Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPOLISIAN Resor Gowa, saat ini sedang menangani perkara uang palsu yang terungkap sejak awal Desember 2024. Berdasarkan hasil penyelidikan, duit ilegal itu dibuat di ruangan Perpusatakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar Muhammad Khalifa Mustami mengaku, tetap menunggu pihak kepolisian, dan pihak kampus akan selalu kooperatif untuk bekerja sama dan memberi keterangan sesuai dengan kebutuhan.
"Saya tidak tahu, saya tidak bisa memberikan informasi terkait, karena kita tahu ini setelah beredar informasi, jadi terkait uang palsu itu tentu kami akan menunggu rilis dari polisi, saya pikir polisi punya mekanisme tersendiri terkait itu, yang bisa saya sampaikan terkait oknum itu pasti di internal kami akan ambil tindakan tegas terkait dengan oknum tersebut," jelas Khalifa, Senin (16/12).
Terkait yang ditangkap karena membuat dan mengedarkan uang palsu adalah kepala perpustakaan dan salah satu staf, ia juga hanya membenarkan jika memang ada penangkapan. "Informasi yang kami terima, bahwa kepala perpustakaan dan ada satu staf, karena kami sudah mendapatkan konfirmasi itu, kami juga lakukan upaya-upaya tindakan tegas untuk itu, pastilah dinonaktifkan jika terbukti, kalau sanksi tegasnya itu, pasti kita nonaktifkan sebagai kepala perpustakaan itu pasti. Sementara untuk pemecatan itu ada mekanismenya sendiri," serunya.
Kasus ini telah ditingkatkan ke tahap penyidikan, dan telah mengamankan 15 tersangka. Menurut Kapolres Gowa AKBP Reonald T Simanjuntak, dari 15 tersangka itu, sembilan di antaranya sudah ditahan, sementara lima lainnya dalam perjalanan dari Mamuju, Sulawesi Barat, dan satu tersangka berasal dari Wajo.
"Kami masih mengembangkan kasus ini dan mungkin akan ada tersangka lainnya, jadi kami mohon kesabaran dari semua pihak," ujar Reonald.
Salah satu bukti penting dalam penyidikan ini adalah mesin yang baru saja diperiksa oleh tim penyidik. Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja sama super tim, di mana Polres Gowa melakukan joint investigation dengan melibatkan teknologi scientific investigation. Tim ini juga bekerja sama dengan Labfor, Bank Indonesia, BRI, BNI, serta mendapatkan dukungan dari Rektor salah satu universitas di Gowa.
"Kami mendapatkan barang bukti di dalam kampus salah satu universitas di Gowa," tambah Reonald.
Kapolres menekankan pentingnya pengungkapan kasus ini dilakukan secara bersama-sama dan tidak ingin melakukan blunder. "Rektor universitas tersebut sangat mendukung pengungkapan kasus ini hingga ke akar-akarnya," katanya.
Dalam penyidikan ini, pihak kepolisian telah mengumpulkan 100 barang bukti. Kasus ini bermula dari penemuan uang palsu senilai Rp500 ribu dengan emisi terbaru.
Dari pengembangan kasus, pihak kepolisian berhasil menemukan total uang palsu senilai Rp446.700.000, yang terdiri dari pecahan Rp100 ribu, di salah satu kampus yang dada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Lokasi awal penyidikan kasus ini terletak di Kecamatan Pallangga, Gowa. Di sana didapati transaksi uang palsu senilai Rp500 ribu pertama kali ditemukan. Pihak kepolisian berharap dapat segera menyelesaikan kasus ini dan memberikan keadilan bagi masyarakat.
Kapolres Gowa menegaskan bahwa pihaknya akan merilis informasi lebih lanjut mengenai kasus ini, dan semua perkembangan akan disampaikan langsung oleh Kapolda. "Kami akan mengedepankan praduga tak bersalah dan mengumpulkan alat bukti dengan hati-hati. Kami tidak ingin salah dalam mempersangkakan orang," tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung rektorat, Kampus II Samata, Jalan Sultan Alauddin, Kelurahan Romang Polong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, meminta pertanggungjawaban Rektor UIN Alauddin Makassar, karena diduga uang-uang palsu tersebut di buat atau dicetak di salah satu ruangan di gedung Perpustakaan kampus tersebut, yang melibatkan petinggi kampus.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa, bergantian melakukan orasi, tepat di depan pintu masuk gedung rektorat UIN Alauddin. Mereka juga membentangkan spanduk, bertuliskan, 'Tolak Pembungkaman Mahasiswa. Copot Rektor UIN Alauddin'.
Muhammad Rizky, Sekjen Demonstran menegaskan, jika kenapa mereka menuntut pencopotan Rektor UIN Alauddin, lantaran Rektor merupakan orang yang paling bertanggung jawab, karena telah melakukan pembiaran di dalam lingkungan kampus.
"Segala yang dilakukan rektor saat ini, adalah motif untuk melindungi pembuatan uang palsu di Kampus UIN Alauddin yang letaknya di perpustakaan. Itu sangat mencoreng dan menjadi dosa besar di dunia pendidikan," tegas Rizky.
Mahasiswa juga mengaku, menerima informasi jika ada hampir Rp2 miliar uang palsu yang di dapatkan oleh kepolisian sebagai barang bukti, yang diangkut bersama pelaku tepat di belakang gedung rektorat. "Jadi arahnya memang ke sana. Jika rektor punya sifat kesatria, maka dia harus mengundurkan diri," tutup Rizky.
(LN/I-2)
Setelah diamankan sementara di Polres Mamuju, para tersangka kemudian dibawa ke Gowa, untuk pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut bersama tersangka lain.
Lokasi awal penyidikan kasus ini terletak di Kecamatan Pallangga, Gowa.
Pengungkapan perkara ini dilakukan bersama-sama tim sehingga memudahkan penyelidikan termasuk pihak petinggi kampus dengan meminta agar kasus ini diungkap sampai ke akar-akarnya.
Cek uang 50 ribu-mu! Tips jitu membedakan uang asli vs palsu. Hindari penipuan! Panduan lengkap, mudah diikuti, 100% ampuh. Klik sekarang!
Deteksi uang palsu! Pelajari cara mudah membedakan uang asli & palsu dengan tips jitu ini. Hindari penipuan & lindungi dompetmu. lihat sekarang!
Cek uang 100 ribu palsu dengan mudah! Pelajari ciri-ciri uang asli & cara membedakannya. Hindari penipuan, lihat panduan lengkapnya di sini!
Tips ampuh bedakan uang asli & palsu! Cek ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan 3D: Dilihat, Diraba, Diterawang. Jangan sampai tertipu! Klik di sini!
Sekar Arum Widara mengaku mendapatkan uang palsu dari sindikat yang ada di Bogor. Sindikat peredaran dan pabrik uang palsu itu sebelumnya diungkap penyidik Polsek Tanah Abang
MANTAN artis drama kolosal, Sekar Arum Widara, 41, mengaku memakai uang palsu sebanyak Rp10 juta untuk beramal di Masjid Istiqlal. Pengelola Masjid Istiqlal pun buka suara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved