Anggota DPR RI Fraksi NasDem Prihatin Ada Pabrik Uang Palsu di Kampus

 Lina Herlina
18/12/2024 19:17
Anggota DPR RI Fraksi NasDem Prihatin Ada Pabrik Uang Palsu di Kampus
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem asal Sulawesi Selatan, Rudianto Lallo.(MI/Lina Herlina)

ANGGOTA Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem asal Sulawesi Selatan, Rudianto Lallo, prihatin atas temuan pabrik uang palsu yang beroperasi di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. 

Menurutnya, kejadian ini sangat mengejutkan dan jauh dari dugaan. "Kasus ini sungguh di luar dugaan, di luar nalar kita, kenapa? Karena pabrik uang palsu ini terjadi di lembaga pendidikan yang notabene berada di bawah naungan Kementerian Agama," ujar Rudianto.

Ia pun menekankan bahwa lembaga pendidikan seharusnya menjadi tempat untuk mencerdaskan anak bangsa, bukan tempat terjadinya praktik kejahatan. "Lembaga pendidikan yang seharusnya mencetak insan-insan berakhlak mulia dan berbudi pekerti, kini malah terlibat dalam praktik pembuatan uang palsu. Ini sangat memprihatinkan," tekannya.

Ia menegaskan bahwa kasus ini harus diungkap tuntas, dan ia meminta agar pihak kepolisian, khususnya Polres Gowa, untuk bertindak cepat dan menyelidiki kasus ini hingga ke akar-akarnya. 

"Ini momentum bagi Polres Gowa untuk membongkar kasus ini. Jangan sampai ada kelambanan dalam penyelidikan. Kami mendesak agar Kapolres dan penyidik tidak main-main, bongkar siapa aktor intelektual dan dalangnya," tegasnya.

Ia juga merasa sangat prihatin dengan fakta bahwa kejahatan ini terjadi di perpustakaan UIN Alauddin Makassar, yang seharusnya menjadi simbol peradaban dan ilmu pengetahuan. "Perpustakaan itu simbol peradaban ilmu, kenapa kejahatan bisa ditemukan di dalamnya?" tandas Rudianto.

Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena uang palsu yang ditemukan diduga memiliki teknologi tinggi, bahkan dikabarkan dapat dimasukkan ke dalam mesin ATM. "Uang palsu ini bisa dimasukkan ke dalam ATM, artinya teknologi pembuatannya sangat canggih. Kejahatan yang canggih tentu melibatkan orang-orang yang juga canggih," jelas Lallo. Setelah pengembangan lebih lanjut, ditemukan pula keterlibatan pihak luar, khususnya dari kalangan perbankan.

Rudianto pun mengingatkan agar kasus ini tidak dianggap enteng. "Ini harus diseriusi karena kejahatan ini merusak nama baik kita, khususnya di Sulawesi Selatan dan Makassar. Kami minta kepada pihak kepolisian untuk serius mengungkap siapa saja yang terlibat," ujarnya.

Terkait lambannya informasi mengenai perkembangan kasus ini, Rudianto Lallo menegaskan bahwa polisi seharusnya lebih transparan dan terbuka kepada publik. "Presisi itu salah satunya adalah transparansi. Jadi, jika ada hal yang ditutup-tutupi dalam proses penyelidikan, itu tidak sesuai dengan jargon 'Polri Presisi' yang digadang-gadang," ungkap Rudianto. 

Harapannya, pihak kepolisian dapat memberikan update secara rutin, agar masyarakat mengetahui perkembangan kasus ini. Karena jumlah uang yang diamankan sangat besar, Rp446.700.000 dengan emisi Rp100 ribu terbaru.

"Polres Gowa seharusnya bisa memberikan update setiap hari, memberi tahu siapa saja saksi yang sudah dipanggil, penemuan terbaru, dan apakah ada tersangka yang sudah ditetapkan," tambahnya. Lallo juga menekankan pentingnya mengungkap siapa yang mendanai kejahatan ini, apakah melibatkan pihak perbankan atau bahkan petinggi di UIN Alauddin Makassar.

Jika kasus ini tidak diungkap dengan transparan, Lallo mengancam akan meminta penyelidikan lebih lanjut melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR. "Jika ada indikasi bahwa kasus ini ditutup-tutupi, kami akan panggil untuk RDP. Kami tidak ingin kasus ini seperti kasus-kasus lainnya yang baru mendapat perhatian ketika sudah viral," tutupnya. (LN/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya