli uang palsu, Ambo Ala, di Jalan Batua Raya Makassar.
Dari sana, kemudian dilakukanlah penangkapan terhadap tersangka, dan yang pertama kali diamankan adalah Kamarang di Gantarang, Pallangga. Lewat penangkapan pertama, Polres Gowa menangkap tersangka Irfadi di kantor BNI Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota makassar. Dilanjutkan dengan penangkapan Mubin di parkiran kampus UIN Alauddin.
Selanjutnya, pada 8 Desember 2024, tim gabungan Satreskrim Polres Gowa dan unit Reskrim Polsek Pallangga Gowa menangkap Andi Ibrahim di rumahnya, lalu Syahruna di Jalan Sunu, rumah Annar Salahuddin Sampetoding.
Pada 9 Desember 2024, tim gabungan Satreskrim Polres Gowa menangkap Sukmawati dan Sattariah di rumah mereka masing-masing di Makassar, dan lagi-lagi melakukan penangkapan di rumah Annar Sampetoding, yaitu John Biliater Panjaitan.
Pada 10 Desember 2024, Andi Khaeruddin ditangkap di kantor BRI di Jalan Ahmad Yani Makassar. Lalu pada 13 Desember 2024, tujuh orang tertangkap di Mamuju dan Majene, Sulbar, dan satu orang ditangkap di Wajo.
"Hari ini kita rilis, dan selanjutnya akan kita informasikan kembali untuk perkembangannya. Kasus ini tidak hanya sampai di sini, kita akan usut hingga ke akar-akarnya," tegas Kapolres Gowa AKB Leonard T Simanjuntak, yang diamini Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono. (LN/J-3)
Menurut BI, uang palsu yang ada teridentifikasi dengan kualitas yang sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).
Peran ASS dalam sindikat produksi dan peredaran uang palsu itu adalah pembuat ide dan pemodal produksi uang palsu.
Bahkan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Rizky Ernadi, mengatakan kasus uang palsu yang telah diungkap Polres Gowa seperti gunung es.
Perwakilan BI menduga sudah banyak uang palsu yang beredar di masyarakat tidak hanya kasus peredaran dan pembuatan uang palsu di Makassar dan Gowa.
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Hamdan Juhannis memastikan Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, setelah terlibat peredaran dan pembuatan uang palsu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved