Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BI Sulsel Sebut Peredaran Uang Palsu seperti Gunung Es

 Lina Herlina
19/12/2024 21:34
BI Sulsel Sebut Peredaran Uang Palsu seperti Gunung Es
Rilis Polres Gowa terkait kasus produksi dan peredaran uang palsu yang melibatkan oknum pegawai UIN Alauddin Makassar.(MI/Lina Herlina)

PEREDARAN uang palsu menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia. Uang palsu tidak hanya merugikan individu yang menerimanya, tetapi juga mengurangi kepercayaan terhadap salah satu simbol kedaulatan negara, yaitu rupiah.

Bahkan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Rizky Ernadi, mengatakan kasus uang palsu yang telah diungkap Polres Gowa seperti gunung es. Karena, menurutnya, kasus tersebut hanya pemukaannya saja. Sedangkan uang palsu yang mungkin sudah beredar jauh lebih banyak. Hal itu disampaikannya saat mengikuti konferesi pers pengungkapan peredaran dan pembuatan uang palsu di Polres Gowa, Kamis (19/12) 

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri uang rupiah yang asli. "Masyarakat harus lebih berhati-hati, terutama saat bertransaksi dengan pecahan besar, seperti uang Rp100 ribu," ungkapnya.

Ada pun ciri-ciri uang rupiah harus diperhatikan dengan seksama. "Memang tidak mudah melihatnya secara kasat mata. Salah satu cara adalah dengan memiringkan uang untuk melihat efek shifting color (perubahan warna). Masyarakat juga diingatkan untuk memperhatikan micro text pada uang. Jika gambar terlihat buram, itu bisa menjadi indikasi bahwa uang tersebut palsu. Pencetakan uang palsu biasanya menggunakan bahan yang berbeda, sehingga hasilnya tidak sebaik uang asli," urainya.

Hanya saja, katanya, untuk kasus uang palsu yang diungkap Polres Gowa tersebut pihaknya bukan dalam kapasitas menilai persentase kemiripan uang asli dengan uang palsu yang beredar tersebut. "Kenali saja ciri-cirinya," tukas Rizky.

Ia mengimbau jika seseorang menemukan uang palsu, tidak ada cara untuk menukarnya. "Uang palsu tidak dapat diganti. Jika Anda menemukan uang palsu, laporkan ke polisi atau Bank Indonesia. Namun, Anda akan mengalami kerugian karena uang tersebut tidak dapat ditukar," tegasnya.

Sebagai langkah preventif, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri uang rupiah dan pentingnya menggunakan metode pembayaran yang aman. "Kami akan melaksanakan sosialisasi setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang uang palsu dan cara menghindarinya," tutupnya.

Dengan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan tidak menjadi korban peredaran uang palsu yang merugikan. (LN/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya