Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEJAK 2 Desember 2024 lalu, peredaran uang palsu (upal) yang diduga dicetak pada salah satu ruangan di Gedung Perpustakaan kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Samata, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ramai menjadi pembahasan.
Informasi tersebut beredar setelah rekan pelaku melakukan pembayaran kredit menggunakan uang palsu di salah satu perusahaan pembiayaan (finance) di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Dari sana, aparat kepolisian dari Polres Gowa melakukan penyidikan. Pihak Kepolisin Resor Gowa pun mengakui jika sudah mengamankan pelaku dan barang bukti dugaan pembuatan uang palsu di kampus negeri di bawah naungan Kementerian Agama tersebut.
Sayangnya, pihak Polres Gowa masih sangat berhati-hati memberi keterangan terkait hal itu. "Kami memberikan keterangan bahwa Polres Gowa sementara menangani kasus dugaan percetakan dan peredaran uang palsu. Tapi, untuk info selanjutnya belum bisa, karena masih dalam pengembangan. Jadi mohon bersabar, menunggu rilis resmi dari Polres Gowa," tukas Kasi Humas Polres Gowa Iptu Kusman Jaya pada Senin (16/12).
Kapolres Gowa AKB Reonald Trauli Simanjuntak yang dihubungi lewat sambungan telepon, mengaku baru akan memberikan keterangan awal, Senin (16/12) sore ini terkait kasus tersebut. "Tunggu yah, sore ini saya (sampaikan) rilis awal," singkatnya.
Sementara itu, pihak kampus UIN Alauddin hanya menyampaikan pernyataan secara tertulis yang dikirm melalui aplikasi WhatsApp. Dalam keterangan itu dituliskan tiga hal tentang adanya penangkapan pegawai UIN Alauddin terkait dengan penyebaran uang palsu.
"Pertama, pelaku yang ditangkap adalah murni oknum. Kedua, informasi yang menyebar di media hanyalah desas-desus karena polisi belum mengeluarkan penyataan terhadap detail kasus ini, dan belum ada penyampaian resmi ke pihak kampus. Dan ketiga, pihak kampus menunggu penyampaian resmi polisi dan bila terjadi pelanggaran hukum, kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang bersangkutan," tulis Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis.
Saat ini, di kampus II UIN Samata juga sedang berlangsung unjuk rasa oleh mahasiswa. Demonstrasi itu meminta Rektor UIN Alauaddin Prof Hamdan Juhanndi mundur dari jabatannya karena dinilai melakukan pembiaran, terjadi tindak kriminal pemalsuan uang di dalam lingkup kampus itu. (LN/J-3)
Satu tersangka pembuatan uang palsu di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sudah tertangkap oleh Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Wajo, Senin (16/12) .
Kasus ini sungguh di luar dugaan, di luar nalar kita, kenapa? Karena pabrik uang palsu ini terjadi di lembaga pendidikan yang notabene berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Empat di antaranya, yang diduga anggota jaringan peredaran dan pembuatan upal tersebut, tertangkap di Mamuju, Sulawesi Barat.
Salah satu bukti penting dalam penyidikan ini adalah mesin yang baru saja diperiksa oleh tim penyidik.
Jumlah uang yang diamankan dari pelaku pembuat uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar senilai Rp446.700.000 dengan pecahan Rp100 ribu terbaru.
Satreskrim Polres Gowa berhasil mengamankan tujuh orang tersangka jaringan peredaran dan pembuatan atau produksi uang palsu yang diproduksi oleh oknum pegawai UIN Alauddin Makassar di Sulawesi Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved